Sumber: www.wayoflife.org
Duke Memorial United Methodist Church di Durham, North Carolina, baru-baru ini menyelenggarakan suatu “malam berteriak” (scream night) untuk mengekspresikan rasa frustrasi mereka terhadap kehidupan pada umumnya dan Covid-19 pada khususnya. “Rev.” Laura Crosskey, penyelenggara acara dan psikolog berlisensi, mengatakan, “Kami ingin memberikan ruang kepada orang-orang untuk mengeluarkan [unek-unek]nya supaya mereka mengetahui bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan mereka atau dalam upaya mereka untuk sembuh” (“North Carolina church hosts ‘scream night,’” Christian Post, 8 Februari 2022). Gembala Crosskey memimpin jemaat dalam lima sesi teriakan: teriakan biasa; jeritan dikombinasikan dengan kutukan; teriakan keras dan tajam (misalnya, “Pasanganku membuatku gila” atau “Aku benci Covid”); dan lomba berteriak. Akhirnya, Pendeta Crosskey “mengundang orang-orang untuk diam, memperhatikan … bagaimana jeritan itu bergema di tubuh kami.” Inilah yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku Kristen ketika mereka tidak dilahirkan kembali dan kekurangan sumber daya rohani supranatural yang luar biasa dari Firman Tuhan dan Roh Allah. Setelah memalingkan telinga dari kebenaran Firman Tuhan, mereka mengumpulkan guru-guru yang menyenangkan telinga mereka yang gatal dengan dongeng-dongeng seperti terapi jeritan. “Sebab akan tiba waktunya orang-orang tidak akan menerima ajaran yang sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut hawa nafsu mereka sendiri untuk memuaskan telinga mereka; dan mereka akan memalingkan telinga mereka dari kebenaran, dan membukanya bagi dongeng-dongeng” (2 Tim. 4:3-4; ITR).