Sumber: www.creationMoments.com:
Coba gunakan lem super dalam kondisi basah, dan Anda akan menemukan bahwa lem itu tidak begitu super. Bahkan epoksi pun tidak bekerja dengan baik di dalam air. Para ilmuwan akhirnya memutuskan untuk beralih ke kerang, binatang yang dianggap rendah, untuk mempelajari cara membuat lem yang lebih baik untuk digunakan di lingkungan basah. Remis, sejenis kerang, membuat lem mereka di bawah air, namun lem tersebut dapat menahan kekuatan seribu pon per inci persegi. Lem yang dihasilkan kerang remis bahkan bisa menempel pada Teflon! Kerang remis mulai dengan membuat lem dalam dua bagian, masing-masing bagian dibuat oleh kelenjar yang terpisah. Satu kelenjar menghasilkan protein yang seperti resin. Kelenjar lainnya membuat pengeras. Ketika keduanya dicampur, mereka mengeras menjadi untaian hanya dalam beberapa menit. Kerang remis akan membuat banyak untaian ini saat mengikatkan diri pada batu. Semakin banyak untaian ini dibuat, mereka mulai saling terkait satu sama lain, sangat menambah kekuatan ikatan. Kerang remis membuat antara lima dan sepuluh jenis untaian protein yang berbeda, dengan hati-hati membatasi ikatan silang yang terjadi untuk menghasilkan kekuatan terbesar. Tanpa campuran ini, ikatan akan rapuh dan mudah putus. Ciptaan Tuhan dirancang dengan luar biasa. Rancangannya masih mengajari kita bagaimana melakukan hal-hal sederhana dengan lebih baik. Teori evolusi bergantung pada peristiwa kebetulan acak yang, seandainya pun dapat dipercaya, tidak dapat mengajarkan apa pun kepada kita. Catatan: Discover, 2/03, hlm. 22-23, Alan Burdick, ‘Cement on the Half Shell.’