Sumber: www.wayoflife.org
Dengan pengabdian buta pada hipotesis evolusi, NASA telah meluncurkan satelit baru “untuk menjelajahi asal usul alam semesta.” SPHEREx adalah kependekan dari Spectro-Photometer for the History of the Universe, Epoch of Reionization and Ices Explorer. “Misi ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang fenomena yang dikenal sebagai inflasi kosmik, yang merujuk pada perluasan alam semesta yang cepat dan eksponensial dari satu titik dalam sepersekian detik setelah Big Bang yang terjadi sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu” (“NASA SPHEREx telescope,” Reuters, 12 Maret 2025). NASA mengklaim bahwa inflasi kosmik “menyebabkan alam semesta mengembang hingga satu triliun triliun kali lipat dalam sepersekian detik setelah Big Bang” (“NASA Launches,” 12 Maret 2025, nasa.gov). Ini menggelikan dan sama sekali tidak ilmiah. Menurut Big Bang, alam semesta dengan kompleksitas yang membingungkan beserta bumi dengan kehidupan di dalamnya adalah hasil dari sebuah kecelakaan atau, lebih tepatnya, segudang kecelakaan yang tak terhitung banyaknya, semuanya berasal dari ketiadaan, ketepatan jam atom adalah hasil dari sebuah ledakan, kehidupan muncul dari non-kehidupan, dan kecerdasan muncul dari non-kecerdasan. NASA sudah benar pada bulan Desember 1968 ketika kru Apollo 8, manusia pertama yang melakukan perjalanan ke bulan, membaca dari Kitab Kejadian 1. Sekitar satu miliar orang di 64 negara mendengar suara tiga astronot NASA membaca dari satu-satunya kisah penciptaan yang akurat yang ada. Para astronot mengakhiri dengan kata-kata, “dan Tuhan memberkati kalian semua, kalian semua di Bumi yang baik.” Bumi ini baik karena Bumi ini diciptakan secara ilahi.