Paus Berbicara Mendukung Persatuan Sipil Sesama Jenis

(Berita Mingguan GITS 31 Oktober 2020, sumber: www.wayoflife.org)
Dalam Francesco, sebuah dokumenter biografis yang baru, Paus Francis berbicara mendukung “persatuan sipil” homoseksual. Dia mengatakan, “Mereka adalah anak-anak Allah dan berhak untuk punya keluarga. Tidak boleh ada orang yang dikucilkan atau dibuat sengsara karena hal itu. Apa yang harus kita ciptakan adalah hukum persatuan sipil. Dengan cara demikian mereka secara legal dipayungi.” Francis, yang terpilih menjadi paus pada tahun 2013, bersuara keras melawan legalisasi pernikahan sesama jenis pada tahun 2010 ketika dia masih menjabat sebagai kardinal Buenos Aires. Dia menyebutnya “tindakan dari bapa segala dusta yang mau membingungkan dan menipu anak-anak Allah” (National Catholic Register, 8 Juli 2010). Jadi paus sekarang sedang mengabaikan pengajaran resmi gereja Katolik itu sendiri, yang mengatakan, “Mendasarkan diri pada Kitab Suci, yang menunjukkan tindakan-tindakan homoseksual sebagai tindakan-tindakan yang amat bobrok, tradisi selalu menyatakan bahwa ‘perbuatan homoseksual secara intrinsik adalah kacau.’ Mereka berlawanan dengan hukum alamiah. …mereka tidak bisa dibenarkan dalam kondisi apapun” (Catechism of the Catholic Church, disetujui oleh Paus John Paul II, edisi kedua, 1997, # 2357). Pada tahun 2003, Catholic Congregation for the Doctrine of the Faith mengatakan, “Gereja mengajarkan bahwa penghormatan kepada orang-orang homoseksual tidak bisa memimpin dalam cara apapun kepada persetujuan akan tindakan homoseksual atau pengakuan legal akan persatuan homoseksual” (Cardinal Joseph Ratzinger, “Considerations Regarding Proposals to Give Legal Recognition to Unions between Homosexual Persons”). Ratzinger adalah Paus Benedict XVI dari tahun 2006-2013 dan saat ini adalah “paus emeritus.”
EDITOR: Satu lagi nubuat Alkitab semakin digenapi, yang membandingkan hari-hari kedatangan Putra Manusia dengan hari-hari Lot ketika Sodom dihancurkan (Lukas 17:28-30). Maraknya gerakan LGBT belakangan ini sudah dengan tepat dinubuatkan, dan merupakan cerminan dari sikap manusia yang semakin memberontak terhadap manusia, dan tidak mau “dibelenggu” oleh hukum-hukum Allah. Gereja-gereja palsu akan semakin terlihat belangnya, tetapi gereja-gereja alkitabiah harus bersiap-siap menghadapi penganiayaan.

This entry was posted in Katolik, LGBT. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *