Sumber: www.wayoflife.org
Oleh Dr. David Cloud
Perang Israel dengan Hamas menjadi berita halaman depan di seluruh dunia. Di luar dari konteks Alkitab, tidak masuk akal mengapa salah satu negara terkecil di dunia terus-menerus menjadi berita utama internasional. Seorang bijak pernah ditantang untuk memberikan bukti dalam satu kata bahwa Alkitab diilhami oleh Tuhan, dan dia menjawab, “Israel.” Tuhan menciptakan Israel dan menempatkannya di tengah-tengah bangsa-bangsa untuk menjadi terang bagi dunia yang gelap. Itu adalah tindakan kasih dan perkenanan Tuhan yang tidak pantas kita terima. “Beginilah firman Tuhan ALLAH: Inilah Yerusalem! Di tengah-tengah bangsa-bangsa Kutempatkan dia dan sekelilingnya ada negeri-negeri mereka.” (Yehezkiel 5:5). Melalui Israel, Allah memberikan kepada dunia Kitab Suci dan Kristus Juru Selamat, anugerah yang nilainya tak terbatas. Israel adalah bangsa Tuhan bahkan dalam pemberontakannya terhadap Tuhan, itulah kondisinya saat ini. Sejarah Israel selama 2.000 tahun terakhir telah dinubuatkan secara rinci dalam Ulangan 28 lebih dari 3.400 tahun yang lalu, bahkan sebelum 12 suku memasuki Tanah Perjanjian. Ulangan 30 dan banyak ayat Kitab Suci lainnya menubuatkan pertobatan rohani Israel, yang belum terjadi. Israel tidak akan memiliki kedamaian sampai mereka menerima sang Raja Perdamaian sebagai Mesiasnya. Kita tidak tahu akan bagaimana jadinya perang yang terjadi saat ini, namun kita tahu dari nubuatan Alkitab, yang tidak pernah salah, bahwa kesusahan terbesar Israel akan segera terjadi. Dalam semangatnya untuk perdamaian, Israel akan menerima seorang mesias palsu, antikristus, sang manusia durhaka, yang harus binasa, yang akan muncul di masa-masa sulit sebagai sosok yang menakjubkan, pembawa perdamaian yang luar biasa, pemecah masalah-masalah dunia. Dia akan memungkinkan pembangunan bait suci ketiga seperti yang kita baca di Wahyu 11, tetapi dia akan menunjukkan karakter aslinya ketika dia menempatkan dirinya di bait suci itu sebagai Tuhan. “… dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah” (2 Tesalonika 2:3-4). Terlepas dari kemurtadan Israel, Israel tetaplah Israel, dan janji Tuhan kepada Abraham, Ishak, dan Yakub (Israel) masih tetap benar. “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat” (Kejadian 12:3). Ketika Tuhan mengatakan sesuatu, orang bijak mengindahkan firman-Nya, karena mengetahui bahwa pikiran Tuhan lebih tinggi daripada pikiran kita. Kita memberkati Israel, karena Tuhan telah memerintahkan kita untuk melakukannya. Dan cara terbaik untuk memberkati Israel adalah memberitakan Injil kepada mereka. Celakalah mereka yang mengutuknya.