Memakai Contoh “Pernikahan Sama Jenis,” Hakim Federal Menggulingkan Larangan Poligami

(Berita Mingguan GITS 21Desember 2013, sumber: www.wayoflife.org)

Mengutip alasan-alasan legal yang mengizinkan “pernikahan sesama jenis,” seorang hakim federal telah menggulingkan hukum di Utah yang melarang poligami. Ini sudah dapat diprediksikan. Jika pernikahan hanyalah masalah kesenangan pribadi dan jika seorang laki-laki dapat menikah secara legal dengan laki-laki atau perempuan dapat menikahi perempuan hanya karena mereka “saling mencintai” dan mau melakukannya, maka tidak ada cara yang konsisten untuk melawan “pernikahan” jenis apapun, di mana dua atau lebih pihak setuju. Ketika menggulingkan hukum Utah yang sejak 1896 yang melarang poligami, Hakim distrik AS, Clark Waddoups mengutip “jurisprudensi konstitusional yang telah banyak berkembang yang kini melindungi individu dari konsekuensi kriminal yang dimaksudkan oleh para pembuat hukum terhadap PILIHAN PRIBADI tertentu.” Jadi pernikahan sekarang ini hanyalah masalah pilihan pribadi dan Konsitutusi AS katanya melindungi hak untuk membuat pilihan-pilihan itu, yang adalah omong kosong besar. Pernikahan adalah suatu institusi kudus yang diciptakan oleh Allah, dan para hakim ini akan bertanggung jawab kepada Allah karena keputusan mereka. Mengenai Konstitusi AS, dokumen ini sudah dikacaukan oleh para hakim dengan agenda mereka sendiri. Dengan memberikan kebebasan kepada kaum homoseksual, para hakim membuang hak orang Kristen untuk bebas berbicara dan beragama. Pada bulan April tahun ini, seorang hakim di Hawaii memutuskan bahwa pemilik penginapan Aloha Bed &Breakfast melanggar hukum negara bagian karena tidak mau memberikan kamar bagi pasangan lesbian karena keyakinan agama mereka. Di awal bulan ini, seorang hakim di Colorado memutuskan bahwa pemilik Masterpiece Cakeshop di Lakewood bersalah melakukan diskriminasi karena menolak untuk melayani satu pasangan homoseksual karena keyakinan agamanya. Konsep “pernikahan” homoseksual menghancurkan semua segi moralitas Alkitab. Jika homoseksualitas tidak immoral, maka tidak ada lagi yang namanya immoral. Dasar moralitas yang sejati bukanlah pikiran atau perasaan manusia. Dasarnya adalah Allah dan firmanNya, dan ketika itu ditolak maka tidak ada lagi moral absolut, dan yang terjadi adalah kekacauan moral, yang terjadi juga sebelum Air Bah.

This entry was posted in Kesesatan Umum dan New Age. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *