Tarian Daud

Tarian Daud dalam 2 Samuel 6:15 dan 1 Tawarikh 15:29 sering digunakan untuk membenarkan penyembahan kontemporer. Bahkan ada sebuah lagu CCM yang berjudul “Undignified” (Tidak Terhormat) yang mengajarkan bahwa karena Daud (katanya) tidak terhormat hari itu dan bahkan mungkin menari-nari dengan “pakaian dalam,” maka adalah baik-baik saja bagi orang Kristen untuk melompat-lompat dan bergoyang-goyang kepada alunan Christian Rock di gereja. Ada tiga alasan Alkitab untuk menolak pandangan seperti ini. Pertama, Daud tidak menari menurut gaya tari penyembahan berhala (Im. 20:23; Yer. 10:2; Rom. 12:2). Sebagaimana dikatakan oleh mantan pemimpin penyembahan CCM, Dan Lucarini: “Tarian Daud adalah dalam tradisi lelaki Yahudi yaitu melompat dan berputar, melonjak dengan girang dan meloncat-loncat sambil berjalan dengan senang….Jelas dia bukan sedang mencoba mengejutkan khalayak ramai dengan gerakan tari Filistin atau musik suku Het yang kacau” (It’s Not about the Music, hal. 161, 162). Kedua, Daud tidak hanya memakai pakaian dalam. Walaupun istri Daud, Michal, mengatakan bahwa dia “menelanjangi diri” (2 Sam. 6:20), ini maksudnya adalah dia memakai jubah efod linen yang biasanya dikenakan oleh para imam, dan bukan memakai pakaian rajanya (1 Taw. 15:27). Michal bukan mengatakan bahwa Daud setengah telanjang; dia sedang komplain tentang tindakannya yang tidak “rajani” karena tidak memakai pakaian kebesarannya dan berjalan dengan anggun seperti seorang kaisar. Michal adalah seorang wanita yang karnal yang lebih peduli dengan posisinya dalam masyarakat. Ketiga, Daud bukan didorong oleh musik yang karnal kedagingan. Penyembahan kontemporer hari ini intinya adalah membiarkan diri terbawa oleh musik yang kuat; para penyembah bergerak sesuai dengan musik; tetapi ini tidak terjadi dengan Daud. Ada lagu dan ada ceracap tembaga dimainkan (1 Taw. 15:19), tetapi tidak ada indikasi bahwa tarian Daud ada hubungannya dengan musik tersebut. Dia melompat-lompat karena dia begitu semangat dan bersukacita akan belas kasihan dan kebenaran Tuhan. Dia bukan sedang mencoba “merasakan hadirat Allah dalam bentuk yang nyata,” yang sering menjadi tujuan dari pengalaman penyembahan kontemporer. Michael W. Smith mengatakan bahwa “musik membantumu masuk hadirat Allah.” Para penyembah kontemporer mencari suatu pengalaman yang mistik, dan itulah mengapa mereka menggunakan rock ‘n roll. Dengan tarian sinkopasinya yang sensual, kunci-kunci musik yang tidak terresolusi, teknik vokal yang sensual, dan repetisi, rock memiliki kuasa untuk menciptakan pengalaman mistis yang dicari oleh penyembah kontemporer, tetapi ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan apa yang Daud lakukan 3000 tahun yang lalu.

This entry was posted in musik. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *