(Berita Mingguan GITS 12 Mei 2012, sumber: www.wayoflife.org)
Kardinal George Pell, kepala dari keuskupan agung Roma Katolik di Sydney, Australia, mengatakan bahwa Adam dan Hawa tidak benar-benar ada. Hadir di samping atheis Richard Dawkins dalam program Tanya Jawab Australian Broadcasting Corporation, Pell mengatakan bahwa kisah Alkitab tentang Adam dan Hawa “adalah suatu mitologi yang canggih untuk mencoba menjelaskan mengapa ada kejahatan dan penderitaan di dunia.” Dia mengatakan bahwa tidaklah mungkin untuk mengatakan kapan ada manusia pertama, mengacu kepada kepercayaannya bahwa manusia berevolusi dari dunia binatang. Jadi, “kardinal” yang bodoh ini mengubah Alkitab menjadi suatu dongeng dan membuat para nabi dan Yesus Kristus sebagai orang-orang yang tertipu atau bahkan penipu. Adam disebut langsung sebanyak 31 kali dalam Alkitab. Dia diperlakukan sebagai seseorang yang historis oleh penulis Tawarikh (1 Taw. 1:1), Ayub (Ay. 31:33, KJV), Lukas (Luk. 3:38), Paulus (Rom. 5:14; 1 Kor. 1:22, 45; 1 Tim. 2:13-14), dan Yudas (14). Dalam Matius 19:4-5, Yesus mengutip Kejadian 1:27 dan Kejadian 2:24 dan menyatakan tanpa keraguan bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan pertama. Jika penciptaan tidaklah literal, kejatuhan tidaklah literal, dan Yesus Kristus dan salib dan keselamatan sama sekali tidak masuk akal.
Kami tidak menyakini pernyataan kardinal tsb.
Bilamana benar, kamipun pasti mempertanyakan dasar pemikiran kardinal tsb apa dan dari mana, sebab menurut alkitab maupun katekismus greja katolik tidaklah demikian.
makanya pak budiaryotejo, kalau ada orang yang memberitahukan kesalahan-kesalahan katolik anda seharusnya anda dapat berpikir sehat untuk keluar dari tempat yang sesat itu. tapi itu terserah anda dan hak anda.
bersyukurlah karena masih ada yang mampu menegur dan menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan yang demikian…
Pendapat pribadi tidak mewakili ajaran iman Gereja Katolik. Jadi kalau pun benar kardinal tsb mengatakan demikian tidak mewakili Keseluruhan Gereja Katolik. .Ajaran iman Gereja Katolik termuat dalam katekismus Gereja Katolik. Kalau Sdri Eliyusu dengan cepat mengambil kesimpulan Untuk menghakimi Gereja Katolik dengan hanya dari ucapan sekarang Kardinal..seharusnya anda benar benar merenungkanbahwa malaikat saja bisa jatuh apalagi sekarang Kardinal. ..Dari malaikat yg jatuh tsb mengapa anda tidak menggugat Tuhan sekalian menciptakan malaikat yg ngak benar?…..jangan memancing Di air keruh. ….
Kalau memang Kardinal ini mengajarkan sesuatu yang sesat, mestinya dia dicopot dari posisinya sebagai Kardinal. Bahwa dia tidak dicopot mengindikasikan bahwa Katolik tidak merasa terganggu salah satu Kardinalnya mengajarkan kesesatan ini. Saya yakin paham Kardinal ini sudah merajalela di kalangan ‘imam’ Katolik.
Pak Steven,
tidak secepat demikian utk memecat kardinal. Ada procedure nya. Katolik adalah umat yg terstruktur demikian besar secara organisasi kelembagaan. Anda. Namun saya sendiri yakin teguranpun pasti sudah dilayangkan,bilamana yang bersangkutan sadar dan minta maaf maka urusan selesai dan saya yakin komisi diatas kardinal pasti sudah mengarahkan kembali kepada ajaran Kristus. Dan saya rasa kesalahan bisa saja terjadi setiap siapa pastor/pendeta/kardinal/uskup bahkan rasulpun. Dan gereja katolik secara kelembagaan pasti memberikan pengampunan kepada siapa saja dan pemecatan bukan satu satunya jalan
Saya rasa demikian pak semoga anda puas.
Satu hal lagi, bisa pak Steven tunjukkan bukti dan fakta bahwa paham yg anda sebut telah merajalela dikalangan Katolik ? Serta referensinya apa? Agar tidak sembarangan menuduh.
Dari Wikipedia:
A five-day conference, Biological Evolution: Facts and Theories, held in March 2009 by the Pontifical University in Rome, marking the 150th anniversary of the publication of the Origin of Species, generally confirmed the lack of conflict between evolutionary theory and Catholic theology, and the rejection of Intelligent Design by Catholic scholars.[37]
The Church has deferred to scientists on matters such as the age of the earth and the authenticity of the fossil record. Papal pronouncements, along with commentaries by cardinals, have accepted the findings of scientists on the gradual appearance of life. In fact, the International Theological Commission in a July 2004 statement endorsed by Cardinal Ratzinger, then president of the Commission and head of the Congregation for the Doctrine of the Faith, now Pope Benedict XVI, includes this paragraph:
According to the widely accepted scientific account, the universe erupted 15 billion years ago in an explosion called the ‘Big Bang’ and has been expanding and cooling ever since. Later there gradually emerged the conditions necessary for the formation of atoms, still later the condensation of galaxies and stars, and about 10 billion years later the formation of planets. In our own solar system and on earth (formed about 4.5 billion years ago), the conditions have been favorable to the emergence of life. While there is little consensus among scientists about how the origin of this first microscopic life is to be explained, there is general agreement among them that the first organism dwelt on this planet about 3.5–4 billion years ago. Since it has been demonstrated that all living organisms on earth are genetically related, it is virtually certain that all living organisms have descended from this first organism. Converging evidence from many studies in the physical and biological sciences furnishes mounting support for some theory of evolution to account for the development and diversification of life on earth, while controversy continues over the pace and mechanisms of evolution.[5]
Jelas bahwa posisi resmi Katolik saat ini adalah PERCAYA TEORI EVOLUSI, termasuk bahwa manusia berasal dari makhluk bersel satu. Ini dengan sendirinya berarti Adam dan Hawa tidak riil, hanyalah mitos. Ini dari kata-kata Benedictus sendiri. Bukankah Paus tidak bisa salah?
Saya pikir ada kesalahan yang mendasar semua umat beragama di bumi ini.Agama adalah ibarat bandul timbangan yang fungsinya sebagai Penyeimbang kejiwaan sesorang dan mengontrol setiap tindakan yang akan di lakukan.Seperti konsep Ying dan Yang,dalam setiap orang ada keinginan untuk Baik dan Buruk.Peranan agama adalah untuk mengontrol agar orang bisa tetap berada di tengah.Orang yang memeluk agama secara Fanatik juga akan membuat energi negatipnya besar,sehingga akan melakukan tindakan yang merugikan orang lain ( contohnya Bom Bunuh Diri ).
Yang penting dari kehidupan beragama adalah Keteladanan dari setiap toko yang di ceritakan dalam ajaran agama.Apalagi agama yang berdasarkan Dogma,sifatnya Dogmatis.Jadi Kebenarannya selalu akan menjadi tanda tanya,sejalan perkembangan jaman.Sebenarnya yang penting di lakukan adalah tindakan Nyata ,bukan membahas
isi dari kitab suci.Itulah kesalahan mengapa rumah-rumah ibadah banyak,tapi tetap tidak bisa menjadikan manusianya makin Baik.Mereka tetap terbelenggu oleh Egonya.Kepekaan terhadap lingkungannya jadi kurang,contoh nyata adalah kasus ibu yang meracuni anaknya sendiri dan kemudian bunuh diri di Malang beberapa waktu yang lewat.Padahal dari ajaran Yesus adalah mengajarkan agar manusia mau berbagi,mengasihi dan menolong sesamanya,yang di harapkan agar manusia mau Peka terhadap kiri kanannya,siapa yang perlu di tolong ya di tolong,siapa yang lapar ya di beri makan.Itulah Inti Ajaran Agama.Bukan membahas ayat demi ayat,pasal demi pasal tapi tidak tahu apa yang di maksud.
Vincent # Pola pikir seperti ini yg diharapkan seperti ini. Saya merasa tersentuh membca pryataan anda. Terima kasih membukan pikiran saya.