Amerika dan Kebebasan Beragama

Sumber: www.wayoflife.org

Berikut ini disadur dari ”Baptis dan Kebebasan Beragama,” khotbah oleh George W. Truett di tangga Gedung Capitol AS, 16 Mei 1920: “Sesungguhnya, sumbangsih teragung dari dunia baru bagi dunia lama adalah sumbangsih kebebasan beragama. Ini adalah sumbangsih utama yang sejauh ini telah diberikan Amerika bagi peradaban. Dan keadilan historis memaksa saya untuk mengatakan bahwa itu terutama merupakan sumbangan dari kaum Baptis. Sejarawan yang tidak memihak, baik di masa lalu, sekarang, maupun masa depan, akan selalu setuju dengan sejarawan Amerika kita, Tn. (George) Bancroft, ketika ia berkata: ‘Kebebasan hati nurani, kebebasan pikiran tanpa batas, sejak awal merupakan piala bagi kaum Baptis.’ Dan sejarawan seperti itu akan sependapat dengan John Locke yang mulia yang berkata, ‘Kaum Baptis adalah pencetus pertama kebebasan agama yang absolut, kebebasan yang adil dan benar, kebebasan yang setara dan tidak memihak.’ Kesaksian yang menggema seperti ini dapat diipatgandakan tanpa batas. Kaum Baptis memiliki satu catatan yang konsisten mengenai kebebasan sepanjang sejarah mereka yang panjang dan penuh peristiwa. Mereka tidak pernah menjadi bagian dari penindasan hati nurani. Mereka selamanya menjadi pembela kebebasan yang tak tergoyahkan, baik agama maupun sipil. … Perjuangan kita bukanlah untuk sekadar mendapatkan toleransi, tetapi untuk kebebasan absolut. Ada perbedaan besar antara toleransi dan kebebasan. Toleransi menyiratkan bahwa seseorang secara keliru mengklaim hak untuk menolerir sesuatu. Toleransi adalah sebuah konsesi, sedangkan kebebasan adalah hak. Toleransi adalah masalah pragmatis, sementara kebebasan adalah masalah prinsip. Toleransi adalah anugerah dari manusia, sementara kebebasan adalah anugerah dari Tuhan. Kita kaum Baptis selalu dan di mana-mana berpendapat bahwa agama harus selalu bersifat sukarela dan tidak dipaksa, dan bahwa bukanlah hak prerogatif kekuasaan apa pun, baik sipil maupun gerejawi, untuk memaksa orang-orang untuk menyesuaikan diri dengan kepercayaan agama atau bentuk ibadah apa pun, atau membayar pajak untuk mendukung organisasi keagamaan yang tidak mereka yakini. Tuhan menginginkan penyembah yang bebas dan bukan yang lain.”

This entry was posted in Sejarah dan Doktrin Baptis. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *