(Berita Mingguan GITS 24 Maret 2012, sumber: www.wayoflife.org)
Mark Driscoll, gembala sidang senior di mega-gereja Mars Hill di Seattle, dan sesama pendiri dari jaringan Kisah Rasul 29 (suatu jaringan pendirian gereja), percaya bahwa “kita sedang berada di tepi suatu jurang” atau “suatu gerakan baru, dengan potensi akan melihat suatu kebangkitan rohani dalam generasi kita” (Driscoll, “It’s Time to Move from Minutia to Movement,” Acts29network.org, 8 Maret 2012). Driscoll bergairah bahwa gerakan ini “bertumpah ruah melewati batas-batas tradisional yang secara historis memisah-misahkan orang-orang” dan menggambarkannya sebagai “sejumlah cabang sungai yang bersatu menjadi sungai besar.” Dia berbicara mengenai bagaimana dia belajar dari berbagai macam pemimpin-pemimpin Kristen, dan walaupun berbeda secara doktrinal dari mereka, “tujuannya adalah memiliki hubungan kerja dengan mereka.” Dia mengatakan, “Saya beruntung memiliki persahabatan dekat dengan pemimpin-pemimpin Kristen dari seluruh dunia dan dari seluruh spektrum theologi.” Persatuan yang Driscoll puji terjadi melalui “berpindah dari hal-hal detil (minutia),” yang didefinisikan sebagai “detil-detil yang kecil, dan tepat tentang sesuatu.” Ini adalah kesesatan yang sudah kuno yang mengajarkan “bersatu dalam hal-hal esensial, bebas dalam hal-hal yang tidak esensial.” Moto ini menjadi inti dari program ekumene tetapi adalah pemberontakan terhadap perintah-perintah yang jelas dalam Firman Allah. Anda tidak akan menemukan doktrin “bebas dalam hal-hal non-esensial” dalam tulisan Kristus dan para Rasul. Yesus memerintahkan agar gereja-gereja “mengajarkan segala sesuatu” (Mat. 28:20) dan Paulus menyampaikan seluruh maksud Allah (Kis. 20:27). Kita harus menuruti perintah-perintah rasuli dengan “tidak bercacat dan tidak bercela” (1 Tim. 6:13-14). Tidak ada pengajaran yang “tidak esensial” dalam Kitab Suci. Walaupun tidak semua pengajaran sama pentingnya, tetapi tidak ada yang tidak penting sehingga boleh diabaikan demi mencapai persatuan yang lebih luas. Driscoll memang sedang menggambarkan suatu gerakan, tetapi ini bukan gerakan yang baru atau yang ilahi. Ini adalah gerakan kesesatan rohani akhir zaman. Ini adalah “gereja” yang korup yang tumbuh menjadi pohon yang besar yang cabang-cabangnya dipenuhi burung-burung di udara (Mat. 13:31-32). Ini adalah “gereja” yang menuju kepada pengkhamiran total oleh kesesatan kuno maupun baru, sambil semuanya menari-nari kepada lagu tema rock & roll (Mat. 13:33). Sudah dapat diprediksi, Driscoll membuat kesimpulan dengan cara melontarkan serangan murahan terhadap mereka yang menolak untuk ikut lompat ke sungai gerakan baru ini tetapi sebaliknya “menembaki” dan “menyerang” para pemimpin gerakan baru ini dengan menguji mereka melalui Firman Allah. Driscoll adalah seseorang yang mudah berteman, dan secara pribadi enak diajak bicara, tetapi dia sungguh tidak tahu apa yang dia sedang lakukan.
Gerakan humanis selalu mengembuskan padangannya bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tak dapat hidup sendirian, tetapi ingin hidup bermasyarakat. Dan adalah hal yang manusiawi bila manusia ingin dipuji, ingin mendapat simpati orang lain dan berarti bagi orang lain di dunia ini. namun masalahnya manusia tidak diciptakan hanya sebagai makhluk pribadi saja tetapi juga sebagai makhluk rohani yang harus mengetahui kehendak dan bertanggung jawab kepada penciptanya. Tuhan pencipta menghendaki agar manusia tidak menjadi serupa dengan dunia ini, keinginan dunia bertentangan dengan kehendak Roh, bersahabat dengan dunia bermusuan dengan Allah untuk itu setiap orang percaya dituntut untuk hidup terpisah dari cara hidup orang duniawi agar tidak mengulangi kesalahan Hawa yang ingin berkuasa seperti Allah; kesalahan Kain yang membunuh karena egonya tersinggung (tidak dihargai persembahannya) dan Nimrod yang ingin cari ketenaran.