Sekolah Tinggi yang Pastinya Akan Spurgeon Cela Memberikan Gelar Kepada Dia

Sumber: www.wayoflife.org

Pada tanggal 8 Juli, Spurgeon’s College secara anumerta menganugerahkan gelar kehormatan Master dalam gelar teologi kepada tokoh yang menjadi basis nama mereka, Charles Spurgeon. Dia menggembalakan Metropolitan Tabernacle pada masa kejayaan gereja itu dan mendirikan Pastor’s College pada tahun 1856. Sekitar 900 pengkhotbah dilatih selama hidupnya. Persyaratan masuk adalah kelahiran baru dengan kesaksian keselamatan yang jelas, memegang doktrin yang sehat, karakter Kristen yang baik, panggilan untuk berkhotbah yang dapat dibuktikan, pengalaman berkhotbah selama dua tahun, dan kemampuan untuk menyelesaikan program itu. Hal-hal yang paling penting dari poin-poin di atas tidak lagi diharuskan hari ini. Pada tahun 1887, Spurgeon memimpin Metropolitan Tabernacle keluar dari Baptist Union karena liberalisme theologi asosiasi itu. Dia menyebut masalah itu sebagai “Kontroversi Penurunan,” memperingatkan bahwa bidat merendahkan kebenaran Alkitab. Spurgeon meninggal pada tahun 1892, dan Baptist Union melanjutkan jalan kemurtadan.

Pastor’s College diubah namanya menjadi Spurgeon’s College pada tahun 1923, dan pada waktu itu, perguruan tinggi tersebut sudah berasosiasi lagi dengan Baptist Union dan tidak lagi berasosiasi dengan Tabernacle Metropolitan. Dari tahun 1961-1977, perguruan tinggi tersebut dipimpin oleh George Beasley-Murray yang menyatakan bahwa Yesus salah mengenai waktu Kedatangan-Nya yang Kedua, bahwa Injil Yohanes tidak ditulis oleh Yohanes, dan bahwa keselamatan tidak lengkap tanpa pembaptisan. Lynn Green, presiden wanita pertama dari Baptist Union (2013), adalah lulusan Spurgeon’s College. Dia menerima tepuk tangan meriah untuk khotbah pengukuhannya, ketika dia menyatakan, “Saya percaya bahwa persatuan kita siap untuk perubahan generasi … Ini saatnya untuk … merangkul cara-cara baru untuk abad ke-21.” Ini adalah filosofi dari emerging-church: gereja baru untuk waktu yang baru. Charles Spurgeon tidak ragu-ragu dalam pembelaannya yang sungguh-sungguh terhadap iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus, dan tidak ada keraguan bahwa jika pejuang rohani tua itu masih hidup hari ini, dia akan mencela sekolah yang menyandang namanya.

This entry was posted in Emerging Church, Liberalisme. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *