Sumber: www.wayoflife.org
Berikut ini kutipan dari “Gereja Presbiterian Bersejarah, ” The Christian Post, 20 Juni 2023: “Untuk pertama kalinya dalam hampir 200 tahun, sebuah gereja Presbiterian di San Francisco mengadakan kebaktian Minggu yang menampilkan para penari drag [Editor: drag adalah istilah yang mengacu kepada ketika seorang lelaki atau perempuan berdandan sebagai lawan jenis] yang berbicara kepada penonton yang termasuk anak-anak kecil. Calvary Presbyterian Church di San Francisco menyelenggarakan acara ‘Drag Queen Bible Story Hour’ pada hari Minggu dengan advokat LGBT Rev. Jane Spahr dan artis ‘Joann Fabrixxx’ dan ‘Flamy Grant’ … Sebuah posting Facebook dari 18 Juni berbunyi sebagian seperti ini: ‘Kami bersyukur kepada Tuhan atas keanekaragaman yang ada di dunia ini dan berpegang pada kebenaran bahwa masing-masing dari kita diciptakan menurut gambar Allah dan dicintai oleh Allah. Atas karunia Drag Queens, ya Tuhan, kami berterima kasih!’ …
Pada tahun 2015, Presbyterian Church USA (PCUSA) memberikan suara untuk menyetujui amandemen konstitusinya untuk secara resmi mengubah definisi pernikahan mereka untuk memasukkan pasangan sesama jenis. Calvary Presbyterian didirikan sebagai jemaat pada bulan Juli 1854. … Gereja itu sekarang menganjurkan untuk menggunakan kata ganti orang ketiga jamak untuk Tuhan dan bahkan memasang spanduk di atas pintu masuk gereja yang bertuliskan, ‘GOD: the original they/them.’”
[KESIMPULAN: “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat … Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; … dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian … Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan … Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk! … Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat. Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan. Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu” (2 Petrus 2:1, 2, 4, 6, 9, 10, 14, 17-19).