Rick Warren & Oprah Winfrey

(Berita Mingguan GITS Maret2013, sumber: www.wayoflife.org)

Pada tanggal 24 Februari (2013), Rick Warren muncul untuk kedua kalinya dalam acara Lifeclass milik Oprah Winfrey untuk mendiskusikan tujuan kehidupan. Seperti yang dia lakukan dalam penampilannya di Ted Talks, Warren tidak menyinggung dosa, pertobatan, salib, ataupun kebangkitan Yesus Kristus. Sebaliknya, dia memberikan suatu dosis besar kuasa berpikir positif, yang tidaklah mengherankan karena itu adalah tema utama Oprah dan dia tidak mungkin mengundang Warren kalau dia berpikir Warren akan memberitakan pesan Injil yang tegas. Winfrey adalah salah satu promotor kesesatan New Age yang paling berpengaruh di dunia hari ini; namun demikian dia mengklaim diri seorang Kristen, bahkan seorang Baptis. Dia sering berbicara tentang bagaimana dia dibesarkan dan bagaimana gereja membentuk kehidupannya, tetapi dia mencampurkan iman Kristiani dengan spiritualitas kafir. Dia dibesarkan di sebuah gereja Baptis di Mississippi, putri seorang diaken. Setelah masa muda yang penuh pemberontakan, dia “bertobat” dan bergabung dengan sebuah gereja Baptis di Nashville dan sering berbicara dalam konteks gereja; tetapi dia menolak “hal-hal negatif” dari iman alkitabiah, seperti kejatuhan manusia dan keselamatan hanya melalui Kalvari. Dia menggunakan istilah-istilah alkitabiah tetapi mendefinisikan kata-kata itu dengan kamus New Age. Dalam sebuah acara dengan Shirley MacLaine, Oprah mengatakan bahwa lahir baru sama dengan “terhubung kepada Diri sendiri yang lebih tinggi” dan bahwa “mintalah maka akan diberikan kepadamu” adalah sama dengan mencari jawaban di dalam “Dirimu yang intuitif” (“The Gospel according to Oprah,” Vantage Point, Juli 1998). Buku Oprah dari tahun 2005, Live Your Best Life, mempromosikan filosofinya bahwa segala sesuatu adalah satu, manusia bersifat ilahi, dan manusia dapat menciptakan realitanya sendiri. Injilnya adalah bahwa manusia tidaklah berdosa, Allah bukanlah hakim, semuanya baik-baik saja dalam alam semesta, dan saya hanya perlu mengikuti arus. Dia mendorong orang untuk bermeditasi dan berdoa, tetapi tidaklah penting kepada siapa atau apa engkau berdoa: “kepada Allah atau kepada Masa Depan Bahagia atau kepada Segala Sesuatu yang Ilahi atau kepada Segala Sesuatu yang Kasih,” atau apapun juga. Dia mengatakan bahwa guru-guru hebat bukan datang “untuk mengajarkan kita keilahian mereka tetapi mengajarkan kita keilahian kita sendiri” (Wendy Kaminer, “Why We Love Gurus,” Newsweek, 20 Okt. 1997). Dalam suatu acara Lifeclass pada bulan April 2012, Oprah mengatakan, “Saya percaya, ada suatu benang kekuatan energi kesadaran diri ilahi, yang menghubungkan kita semua, kepada sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri” (“Oprah,” Christian Post, 16 Okt. 2012). Oprah telah memparadekan banyak guru-guru New Age ke hadapan para penontonnya yang muda tertipu, termasuk Della Reese, Shirley MacLaine, John Edward, Wayne Dyer, Shakti Gawain, Raymond Moody, Marilyn Ferguson, Betty Eadie, Sarah Breathnach, Debbie Ford, M. Scott Peck, Esther Hicks, Jack Canfield, John Gray, Eric Butterworth, Caroline Myss, Maya Angelou, Marianne Williamson, Eckhart Tolle, dan Deepak Chopra. Rick Warren, tentu saja, sama sekali tidak memiliki teguran terhadap kesesatan-kesesatan besar Oprah, dan itu sungguh tidak dapat dipertanggungjawabkan.

This entry was posted in Kesesatan Umum dan New Age, New Evangelical (Injili). Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *