Penulis: David Cloud, www.wayoflife.org
Saya bukan dokter medis. Saya pengajar Alkitab. Perhatian saya adalah pada kesejahteraan rohani umat Allah dan penguatan keluarga-keluarga dan gereja-gereja di masa-masa jahat ini. Segala sesuatu yang mempengaruhi kesehatan mental dan rohani umat tebusan Allah adalah urusan gereja.
Allah telah memberikan umat-Nya segala sesuatu yang mereka butuhkan untuk hidup di dunia yang telah jatuh ini.
“Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Timotius 3:16-17, TB2).
“Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan. Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung. Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus..” (2 Petrus 1:3-11).
Saya tidak dapat mengatakan bahwa tidak ada waktu untuk mengkonsumsi obat antidepresan. Komposisi manusia sangatlah rumit. Ada tubuh, jiwa, roh, dan hati. Tidak seorang pun kecuali Allah yang memahami manusia sepenuhnya, dan Allah telah menyatakan banyak hal dalam Kitab Suci.
Ayah saya pulang dari Perang Dunia II dengan kondisi yang sangat terpukul akibat pertempuran hebat di Kepulauan Pasifik. Terkadang ia masih bisa berfungsi dengan baik, tetapi di lain waktu ia akan terpuruk. Akhirnya, ia tidak bisa lagi mempertahankan pekerjaannya. Istri dan anak-anaknya tidak bisa memahaminya. Itu adalah mimpi buruk yang terus-menerus dan tidak pernah berakhir. Ia keluar masuk rumah sakit, diberi terapi kejut (yang menurut saya merupakan penyiksaan yang dilegalkan), dan diberi obat-obatan. Terkadang obat-obatan itu (saya tidak yakin yang mana) tampaknya membantu, sampai ia berhenti meminumnya. Hari ini, kondisi Ayah saya dulu itu diberi nama PTSD (Post Traumatic Stress Disorder). Itu nyata, tetapi istilah ini juga disalahgunakan secara luas, diterapkan pada segala hal mulai dari pertempuran hebat hingga kecelakaan mobil, kekerasan terhadap anak dan kekerasan dalam rumah tangga, masuk ke perawatan intensif, bekerja di penjara, pengalaman menjadi pengungsi, dan “setiap kejadian yang membuat Anda takut akan keselamatan jiwa Anda” (ptsduk.org).
Pada bulan Juni 2022, Fellowship Baptist Church di Sidney, Montana, memberhentikan Gembala Sidang J.D. Hall dari pelayanan setelah mengetahui bahwa ia menyalahgunakan obat antidepresi yang diresepkan, yaitu Xanax. Pada tanggal 5 Juni, jemaat tersebut mengumumkan bahwa “pimpinan gereja mengetahui bahwa gembala utama kami telah jatuh ke dalam ketergantungan pada alprazolam (Xanax) yang diresepkan, yang ditandai dengan penggunaan yang melebihi dosis yang ditentukan.”
Continue reading →