Penelitian Menguatkan Fakta Bahwa Musik Adalah Suatu Bahasa Universal

(Berita Mingguan GITS 05 Februari 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Contemporary Christian Music dibangun di atas dasar bahwa musik itu netral dan hanya kata-katanya saja yang mengandung arti moral. Bahkan musisi sekuler sekalipun tahu bahwa posisi ini sungguh tidak masuk akal. Konduktor orkestra manapun dapat memberitahu anda bahwa musik dengan sendirinya (tanpa kata-kata) adalah suatu bahasa. Sebuah penelitian yang dilaporkan tahun 2009 memperkuat fakta ini. Petani-petani Mafa [nama suatu suku/kelompok]di Kamerun, yang secara kebudayaan terisolasi dari musik Barat, diuji reaksi emosionalnya terhadap musik Barat tersebut. Sebuah tim yang dipimpin oleh Thomas Fritz dari Max Planck Institute for Human Cognitive and Brain Sciences di Jerman, mengatakan: “Saya sungguh terkejut bahwa orang-orang Mafa tersebut secara akurat dapat mengkategorikan emosi-emosi dasar dalam cuplikan-cuplikan musik Barat yang mereka baru dengar pertama kali” (“Two Cultures Grasp Music’s Universal Feeling,” Science News, 11 April 2009). Para pendengar musik tersebut, baik suku Mafa maupun orang Barat, sama-sama dapat mengklasifikasikan musik sebagai sesuatu yang senang, sedih, atau menakutkan. Kedua kelompok sama-sama tidak suka musik yang dissonant [musik yang tidak mengikuti harmoni melainkan tabrakan not-notnya, seperti musik Rock]. Josh McDermott dari Universitas New York mengatakan bahwa hasil penelitian ini cocok dengan indikasi-indikasi yang sudah dimiliki dari awal bahwa manusia menafsirkan petunjuk-petunjuk akustik tertentu dengan cara yang sama. Ketika rock & roll lahir pada tahun 1950an, melalui penggabungan berbagai aliran musik dansa seperti blues dan jazz, back beat yang kuat adalah karakteristik utamanya, karena ritme tersebut mempengaruhi tubuh dengan cara yang dapat diperkirakan dan memenuhi tujuan musik tersebut, yaitu menciptakan perasaan dan gerakan tubuh yang sensual. Ritme yang berat back beat cocok dengan filosofi musik tersebut, yaitu kebebasan moral. “Ini hidupmu dan kamu dapat melakukan apa yang kamu mau.” Ritme musik pop yang berat back beat juga menyampaikan suatu pesan, dan pesan itu bukanlah kesalehan dan penyerahan diri dengan rendah hati kepada otoritas. Ia menyampaikan sebuah pesan yang berlawanan dengan pesan Alkitab, dan siapapun yang mencoba mengadaptasi musik seperti ini dengan memasukkan kata-kata/lirik Kristen sedang menaburkan kekacauan dan anarki moral. Musik rock Kristen, demikian namanya, adalah musik kekristenan yang penuh hawa nafsu yang digambarkan dalam 2 Timotius4:3-4.

This entry was posted in musik and tagged , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *