(Berita Mingguan GITS 16 Januari 2016, sumber: www.wayoflife.org)
Menurut penelitian Pew Research yang terakhir, keluarga “tradisional” yang terdiri dari dua orang tua, kini sudah kurang dari 50% di antara keluarga-keluarga Amerika. Sementara di tahun 1960, 73% anak-anak tinggal bersama dua orang tua yang menikah dalam pernikahan pertama mereka, hari ini hanya 46% yang berada dalam situasi serupa. Sementara di tahun 1960, 83% orang yang berusia di bawah 50 tahun berada dalam pernikahan pertama mereka, hari ini tinggal 67%. Sementara pada tahun 1960, 9% anak-anak tinggal di rumah dengan orang tua single, hari ini 26% anak-anak hanya tinggal dengan satu orang tua. Sementara pada tahun 1960, hanya 5% kelahiran terjadi di luar pernikahan, hari ini kelahiran di luar nikah mencapai angka 40%. Dan perbedaan fenomena sosial ini di antara berbagai suku bangsa sangatlah besar. Sementara 84% anak-anak Asia dan 78% anak-anak kulit putih tinggal di rumah tangga dengan dua orang tua, hanya 38% anak-anak kulit hitam berada dalam situasi yang sama (dan hanya 22% di antara mereka orang tuanya berada dalam pernikahan pertama). Ada banyak alasan mengapa perubahan drastis ini terjadi di masyarakat Amerika, tetapi tiga yang utama adalah kesesatan dan kompromi gereja-gereja, lalu sistem sekolah umum dengan agenda atheistik dan amoralnya, kemudian budaya pop dengan filosofi “saya, saya, saya terlebih dulu.”
Tetapi umat Allah tidak perlu mengikuti arus masyarakat atau dirusak oleh kehancuran mereka. Kita adalah musafir di tanah yang asing, dan kita harus berjalan mengikuti irama yang berbeda. Dengan kasih karunia Allah, istri saya dan saya [David Cloud] berencana merayakan pernikahan 40 tahun kami tahun ini. Anak-anak kami memiliki pernikahan yang baik. Cucu-cucu kami dibesarkan bagi Kristus di gereja-gereja yang baik. Tidak ada anak-anak atau cucu-cucu kami yang masuk sekolah umum. Gereja-gereja yang kami pimpin atau yang berhubungan dengan kami sedang menghasilkan buah yang sama. Perceraian hampir tidak terdengar di antara anggota jemaat kami kecuali jika mereka sudah bercerai sebelum datang ke kami. Mungkin ada yang mengatakan bahwa kami terlalu “keras dan ketat,” tetapi kami tidak lebih keras dari yang dituntut oleh Firman Allah. Kami memberikan kebebasan pada tempat Allah memberikan kebebasan, dan tidak ada kebebasan bagi umat Allah untuk main mata dengan hal-hal jahat dunia ini, dan buah dari separasi yang kudus adalah buah yang baik dan yang bertahan hingga anak cucu.