Para Imam Bersuara Menentang Aturan Selibet

(Berita Mingguan GITS 27 Maret 2010, diterjemahkan dari www.wayoflife.org)
Semakin banyak imam dan mantan imam yang bersuara melawan dogma selibet (tidak boleh menikah) Roma Katolik. Baru-baru ini, Kardinal Christophy Schoenborn, salah satu penasihat terdekat Paus, menyerukan penilaian ulang akan isu selibet ini dan ia “terbuka terhadap argumen-argumen bahwa keimamatan yang tidak menikah semakin menjadi masalah bagi gereja” (“Priests with Love Lives Speak Out,” AP, 17 Maret 2010). Penolakan Roma untuk mengizinkan imam-imam-nya menikah adalah dosa terhadap sesuatu yang alamiah yang telah mengakibatkan banyak sekali immoralitas sepanjang abad-abad yang lalu, dan tidak ada yang berubah hari ini. Ada sebuah asosiasi Imam-Imam Menikah di Belgium dan sebuah kelompok dengan nama Light of Day di Perancis beranggotakan 150 wanita yang hidup dengan imam. Direktur kelompok tersebut, Dominique Venturini, mengatakan, “Ketika anda menguburkan sifat manusia, ia mendapatkan jalan untuk mengekspresikan dirinya sendiri dengan cara yang berbeda dan menyimpang.” Gereja Katolik di Amerika telah menghabiskan lebih dari satu milyar dolar untuk mempertahankan diri dari gugatan-gugatan hukum yang diakibatkan tindakan pedofilia imam-imam. Laporan dari Associated Press yang di atas mengobservasi bahwa “penyingkapan tentang pelecehan seksual terhadap anak-anak telah mengguncang kepemimpinan Katolik dari Amerika Serikat ke Irlandia hingga ke Australia, dan dalam minggu-minggu belakangan ini, Jerman, Belanda, Austria, dan Switzerland.” Pernikahan dipraktekkan oleh kebanyakan Rasul Tuhan, termasuk Petrus (1 Kor. 9:5), dan adalah suatu syarat keharusan Alkitabiah bagi seorang gembala (Titus 1:5-6).

This entry was posted in Katolik and tagged , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *