Sumber: www.wayoflife.org
Orang-orang Lewi yang terkait dengan Institut Bait Suci mencoba untuk melakukan sebuah ritual di Gunung Bait Suci pada hari Sabtu, 31 Mei. Ritual tersebut dilakukan dengan mengunjukkan dua potong roti, namun dihentikan oleh polisi Muslim. Gerakan Kembali ke Gunung mengatakan, “Kami memberi hormat kepada para aktivis yang melaksanakan kembali pelayanan Bait Suci untuk pertama kalinya dalam 2.000 tahun. Melaksanakan kembali pelayanan imamat dan persembahan kurban di Gunung Bait Suci adalah satu-satunya solusi untuk mengakhiri perang multi-front ini dan membawa kembali para sandera. Kami menyerukan kepada pemerintah Israel untuk mengeluarkan keputusan pemerintah besok untuk melanjutkan tata cara ibadah kurban.”
Pengunjukan dua roti itu merupakan bagian dari Hari Raya Tujuh Minggu (Pentakosta), tetapi mestinya terjadi pada hari Minggu, bukan hari Sabtu (Imamat 23:15-32). Dan tidak ada persembahan unjukan orang Lewi yang hanya terdiri dari roti saja. Aspek terpenting dari persembahan tersebut adalah pengorbanan darah kambing dan domba untuk persembahan dosa dan perdamaian. Institut Bait Suci telah membangun altar pengorbanan dan telah mempraktikkan pengorbanan darah, tetapi saat ini mustahil untuk mempersembahkannya di Bait Suci itu sendiri.
Antikristus akan memfasilitasi pembangunan Bait Suci Ketiga dan pemulihan pengorbanan binatang, tetapi setelah tiga setengah tahun ia akan menghentikan korban dan akan mengangkat dirinya sebagai Tuhan. “Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu” (Daniel 9:27). Lihat juga Matius 24:15; 2 Tesalonika 2:3-4; Wahyu 11:1-7; 13:4-8.