Tag Archives: menjawab

Menjawab Gary Hoge (Mantan Baptis yang menjadi Katolik)

Seorang teman saya mengirimkan tulisan berikut karya Gary Hoge (yang rupanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia), yang isinya menjelaskan alasan-alasan Hoge memilih agama Katolik sebagai imannya. Yang sangat menarik bagi saya adalah pernyataan Hoge bahwa dia berubah dari seorang atheis menjadi seorang Baptis, namun lalu meninggalkan “iman” Baptis karena melihat Katolik sebagai iman yang lebih “benar.” Tentu kesaksian Hoge ini cukup menggelitik saya yang adalah seorang Baptis. Saya menjadi ingin tahu apa yang dikatakan oleh Hoge, si mantan Baptis itu. Saya ingin tahu apakah memang Katolik itu lebih benar daripada Baptis atau gereja Kristen lainnya? Jika Hoge benar, maka saya sendiri pun perlu untuk meninjau ulang kepercayaan saya. Pencarian akan kebenaran, itulah yang mendorong saya untuk menganalisis kesaksian Hoge secara teliti, dan hasilnya saya tuang dalam karya tulis ini.

Satu hal yang perlu dipahami sebelum saya mulai menganalisa kesaksian Hoge adalah bahwa saya mendukung penuh kebebasan seseorang untuk memilih imannya. Apa yang dipercaya oleh Hoge adalah pilihan Hoge, dan saya adalah orang pertama yang akan membela haknya untuk percaya apa yang dia inginkan. Tidak boleh ada pihak manapun yang memaksa orang lain untuk percaya sesuatu. Namun demikian, saya juga percaya bahwa ada hal-hal yang benar dan ada hal-hal yang salah. Tidak semua jalan menuju kepada kebenaran. “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut” (Amsal. 14:12). Alkitab tidak pernah mengajarkan relativisme kebenaran (bahwa semuanya benar, hanya berbeda pendekatan), melainkan absolutisme kebenaran Allah dan FirmanNya (Yohanes 17:17). Jadi, jika saya mendapatkan bahwa apa yang dikatakan Hoge itu salah, saya tidak dapat memaksa dia untuk memilih yang benar, karena itu adalah hak asasinya. Tetapi saya punya kewajiban untuk menyingkapkan kesalahan dan memperjuangkan kebenaran, agar semua orang memiliki kesempatan untuk memilih kebenaran.

Ketika saya masih kecil, ayah saya mengajarkan saya hal-hal yang mendasar tentang Allah dan dia membacakan saya dan saudara saya Alkitab versi anak-anak. Saya sangat suka mendengarnya, dan melihat gambar-gambarnya yang indah, tetapi entah mengapa, saya tidak pernah sungguh-sungguh membangun iman kepada Allah. Mungkin karena waktu itu saya pikir pergi ke gereja itu sangat membosankan, atau mungkin karena pengaruh ibu saya yang agnostik (tidak peduli akan Allah). Meskipun dia tidak pernah secara terbuka menghalangi saya untuk beriman pada Allah, akan tetapi dari dialah sejak kecil saya tahu bahwa ada orang-orang yang tidak percaya eksistensi Allah. Dan tampaknya bagi saya sewaktu umur saya makin bertambah, bahwa biasanya orang-orang yang pintar itu tidak percaya akan Allah.

Memang banyak sekali orang yang sewaktu kecil merasakan pengaruh baik Alkitab, tetapi yang tidak pernah benar-benar percaya Alkitab itu sendiri. Continue reading

Posted in Katolik | Tagged , , , , , , , , | 24 Comments