Anti-Semitisme Berkembang Cepat di Eropa yang “Toleran”

(Berita Mingguan GITS 17 Juli 2010, diterjemahkan dari www.wayoflife.org)

Berikut ini disadur dari “Jews Reluctantly Abandon Swedish City,” Haaretz.com, 11 Juli 2010: “Sampai pada suatu titik, teriakan-teriakan ‘Heil Hitler’ yang sering menyapa Marcus Eilenberg sambil dia berjalan menuju sinagog berusia 107 tahun bergaya Moorish yang ada di kota pelabuhan itu akhirnya memaksa pengacara 32 tahun itu untuk membuat sebuah keputusan yang sulit dan mengubah hidup: Takut mengenai keamanan keluarganya setelah insiden-insiden anti-semit yang berulang, Eilenberg dengan terpaksa memindahkan dirinya, beserta istri dan dua orang anaknya, dan pindah ke Israel pada bulan Mei. Swedia, sebuah negara yang sudah lama dianggap sebagai teladan toleransi, dulu, secara ironis, pernah menjadi tempat perlindungan bagi keluarga Eilenberg. Kakek neneknya dari pihak ayah mendirikan rumah di Malmo tahun 1945 setelah selamat dari Holocaust. Orang tua istrinya datang ke Malmo dari Polandia tahun 1968 setelah pemerintah komunis (Polandia) di sana melancarkan pembersihan anti-semit. Namun, sebagaimana di banyak kota lain di seluruh Eropa, populasi Muslim yang semakin meningkat yang tinggal terpisah yang sepertinya menghasilkan keterasingan, telah bercampur secara mematikan dengan kemarahan yang ditujukan terhadap kebijakan-kebijakan Israel, dan aksi-aksi para Muslim itu – dan juga oleh banyak non-Muslim – telah mengubah kehidupan orang-orang Yahudi lokal. Seperti banyak di kota-kota Eropa lainnya, orang-orang Yahudi Malmo melaporkan bahwa mereka telah makin banyak menerima ancaman, intimidasi, dan kekerasan nyata, sebagai wakil dari Israel….Suatu penelitian yang mencakup seluruh benua, oleh Institute for Interdisciplinary Research on Conflict and Violence at the University of Bielefelddi Jerman, yang dipublikasikan Desember 2009, menemukan bahwa ….37,4% setuju dengan pernyataan ini: ‘Mempertimbangkan kebijakan Israel, saya dapat mengerti mengapa orang tidak sudah dengan Yahudi.’….Judith Popinski, 86 tahun, mengatakan bahwa dia tidak lagi diundang ke sekolah-sekolah yang memiliki kehadiran Muslim tinggi untuk menceritakan kisahnya selamat dari Holocaust. Popinski menemukan perlindungan di Malmo tahun 1945. Sampai baru-baru ini, dia masih menceritakan kisahnya di sekolah-sekolah Malmo sebagai bagian dari studi Holocaust mereka. Kini, ada sekolah-sekolah yang tidak lagi meminta orang-orang yang selamat dari Holocaust untuk menceritakan kisah mereka, karena murid-murid Muslim memperlakukan mereka tanpa hormat, entah dengan mengabaikan pembicara atau keluar dari ruangan kelas. ‘Malmo mengingatkan saya akan anti-semitisme yang saya rasakan waktu anak-anak di Polandia sebelum perang,’ dia berkata.”
EDITOR: Meningkatnya sentimen anti-semit, yang juga dapat dirasakan di Indonesia, menggenapi nubuat dalam Alkitab yang mengatakan bahwa pada akhir zaman, semua bangsa akan membenci dan memerangi Israel (Zak. 12:2-3).

This entry was posted in Akhir Zaman / Nubuatan and tagged , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *