(Berita Mingguan GITS 12 Oktober 2019, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari “No Need to Repent,” reformationcharlotte.org, 30 Sept. 2019: “Minggu lalu, Reformation Charlotte melaporkan bahwa seorang pemimpin CRU (dulu disebut Campus Crusade for Christ) yang terkenal, sekaligus pembicara dan penulis, Matt Mikalatos, telah sejak lama aktif mencoba memasukkan Roma Katolikisme dan mistikisme Suku Asli Amerika ke dalam Gereja Injili dengan cara mengundang orang-orang yang memegang pandangan-pandangan yang salah tersebut untuk berbicara dalam berbagai acara CRU. Mikalatos, seorang pemimpin CRU dari kota Portland, Oregon, mengundang Kaitlin Curtice, yang menggambarkan diri sebagai seorang “Mistik Suku Asli Amerika,” dan seorang “Pagan” (kafir), untuk berbicara di sebuah acara, yang, puji syukur, ternyata dia tolak. Mikalatos juga telah terbongkar pernah mencoba membawa masuk imam-imam Katolik untuk datang dan berbicara di acara-acara lain. Sangatlah tidak masuk akal mengapa seseorang yang mengklaim memegang doktrin alkitabiah tentang keselamatan, yang terekspresikan dalam Lima Sola Reformasi Protestan, akan merasa cocok untuk mengundang tokoh-tokoh Roma Katolik, orang-orang mistik pemeluk pohon, dan pembicara dengan iman menyimpang lainnya, untuk berbicara kepada murid-murid Kristen. Tentu saja – bagi setiap orang Kristen yang percaya Alkitab – semua orang yang menentang jalan keselamatan Kristus berarti menentang Kristus sendiri – dan jelas bahwa Gereja Roma Katolik mengutuki orang-orang Protestan yang berpegang pada suatu soteriologi yang alkitabiah. …Namun, Mikalatos tidak berhenti sampai di sana. Perhatikan bahwa Mikalatos adalah seseorang yang memiliki pengaruh besar terhadap murid-murid Kristen yang masih muda. Di dalam maupun di luar lingkaran CRU, Mikalatos adalah seorang pembicara yang hebat dan banyak dicari. Namun, walaupun ia memiliki talenta yang besar, theologinya yang menyimpang terus melukai Gereja. Mikalatos telah mengikuti jejak kali salah satu koleganya yang pernah kami laporkan sebelumnya, yaitu Rachel Gilson, dan telah secara menyeluruh mendukung ‘kekristenan gay.’ Dalam sebuah artikel yang berjudul ‘Bagaimana Saya Berbicara Kepada Teman-Teman LGBTQ tentang Injil?’ Mikalatos berkata, ‘Latihlah Mengatakan Hal Ini: “Kamu Bisa Gay dan Mengikuti Yesus.”’ Tetapi dia tidak berhenti di sana; dia secara menyeluruh mendukung ide fasik bahwa berpaling kepada Kristus tidak memerlukan pertobatan dari dosa. Dia bahkan berkata, ‘Kita semua memiliki sekumpulan daftar dosa dalam hidup kita, dan pertobatan memerlukan mengakuinya salah satu saja dari semua itu.’ Dalam dukungan yang penuh dan total terhadap ‘kekristenan gay,’ Mikalatos menulis, ‘Ada sejumlah besar orang LGBTQ yang sudah menjadi pengikut Yesus. Bahkan mungkin ada seorang gay di gerejamu yang sedang mengikuti Yesus, sama seperti engkau. Jangan berasumsi bahwa karena seseorang itu queer maka mereka tidak tersambung secara rohani … mungkin tersambung secara mendalam!’”