1. Percaya bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi beserta seluruh isinya dalam enam hari yang literal (Kej.1&2).
2. Percaya bahwa Allah adalah esa, dan sejak kekekalan eksis dalam tiga pribadi, yaitu Bapa, Putra, dan Roh Kudus (Mat. 28:19). Ketiga pribadi dalam Allah yang esa ini adalah setara, dan consubtantial; tiap-tiap Pribadi adalah sama ilahinya dengan kedua Pribadi yang lain (I Yoh. 5:7)
3. Percaya bahwa Yesus Kristus telah eksis sejak kekekalan bersama dengan Bapa dan Roh Kudus (Yoh. 1:1-9), dan dalam waktu menjadi daging (inkarnasi; 1 Tim. 3:16), dilahirkan oleh Maria yang masih perawan pada waktu itu (Yes. 7:14), dan adalah Allah sejati sekaligus manusia sejati dalam arti yang sepenuhnya.
4. Percaya bahwa Roh Kudus adalah Pribadi Allah, yang menyadarkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman (Yoh. 14:16-17, 26; 16:7-15). Roh Kudus melahirbarukan orang berdosa yang percaya (Yoh. 3:5-17), melalui Firman Allah, dan Ia mendiami orang percaya (Ef. 1:13). Roh Kudus mengajar, menerangi, memberikan kuasa hidup Kristiani, dan menguduskan karakter orang percaya, sehingga orang percaya perlu untuk penuh dengan Roh Kudus (Ef. 5:17), yang berarti menuruti dan dikendalikan Roh Kudus.
5. Percaya bahwa manusia telah jatuh ke dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, serta semua manusia mewarisi sifat dosa, dan menempati posisi orang berdosa (Rom. 3:10,23).
6. Percaya bahwa hanya ada satu cara untuk membereskan dosa yaitu dengan penghukuman. Dosa tidak dapat dihapus dengan perbuatan baik, rituil ibadah dan berbagai kerajinan keagamaan (Rom. 6:23; Yes. 64:6).
7. Percaya bahwa Yesus Kristus diutus untuk menanggung dosa semua manusia. Dosa manusia yang belum memiliki kesadaran diri (bayi), bahkan dosa Adam hingga dosa manusia terakhir telah ditanggung oleh Tuhan Yesus di kayu salib (Yoh. 1:29, I Yoh. 2:2).
8. Percaya bahwa manusia yang telah memiliki kesadaran diri dan melakukan dosa atas kesadaran diri diserukan untuk bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat untuk mendapatkan pengampunan dosa atau pengaplikasian anugerah keselamatan (Mat. 4:17, Yoh. 3:16, Ef.1:7, Kol. 1:14).
9. Percaya bahwa tidak ada jalan keselamatan lain selain injil Yesus Kristus karena siapapun yang berada di luar Kristus akan menanggung hukuman atas dosa dirinya. Tidak ada satu manusia pun bisa masuk Surga tanpa percaya kepada Tuhan dari Adam hingga manusia terakhir (Yoh.14:6, Ibr.8:6, I Tim. 2:5).
10. Percaya bahwa Injil yang murni adalah Injil yang tidak ditambahkan dengan percaya kepada pribadi lain (misal Maria), upacara ritual tertentu (misal baptisan atau sunat), kerajinan ibadah dan apa saja (Gal. 1:8, 5:3-4). Dan tidak menekankan kesuksesan duniawi atau yang mengurangi aspek seruan bertobat (I Kor. 15:19).
11. Percaya bahwa ada Surga bagi orang yang bertobat serta menerima Kristus sebagai Juruselamatnya (Ef. 2:6), dan ada Neraka bagi orang yang menolak anugerah Allah (Yes. 66:24; Wah. 20:11-15).
12. Percaya bahwa orang yang telah diselamatkan tidak akan kehilangan keselamatannya karena terjatuh ke dalam dosa. Percaya bahwa Allah memelihara orang-orang percaya dengan kuasaNya, sehingga tidak ada yang dapat merebut mereka (Yoh. 10:29; Rom. 8:35-39). Percaya bahwa orang yang sudah diselamatkan memiliki tanggung jawab untuk tetap beriman dan tidak melepaskan kepercayaannya dan dengan demikian tetap tinggal di dalam kasih karunia Yesus Kristus (Rom. 11:22, I Kor. 15:2, II Kor. 6:1, II Tim. 2:12, Yak. 5:19, I Yoh. 2:24,27, II Yoh.9). Orang yang melepaskan kepercayaannya akan binasa (1 Kor. 15:2; Ibr. 6:4-6; 10:35-39).
13. Percaya bahwa Alkitab, Kejadian 1:1 sampai Wahyu 22:21, adalah satu-satunya firman Allah yang tidak ada salah (Ams.30:5). Di luar Alkitab tidak ada firman Allah baik tertulis maupun lisan, dan Alkitab cukup untuk keperluan orang percaya hari ini (II Tim. 3:15-17)
14. Percaya bahwa Alkitab bersifat kanon tertutup. Kitab Wahyu 22:21 adalah firman Allah yang terakhir. Sesudah Wahyu 22:21 ditulis, maka Allah telah menghentikan proses pewahyuan dan juga menghentikan semua karunia yang berhubungan dengan pewahyuan (I Kor. 13:8-10).
15. Percaya bahwa penafsiran Alkitab yang benar adalah Literal Grammatical. Ini tidak berarti bahwa di dalam Alkitab tidak ada alegori. Alegori di dalam Alkitab memang ada, dan akan ditafsirkan sebagai alegori. Alegori dalam Alkitab dapat dikenal dari konteks, dan juga aturan bahasa yang lazim berlaku.
16. Percaya bahwa setiap orang percaya harus menggabungkan diri ke dalam salah satu Jemaat Lokal untuk membentuk tubuh Kristus serta bertumbuh di dalam Kristus (Ef. 4:11-16).
17. Percaya bahwa harus ada pemisahan antara Gereja dan Negara. Negara tidak berhak untuk mengatur apa yang dipercayai oleh gereja-gereja, dan gereja-gereja tidak boleh memakai kekuasaan pemerintah untuk menyebarkan pemahamannya (Mat. 22:21).
18. Percaya bahwa Gereja yang benar adalah Gereja yang bersifat Lokal bukan yang bersifat Universal/Katolik/Am (Ef. 1:1), dan otonomi penuh, tidak tunduk kepada kuasa apapun bahkan kuasa alam maut (Mat. 16:18).
19. Percaya bahwa tubuh Tuhan Yesus itu bukan seluruh kekristenan, melainkan tiap-tiap Gereja Lokal (Ef. 1:23; I Kor. 12:27). Percaya bahwa Tuhan hanya mendirikan Gereja Lokal dan Gereja Lokallah yang mendirikan Yayasan, Sekolah dan berbagai sarana pemberitaan injil. Parachurch yang alkitabiah adalah yang tunduk kepada Gereja Lokal (Mat. 16:18).
20. Percaya bahwa hubungan satu Gereja Lokal dengan Gereja Lokal lain bukan sebagai atasan dan bawahan (vertikal) melainkan sebagai sahabat dan saudara (horisontal) (Wahyu 2-3; Kol. 4:15-16).
21. Percaya bahwa gereja-gereja alkitabiah tidak mengharapkan dana dari pemerintah atau dunia, melainkan bahwa pekerjaan Tuhan akan dibiayai oleh orang-orang yang sudah diselamatkan melalui persembahan dan persepuluhan. Percaya bahwa prinsip persepuluhan sudah ada sejak sebelum Taurat diberikan (Kej. 14:20; 28:22), selama masa Israel (Bil. 18:21; Mal. 3:8-10), maupun di masa jemaat lokal (Mat. 23:23; Ibr. 7:8). Percaya bahwa hamba-hamba Tuhan sepatutnya hidup dari Injil (1 Kor. 9:14), dan bahwa salah satu cara terbaik untuk mengaplikasikan ini dalam jemaat lokal adalah gembala jemaat hidup dari 11 persepuluhan.
22. Percaya bahwa jabatan Nabi dan Rasul telah dihentikan sejak wahyu terakhir diberikan dan kini tinggal jabatan Penginjil, Gembala dan Guru sebagai jabatan pengajar firman (Ef. 4:11) dan Diaken sebagai jabatan pelayan jemaat (Kis. 6:1-dst).
23. Percaya bahwa wanita tidak dipanggil untuk mengajar dan memimpin laki-laki dewasa dalam jemaat (I Tim. 2:12-13, I Kor. 14:34), sebagaimana istri harus tunduk kepada suami dan suami harus mengasihi istri (Ef. 5:22-27).
24. Percaya bahwa baptisan tidak menyelamatkan melainkan mengikuti keselamatan sebagai bukti eksternal akan keselamatan internal yang telah didapat. Dan baptisan yang benar adalah baptisan yang dilakukan terhadap orang yang sudah lahir baru (orang benar), dimasukkan ke dalam air (cara yang benar) dan oleh pihak yang benar (jemaat lokal Perjanjian Baru yang berpegang pada doktrin yang benar) (Mrk. 16:16, Mat. 28:19, Rom. 6:3-4).
25. Percaya bahwa hanya ada dua upacara yang diperintahkan untuk dilaksanakan oleh Gereja Lokal, yaitu upacara baptisan dan upacara perjamuan Tuhan. Kedua-duanya tidak dilakukan untuk keselamatan, kesembuhan jasmani, atau berkat materi, melainkan untuk mengingat akan kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus yang menyelamatkan (Mat. 3:11, 28:19, I Kor. 11:24-25).
26. Percaya bahwa ibadah yang bersifat lahiriah dengan berbagai rituilnya telah digantikan dengan ibadah dalam roh dan kebenaran. Tidak ada simbol lahiriah dalam ibadah selain keteraturan dan kesopanan (Yoh. 4:23-24, I Kor. 14:40). Percaya bahwa tidak ada lagi hari yang dikuduskan (Col. 2:16), dan oleh karena itu perayaan Natal, Kebangkitan Yesus, dll., bukanlah keharusan melainkan opsional. Jika suatu jemaat mau memperingati hari-hari ini, hendaknya tidak terseret ke dalam konsumerisme dan keduniawian, melainkan memperhatikan makna alkitabiahnya, sekaligus detil-detil dalam Alkitab (misalnya bahwa Alkitab tidak mengajarkan Yesus lahir tanggal 25 Desember).
27. Percaya bahwa segala lagu pujian dalam gereja haruslah memenuhi kriteria berkenan kepada Allah, bukan menyenangkan bagi manusia. Kami tidak menentang lagu yang indah, tetapi pujian dalam gereja haruslah memiliki teks atau lirik yang Alkitabiah, musik yang rohani (Ef. 5:19) dan menyenangkan Tuhan, yang tidak terkontaminasi oleh dunia ini (misalnya Rock and Roll) (Rom. 12:1-2; Yak. 4:4), dan cara menyanyi yang rohani. Musik gereja bukanlah untuk tujuan entertainment.
28. Percaya bahwa perpindahan anggota jemaat adalah cerminan kebebasan berpikir dan memutuskan (I Tes. 5:21).
29. Percaya bahwa semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus adalah imam (1 Pet. 2:9; Wah. 5:9-10), yang dapat berhubungan langsung secara pribadi dengan Allah melalui Yesus Kristus sebagai Imam Besar (Ibr. 3:1; 4:14; 6:20), sehingga tidak ada lagi kasta/kelompok “imam” yang spesial di kalangan Kristen atau dalam gereja. Anggota jemaat harus menjalani kehidupan kekristenan yang memuliakan nama Tuhan, sopan, teratur dan kudus (Ibr. 12:14).
30. Percaya bahwa anti Kristus akan mempersatukan politik, ekonomi dan agama serta menguasai. Untuk itu orang Kristen harus waspada (Wah. 13:11-18).
31. Percaya bahwa hari pengangkatan orang percaya (rapture) terjadi sebelum masa penganiayaan (pretribulation) (I Tes. 4:13-5:11). Dan penampakan Kristus terjadi sebelum kerajaan seribu tahun (premillennium) (Wah. 19-20).
32. Percaya bahwa seorang manusia diciptakan sebagai laki-laki atau perempuan (Kej. 1:26-27), tanpa dapat diubah-ubah. Kedua jenis kelamin (gender) ini bersifat komplementer, diciptakan dalam rupa Allah secara setara dalam harkat dan martabat, tetapi dengan perbedaan yang unik untuk tiap-tiap gender, yang merefleksikan perbedaan peran yang Tuhan maksudkan untuk laki-laki dan perempuan dalam lingkup keluarga, gereja, dan masyarakat.
34. Percaya bahwa pernikahan hanyalah antara satu laki-laki dan satu perempuan, dan dimaksudkan Tuhan untuk bertahan seumur hidup (Mat. 19:4-6). Semua tindakan seksual di luar pernikahan, apakah itu sebelum nikah ataupun setelah pernikahan dengan individu yang bukan suami/istri sendiri, adalah dosa di hadapan Tuhan (1 Kor. 6:18; 7:2-5; Ibr. 13:5).