(Berita Mingguan GITS 12 Mei 2012, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini dari Creation Moments, 17 Januari 2012, www.creationmoments.com: “Struktur sarang lebah madu yang menakjubkan telah membuat para ilmuwan kagum selama ribuan tahun. Pada abad ketiga, Pappus dari Alexandria, seorang ahli astronom dan geometri, menjadi orang pertama yang mengusulkan penjelasan tentang mengapa sarang lebah berbentuk hexagonal. Pappus menjelaskan bahwa hanya ada tiga bentuk yang bisa dipilih untuk dipakai dalam sarang lebah – segitiga, bujur sangkar, dan hexagon (segi enam). Bentuk-bentuk lain akan menimbulkan ruang-ruang sisa di antara sel yang akan terbuang. Pappus memperhatikan bahwa hexagon dapat mengandung lebih banyak madu dengan ruang yang sama dibandingkan persegi (bujur sangkar) atau segitiga. Juga diperlukan lebih sedikit bahan lilin untuk membangun hexagon, dan adanya banyak sisi-sisi yang dipakai oleh sesama sel membuat pemakaian lilin semakin menurun. Barulah setelah dikembangkannya kalkulus modern, para ilmuwan dapat dengan sepenuhnya mengapresiasi bentuk dari tutup di ujung sel-sel sarang lebah. Setiap sel ditutup oleh sebuah piramid yang terdiri dari tiga belah ketupat. Matematika yang kompleks menunjukkan bahwa bentuk ini juga memerlukan pemakaian lilin yang paling sedikit untuk konstruksinya. Selain itu, tutup ini memungkinkan sel-sel sarang lebah bertumbukan satu sama lain tanpa membuang tempat. Ilmuwan modern yang menerima evolusi berbicara mengenai desain dari sarang lebah sebagai suatu pencapaian yang luar biasa bagi para lebah. Tetapi, kesimpulan yang lebih masuk akal cukup nyata. Prisma bersisi sepuluh yang menjadi tutup dari sarang lebah adalah kesaksian yang agung terhadap kebijaksanaan matematis dari sang Pencipta sendiri.