Membenci Ayah, Ibu, Istri, Anak, Saudara Laki-laki dan Saudara Perempuan

(Berita Mingguan GITS 10 Juli 2010, diterjemahkan dari www.wayoflife.org)
Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku” (Lukas 14:26). Apakah yang Yesus maksudkan ketika Ia menuntut agar kita “membenci” orang-orang yang paling dekat dan yang paling kita kasihi? Kita mengerti ini dengan cara membandingkan Firman Tuhan dengan bagian Firman Tuhan lainnya. Perhatikan perikop yang serupa di Matius 10:37. Ketika Yesus mengatakan bahwa kita harus membenci ayah, ibu, istri, anak, saudara lelaki dan perempuan kita, ia mengatakan bahwa kita tidak boleh mengasihi mereka lebih daridapa Dia dan kehendakNya. Tuhan menuntut kita menempatkan dia sebagai nomor satu secara absolut dalam kasih kita dan bahwa kita hidup untuk menyenangkan Dia lebih dari segala yang lain. Hubungan keluarga adalah penting dan Firman Allah menginstruksikan kita untuk mengurusi orang-orang yang kita kasihi (1 Tim. 5:8; Kol. 3:18-21). Pada saat yang sama, panggilan dan pekerjaan Tuhan lebih tinggi dari hubungan manusiawi apapun. Ada kuasa-kuasa yang hebat bekerja di sini. Saya teringat akan orag yang memenangkan saya kepada Kristus. Ketika Allah memanggil dia untuk berkhotbah, istrinya memberikan dia ultimatum akan meninggalkan dia kalau dia tidak berhenti berkhotbah. Ia memohon kepada istrinya untuk tinggal, tetapi ia tidak mau berhenti berkhotbah. Pada akhirnya istrinya meninggalkan dia dan membawa putranya yang masih kecil pergi. Orang itu hancur hati, tetapi ia menolak untuk berhenti menaati perintah Allah untuk memberitakan Firman Allah. Banyak orang, yang diperhadapkan kepada pilihan seperti itu, telah memilih untuk meninggalkan panggilan Allah.

This entry was posted in Renungan and tagged , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *