Istri saya dan saya menonton debat antara Ken Ham dan Bill Nye yang terjadi 4 Februari 2014 beberapa setelah debat itu berlangsung, dan kami berpikir bahwa Mr. Ham melakukannya dengan baik. Dia memiliki informasi yang baik, jujur, ramah, tetap pada target, dan menjawab semua tantangan lawannya sejauh yang diizinkan oleh waktu. Dia tidak mundur atau meminta maaf atas kepercayaanNya kepada Alkitab sebagai Firman Allah yang tanpa salah dan Yesus Kristus sebagai Anak Allah. (EDITOR: Debat ini bisa dilihat di http://www.youtube.com/watch?v=z6kgvhG3AkI)
Saya memiliki lima pengamatan tentang debat ini: 1) Ini adalah debat yang sangat penting; 2) Ini adalah debat yang dimenangkan sepenuhnya oleh pihak yang percaya penciptaan (creationist); 3) Ini adalah debat yang belum cukup mencakup materinya; 4) Ini adalah debat yang mempertunjukkan ketidaktahuan dari pihak evolusionis; 5) Ini adalah debat yang berkaitan dengan pertanyaan paling dasar dalam kehidupan.
DEBAT YANG PENTING
Saya mengatakan bahwa ini adalah debat abad ini karena subjeknya yang agung, mudahnya debat ini ditonton oleh semua orang, dan fakta bahwa kaum evolusionis biasanya enggan untuk berhadapan langsung dengan kaum penciptaan. Bahkan, saya percaya bahwa debat ini adalah debat mempertahankan Alkitab yang paling publik dalam masa hidup saya.
Isu yang dipertaruhkan adalah salah satu isu yang paling mendasar: yaitu isu asal usul kehidupan (di satu sisi yaitu melalui “proses-proses alami” yang buta dan tidak diarahkan, atau di sisi lain oleh sang Pencipta Allah), isu tujuan kehidupan (apakah ujung-ujungnya tidak memiliki arti, ataukah untuk kemuliaan Allah), dan isu otoritas (apakah manusia di satu sisi, atau Allah dan Alkitab di sisi lain).
Subjek-subjek ini telah diperdebatkan banyak kali, tetapi debat yang satu ini memiliki tingkat visibilitas (mudah diakses orang) yang tidak pernah dicapai sebelumnya. Answers in Genesis memperkirakan bahwa minimal 5 juta orang dari 190 negara menonton debat itu secara langsung. Jumlah orang yang masih akan terus menontonnya, baik sebagian maupun seluruhnya, atau yang akan membawa ringkasan debat tersebut dan mendiskusikannya dengan orang-orang lain tidak dapat dibayangkan. Debat ini didiskusikan oleh boleh dibilang semua media massa di Amerika Serikat dan di banyak forum internasional, dan yang menarik adalah banyak situs yang melaporkan debat itu secara seimbang.
Debat ini tersebar sangat luas karena teknologi global di zaman kita ini.
Telah pernah dilakukan banyak debat yang bagus-bagus antara kaum penciptaan dengan kaum evolusionis sejak zaman Darwin. Ratusan debat dilakukan di kampus-kampus universitas dan di tempat-tempat lain pada tahun 1970an dan 1980an antara orang-orang yang terpelajar dari kedua kubu. Saya pernah menghadiri satu pada tahun 1974 di sebuah universitas di Florida, ketika Henry Morris dan Duane Gish berhadapan dengan sepasang profesor evolusionis. Dr. Gish adalah seorang pedebat yang hebat.
Lalu akhirnya pada evolusionis bersembunyi di balik alasan “jangan memberikan kaum penciptaan legitimasi dengan berdebat melawan mereka.” Sebenarnya, kaum evolusionis telah menyadari bahwa mereka tidak bisa menang hanya dengan mengandalkan fakta. Mereka harus berlindung pada agama sekulerisme mereka dan presuposisi-presuposisinya.
Jadi, debat pada tanggal 4 Februari 2014 di Creation Museum bisa jadi akan menjadi satu-satunya debat seperti itu di abad 21 atau hingga Yesus datang. Melalui debat Ham vs. Nye ini, Allah yang maha murah hati yang menginginkan agar semua orang diselamatkan, telah memberikan banyak sekali orang suatu kesempatan untuk mendengar pembelaan yang masuk akal untuk FirmanNya. Mengingat tanda-tanda zaman dan betapa dekatnya hari ini dengan kedatangan Tuhan, debat ini sangat penting.
Saya percaya bahwa mempertahankan iman adalah hal yang penting dan perlu. Alkitab memposisikan diri sebagai kitab yang historis. Ia memposisikan diri sebagai suatu kitab yang menyatakan pewahyuan Allah mengenai segala kehidupan, termasuk penciptaannya. Alkitab bukanlah buku sains, tetapi ia menyinggung sains di banyak tempat dan dalam banyak cara. Kebenaran theologis Alkitab kukuh ataupun runtuh bersamaan dengan akurasi historis dan ilmiahnya.
Injil Lukas ditulis secara spesifik untuk memberikan BUKTI tentang iman dalam Yesus Kristus sebagai Anak Allah.
“Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, 2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. 3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, 4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar” (Lukas 1:1-4)
Di tempat lain, Lukas mengatakan bahwa kebangkitan Yesus adalah peristiwa historis yang dibuktikan oleh banyak tanda (Kisah Rasul 1:3). Iman alkitabiah bukanlah iman buta. Iman ini adalah iman kepada Firman Allah yang tidak dapat berdusta dan yang telah menunjukkan kebenaran absolut FirmanNya dalam banyak cara. Iman ini adalah iman objektif yang dapat diuji melalui bukti-bukti yang dapat dipertahankan di suatu pengadilan (yang jarang ada di dunia ini).
Apologetika penting untuk mempersiapkan orang untuk mendengar Injil. Inilah yang terjadi kepada teman pertama yang Allah berikan kepada saya setelah saya diselamatkan tahun 1973. Richard Tedder tumbuh besar di lingkungan skeptis tanpa gereja, dan dididik di suatu universitas sekuler. Dia mengasumsikan bahwa evolusi itu benar. Barulah setelah ia membaca sebuah buklet yang membongkar sebagian kesalahan ilmiah dari evolusi, ia mulai memikirkan ulang filosofi hidupnya. Ia memutuskan untuk membaca Alkitab, dan di sana ia menemukan kebenaran dan keselamatan. Ia memberitahu saya, “Hal pertama yang berkesan bagi saya tentang Alkitab adalah pernyataan-pernyataannya memiliki ciri-ciri kebenaran. Pengajarannya cocok dengan apa yang saya lihat di dunia.” Dibongkarnya evolusi merupakan suatu tahapan dalam pertobatannya.
Dr. Jobe Martin, yang dulunya seorang evolusionis, menjadi seorang yang percaya penciptaan setelah beberapa muridnya menantang dia untuk mempelajari desain dalam alam. Argumen-argumen melawan evolusi ternyata efektif bagi mereka yang mau mendengar (dan tidak ada yang bisa menolong mereka yang tidak mau mendengar).
Namun demikian, saya percaya bahwa fungsi utama apologetika bukanlah untuk meyakinkan orang yang tidak percaya, tetapi untuk melindungi orang-orang percaya. Ketika kita berakar kuat di atas gunung bukti yang mendasari iman kita, kita tidak dibingungkan ketika kita mendengar argumen-argumen kaum evolusionis, atheis, new age, ataupun bidat-bidat, baik secara pribadi, dalam cetakan, di radio atau televisi atau internet. Ketika kita mengunjungi museum-museum ilmu pengetahuan, kita bisa melihat kesalahan-kesalahan yang terpampang. Ketika kita mendengarkan debat-debat, kita bisa menilai argumen-argumen yang disampaikan.
Gereja-gereja harus mempersiapkan umat mereka untuk menghadapi serangan skeptikisme dan kesesatan akhir zaman. Banyak orang telah menjadi bingung dan bahkan kehilangan iman mereka pada Firman Tuhan setelah dikonfrontasi oleh modernisme theologis, atheisme, dan evolusi.
Pengalaman Edward O. Wilson sangatlah lazim. Dia adalah seorang evolusionis yang menonjol, seorang profesor bidang Entomologi di Harvard University, seorang Fellow dari Komite Pencarian Skeptis, dan seorang Laureat Humanis dari International Academy of Humanism. Dia tumbuh besar di Alabama di bagian Amerika yang kental Kristen, disebut daerah “Bible Belt” dan bergabung dengan sebuah gereja Southern Baptist pada usia 15 tahun dengan “semangat dan ketertarikan besar pada agama fundamentalis.” Tetapi dia “kehilangan iman” pada usia 17 tahun ketika ia “masuk University of Alabama dan mendengar tentang teori evolusi” (Wilson, The Humanist, September/October 1982, hal. 40).
Sebuah laporan dari ABC World News pada tahun 2010 berfokus pada dua orang hamba Tuhan Southern Baptist yang agnostik. Mereka “kehilangan iman mereka” ketika dikonfrontasi oleh tulisan para “atheis baru” seperti Richard Dawkins. Hamba Tuhan yang bernama Adam berkata, “Saya menyadari bahwa segala sesuatu yang diajarkan pada saya agar saya percayai, itu semacam dilindungi, dan saya tidak pernah benar-benar memperhatikan pengajaran sekuler atau filosofi-filosofi lain…Saya berpikir, ‘Oh, betapa….Apakah saya mempercayai hal-hal yang salah? Apakah saya telah menghabiskan seluruh hidup dan karir saya mempromosikan sesuatu yang tidak benar?” (“Atheist Ministers Struggle with Leading the Faithful,” ABC World News, 9 Nov. 2010).
Hal seperti ini terjadi, pertama, karena gereja-gereja seringkali tidak peduli untuk memastikan orang-orang mudanya benar-benar sudah lahir baru, bukan sekedar menjalani peran seolah-olah “percaya” dan “sudah Kristen” dan “sudah kenal Yesus.” Selain itu, orang-orang muda sering tidak diajar dengan benar dan malah di-entertain dengan dunia yang dibumbui sedikit kekristenan (musik dunia, film-film dunia), dan mereka tidak dididik dengan serius. Rata-rata gereja tidak mempersiapkan generasi muda mereka untuk menghadapi skeptikisme zaman ini dengan baik.
DEBAT YANG DIMENANGKAN KAUM PENCIPTAAN
Debat ini dimenangkan secara telak oleh Ken Ham, pihak penciptaan, karena dia menghancurkan premis dasar Bill Nye bahwa penciptaan itu menghalangi ilmu pengetahuan. Premis inilah yang dari awalnya menyebabkan terjadinya debat ini. Pada bulan Agustus 2012, Nye menyatakan dalam sebuah video bahwa kepercayaan pada penciptaan adalah berbahaya bagi sains dan tidak boleh diajarkan kepada anak-anak. Dia percaya bahwa penciptaan merusak ilmu pengetahuan Amerika.
Nye adalah seorang pembuat masalah, seorang yang tanpa malu mendukung sensor pendapat, baik di sekolah maupun di rumah-rumah. Dia tidak mau mengizinkan paham penciptaan atau “desain intelijen” sekalipun untuk diajar. Dia tidak mau elemen-elemen dasar evolusi ditantang. Dia tidak mau memberikan siapapun yang memiliki kepercayaan seperti Ken Ham kebebasan untuk menyatakan pandangannya di sekolah pemerintah. Bahkan, jika keinginannya tercapai, mengajarkan penciptaan tidak akan diperbolehkan di rumah pribadi sekali pun, karena dia membuat pernyataan universal bahwa hal itu tidak boleh diajarkan kepada anak-anak.
Mr. Ham membantah premis dasar Nye dalam pernyataan pembukanya sepanjang 5 menit. Dia menunjukkan banyak ilmuwan Ph.D. percaya penciptaan dan bahwa pandangan dunia mereka sama sekali tidak menyulitkan riset ilmiah mereka. Dia menunjukkan pernyataan aktual dalam bentuk video sebagian orang-orang tersebut, termasuk:
Stuart Burgess, Ph.D., profesor teknik di Universitas Bristol, yang menerima Turners Gold Medal untuk desain mekanisme instalasi rangkaian panel surya di satelit ENVISAT yang berharga $2,5 milyar, dan mendesain sebagian pesawat luar angkasa NASA. Dia telah mempublikasikan lebih dari 130 paper ilmiah dalam bidang ilmu desain, engineering, dan sistem biologis. Dr. Burgess mengatakan dalam potongan video tersebut: “Dari pekerjaan riset saya, saya telah menemukan bahwa bukti-bukti ilmiah sepenuhnya mendukung penciptaan sebagai penjelasan yang paling baik untuk asal usul.”
Danny Faulkner, Ph.D., astronomi, di Universitas Indiana, dan Distinguished Professor Emeritus di Universitas South Carolina. Dr. Faulkner berkata, “Tidak ada apapun dalam astronomi yang terobservasi yang berkontradiksi dengan penciptaan yang baru terjadi.”
Dr. Raymond Damadian, biofisikawan dan penemu dari MRI. Mesin MRI yang pertama ditemukan oleh Dr. Damadian terpajang di Museum Smithsonian selama banyak tahun. Dr. Damadian berkata: “Ide bahwa ilmuwan yang percaya bumi berusia 6000 lalu tidak bisa melakukan sains sejati adalah ide yang salah.”
Mr. Ham juga meledakkan premis Nye dengan menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan modern didirikan oleh orang-orang yang percaya penciptaan. Antara lain (dari buku Refuting Evolution oleh Dr. Jonathan Sarfati):
Fisika — Newton, Faraday, Maxwell, Kelvin, Joule
Kimia – Boyle, Dalton, Ramsay
Biologi – Ray, Linnaeus, Mendel, Pasteur, Virchow, Agassiz
Geologi – Steno, Woodward, Brewster, Buckland, Cuvier
Astronomi – Copernicus, Galileo, Kepler, Herschel, Maunder
Matematika – Pascal, Leibniz, Euler
Mr. Ham lebih lanjut lagi menghancurkan premis Nye dengan menunjukkan bahwa ilmuwan evolusionis melakukan sains mereka dengan cara meminjam dari filosofi dasar penciptaan. Mereka percaya dan bersandar kepada hukum-hukum alam semesta dan hukum-hukum logika, yang adalah premis-premis yang berdasar pada pandangan penciptaan atau alam semesta yang didesain. Jika evolusi buta itu benar, tidak akan ada hukum dasar yang baku dan tidak berubah-ubah.
Bill Nye tidak berusaha sedikit pun untuk membantah fakta-fakta yang baru saja disebut ini yang menghancurkan posisi dia, dan dia tidak memberikan satu pun contoh bagaimana percaya kepada penciptaan menghalangi sains. Mr. Nye banyak menyinggung topik-topik pengalih perhatian, seperti apakah Nuh bisa membangun sebuah bahtera untuk melewati air bah. Kesimpulannya adalah bahwa Mr. Ham secara telak membantah premis dasar Nye bahwa penciptaan menghalangi sains.
DEBAT YANG BELUM MENCAKUP SEMUA MATERI
Debat ini berfokus kepada posisi penciptaan dan apakah posisi ini kredibel secara ilmiah. Oleh karena itu, posisi penciptaan bersifat defensif. Supaya adil dan mencakup seluruh sisi, seharusnya debat ini juga mempertanyakan kredibilitas ilmiah evolusi, dan mengharuskan Nye menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
Bagaimanakah segala sesuatu berasal dari tidak ada apa-apa?
Bagaimanakah materi yang diperlukan untuk Big Bang berevolusi?
Bagaimanakah keteraturan muncul dari ketidakberaturan?
Bagaimanakah hukum-hukum dasar alam muncul dari kekacauan?
Mengapakah atom stabil?
Bagaimanakah kehidupan berasal dari zat mati?
Bagaimanakah intelijensi berasal dari non-intelijensi?
Bagaimanakah ATP (Adenosine TriPhosphate) berevolusi?
Bukti ilmiah apa yang ada bahwa mutasi bisa menghasilkan organ dan makhluk yang kompleks?Bukti ilmiah apa yang ada bahwa seleksi alam bisa menghasilkan organ dan makhluk yang kompleks?
Bagaimanakah mutasi dan seleksi alam menghasilkan kupu-kupu?
Mengapakah semua percobaan perkawinan binatang selalu menghasilkan jenis yang stabil dan bahwa batas antara satu jenis ke jenis lain tidak bisa ditembus?
Mengapakah tidak ada segunung contoh jelas organ atau makhluk transisional di catatan fosil, melainkan hanya sejumput contoh yang sangat dipertanyakan?
Mengapakah makhluk yang katanya paling tua (misal trilobites) memperlihatkan kompleksitas yang sangat mengesankan?
Bagaimanakah sistem reproduksi jantan-betina berevolusi?
Bagaimanakah tanaman bisa eksis jutaan tahun sebelum proses fotosintesis yang sedemikian kompleks berevolusi?
Bagaimanakah kamu bisa yakin secara ilmiah bahwa semua kategori “homo” (misal Homo erectus, Homo ergaster) bukanlah sebenarnya Homo sapiens, dan bahwa berbagai kategori australopitechus (misal A. Africanus, A. Afarensis) bukanlah sekedar berbagai tipe kera tanpa signifikansi evolusi?
Mengapakah evolusi berhenti sehingga hari ini kita melihat dunia yang penuh dengan sistem yang stabil, spesies yang telah “beradaptasi” sempurna, dan yang dari segala sisi nampak didesain?
Tidak diragukan lagi, berbagai Ph.D. dalam AiG (Answers in Genesis) dapat mengutarakan banyak pertanyaan lain dari berbagai bidang keahlian mereka, seperti Dr. Snelling dan Dr. Mortenson di bidang Geologi, Dr. Purdom di bidang genetika molekuler, Dr. Lisle di bidang astronomi, dan Dr. Menton dalam bidang biologi.
Untuk menjawab itu semua, Nye semestinya tidak diperbolehkan menggunakan presuposisi dan asumsi yang belum dibuktikan, atau taktik “yah memang dari sananya begitu.” Dia mengatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah segala sesuatu, jadi jawabannya haruslah otentik ilmiah.
DEBAT YANG MEMPERLIHATKAN IGNORANSI KAUM EVOLUSINIS
Bill Nye, the Science Guy, nampak bagi saya dan istri saya sebagai seseorang yang arogan, licik, berpikiran tertutup, dan tidak banyak tahu. Nye menampilkan dirinya sebagai seseorang yang mencari kebenaran dengan sukacita dan dengan senang akan pergi ke manapun bukti-bukti menuntunnya, tetapi dia ignoran (tidak tahu) akan banyak hal yang perlu untuk membuat dia menjadi seseorang yang cukup tahu dalam isu kebenaran ultimat.
Dia mengklaim bahwa penciptaan berbahaya bagi sains, tetapi jelas bahwa dia menyelidiki posisi penciptaan hanya sekelumit saja. Pertama-tama, dia tidak tahu tentang Alkitab dan Yesus Kristus. Jelas dari debat ini bahwa dia belum membaca Alkitab. Dia tidak tahu isinya atau sejarahnya, dan dia juga tidak tahu aturan-aturan penafsiran Alkitab, prinsip-prinsip apologetika Alkitab, dan hal-hal seperti sejarah kuno yang berkaitan dengan Alkitab atau arkeologi Alkitab. Sepertinya dia belum secara teliti menyelidiki bukti-bukti yang luas bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah sebagaimana yang Ia klaim, bukti-bukti yang telah meyakinkan banyak orang yang brilian, termasuk para ilmuwan.
Kedua, dia tidak tahu tentang banyaknya dan kayanya materi yang telah ditulis oleh para ilmuwan penciptaan yang berpendidikan tinggi untuk mempertahankan pandangan Alkitab. Beberapa di antaranya:
Andrew Snelling, Ph.D. geologi – Earth’s Catastrophic Past, karya 2 volume, 1100 halaman
Walt Brown, Ph.D. teknik mesin, MIT – In the Beginning: Compelling Evidence for Creation and the Flood
Stuart Burgess, Ph.D. biomimetik dan desain teknik – Hallmarks of Design
Lowell Coker, Ph.D. mikrobiologi dan biokimia – Darwin’s Design Dilemma
Don DeYoung, Ph.D. fisika – Thousands … Not Billions
Jonathan Sarfati, Ph.D. fisika kimia – By Design
Jika kita bisa duduk bersama Bill Nye dan memberikan dia tes atas hal-hal yang di atas, bagaimanakah nilai dia? Mr. Nye tidak bisa dengan benar menyebut dirinya seorang pecinta kebenaran jika ia mengabaikan dan mengejek posisi penciptaan tanpa riset yang memadai.
Di sisi lain, Ken Ham telah mempelajari Alkitab dengan seksama, tetapi dia juga telah mempelajari evolusi dan terakreditasi di Australia sebagai seorang pengajar ilmu pengetahuan, jadi dia bukan hanya tahu posisinya sendiri tetapi juga posisi partner debatnya.
Mr. Nye sebenarnya memperdebatkan (dan mengejek) sesuatu yang sebagian besarnya tidak dia pahami dan jadi tidak dapat ia mengerti sepenuhnya. Ini mengingatkan kita akan peringatan dalam Amsal 18:13, “Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya.”
Satu pertanyaan yang diajukan kepada Ham pada akhir debat adalah: “Apa yang harus terjadi untuk mengubah pikiranmu tentang Alkitab dan evolusi?” Implikasinya adalah bahwa orang-orang yang percaya Alkitab berpikiran tertutup, tidak seperti evolusionis. Mr. Ham menjawab dengan berfokus pada fakta bahwa masa lalu tidak bisa dibuktikan secara absolut dengan alat-alat ilmiah masa kini.
Jika saya disuguhkan pertanyaan ini, saya akan mengatakan bahwa kebenaran dan bukti-bukti akan mengubah pikiran saya tentang Alkitab dan menerima evolusi, dan saya telah memperhatikan kedua sisi isu ini selama puluhan tahun. Bahkan, saya pernah berada di kedua kubu isu ini. Pada tahun 1973, saya belumlah seorang yang percaya Alkitab. Saya seorang penolak Kristus dalam Alkitab yang kasar, yang sangat senang berargumen melawan Alkitab. Hal terakhir yang saya inginkan pada waktu itu adalah menjadi orang Kristen jenis apapun. Kebenaran-lah yang meyakinkan saya bahwa Alkitab itu benar dan bahwa hal-hal seperti evolusi dan agama-agama non-Kristen adalah salah. Selama 40 tahun belakangan, semakin saya mempelajari Alkitab, dan semakin saya mempelajari tantangan-tantangan dari pihak skeptis, semakin saya yakin bahwa Alkitab diilhami secara ilahi dan tidak dapat salah. Dan semakin saya mempelajari evolusi – dan saya sudah mempelajarinya secara mendalam dengan cara membangun dan mempergunakan perpustakaan pribadi yang berisikan banyak materi, dan mengunjungi museum-museum sejarah alam yang prominen di Amerika, Inggris, Eropa, dan Australia – semakin saya yakin bahwa evolusi alami adalah persis apa yang disebut oleh Dr. Raymond Damadian – fiksi ilmiah.
Walaupun dia berkoar-koar dan menyebut dirinya “the Science Guy,” dia mengekpos dirinya sebagai “the Ignorant Guy.”
DEBAT YANG MEMBAHAS MASALAH PALING DASAR DALAM KEHIDUPAN
Debat ini adalah kesempatan yang langka bagi orang-orang hari ini untuk melihat dua pandangan dunia yang bebeda, dipertahankan satu melawan yang lain. Di satu sisi, ada seorang yang percaya Alkitab dengan pandangannya bahwa dunia diciptakan oleh Allah yang personal, kudus, dan kasih, bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah dan jatuh ke dalam dosa ketika melanggar hukum-hukum Allah, dan bahwa manusia bisa diselamatkan kepada hidup kekal melalui Yesus Kristus.
Di sisi lain, ada seorang evolusionis “agnostik” dengan pandangan hidupnya yang intinya adalah kekosongan. Alam semesta datang dari kekosongan, tidak memiliki tujuan, menuju kepada kekosongan. Inti dari debat ini adalah Injil Yesus Kristus vs. Injil kekosongan.
Pada akhirnya, jika evolusi alami itu benar, maka tidak ada yang berpengaruh. Sama sekali ada nol tujuan akhir. Manusia hanyalah kumpulan partikel yang tidak berarti. Ketika ia mati, ia mati. Jika bumi jadi panas dan mati, sama sekali tidak ada arti. Jika binatang menjadi punah, sama sekali tidak ada arti. Jika orang kaya memerintah dan orang miskin mati kelaparan, sama sekali tidak ada arti. Jika alam semesta membeku atau kolaps kembali ke dalam kekacauan yang dikatakan adalah asalnya, pada akhirnya itu sama sekali tidak berarti apa-apa.
Tetapi jika Alkitab adalah Firman Allah sebagaimana ia klaim, dan Yesus Kristus adalah Anak Allah sebagaimana Ia nyatakan, maka semuanya berarti dan ada pengaruhnya. Artinya ada pribadi Pencipta yang menuntut tanggung jawab dari setiap manusia. Artinya kematian bukan akhir dari segala sesuatu. Artinya manusia sudah jatuh dan berada di bawah hukuman ilahi. Artinya keselamatan dibeli oleh Allah yang mahakasih itu sendiri melalui kematian Yesus di atas salib dan bahwa pengampunan dosa dan kehidupan kekal ditawarkan kepada manusia sebagai kasih karunia Allah yang gratis. Artinya ada sorga dan ada neraka.
Saya beriman kepada Yesus Kristus pada usia 23 tahun. Itu 41 tahun yang lalu. Saya tidak pernah menyesalinya satu detik pun. Saya telah menjalani hidup yang sensual, dan tidak berhukum sepenuh-penuhnya sebelum saya bertobat, dan saya tidak pernah merindukan “kehidupan lama” itu.
Dalam perjalanan saya yang terakhir ke Israel, tour guide Yahudi kami dengan mengejek mengatakan bahwa saya kehilangan banyak hal karena saya hidup sesuai dengan “ikatan-ikatan” moral Alkitab. Ini adalah pernyataan yang berasal dari ketidaktahuan. Saya pernah hidup tanpa ikatan moral, dan saya pernah hidup dengan ikatan moral, dan saya menemukan melalui pengalaman bahwa hidup dengan terikat moral adalah kebebasan sejati. Tindakan guide tersebut yang merokok, minum-minum, bersumpah serapah, main perempuan, dan bersikap arogan, tidaklah membuat dia bebas. Karena “gaya hidup” alkitabiah saya, saya hidup dan sehat pada usia 64 tahun (tidak seperti banyak teman SMA saya yang mati karena gaya hidup sensual mereka), menikah dengan “istri masa muda” saya, memiliki anak-anak dewasa dengan pernikahan yang baik-baik, yang sedang membesarkan cucu kami dalam keluarga yang stabil dan bahagia, dan seribu hal lainnya yang bisa saya sebutkan.
Jika evolusi alami itu benar dan saya salah tentang Alkitab, saya tidak kehilangan apapun. Saya hanya terbukti memiliki gaya hidup yang superior di dunia sekarang ini, dan ketika saya mati, maka saya mati.
Tetapi jika Alkitab itu benar, maka evolusionis tidak dapat berkata bahwa itu tidak berpengaruh pada dirinya, baik dalam kehidupan ini ataupun dalam kekekalan. Sangat berpengaruh apa yang seseorang percayai.
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan” (Yesus Kristus, Matius 11:28-30).
“Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain” (Yesaya 45:22).
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16).
Pingback: Membongkar Penipuan Evolusionis Atheis dan Buddhis http graphe… | denny's
Pingback: Evolutionism, Atheism, and Buddhism Hoax Exposed! | a truely fanatic of The Truth