(Berita Mingguan GITS 01Desember 2012, sumber: www.wayoflife.org)
Pengamatan pemerintah telah meningkat sedemikian dramatis dalam dekade terakhir sehingga sulit dipercaya, dan tidak diragukan lagi hal ini adalah tanda-tanda bahwa kita semakin mendekat kepada prediksi di kitab Wahyu (Wah. 13:17). Kini hampir tidak mungkin untuk bergerak dan berkomunikasi di masyarakat modern tanpa diobservasi oleh pemerintah. Tidak mungkin untuk menggunakan kartu kredit, mesin bank, kartu telepon, telepon genggam, bepergian ke luar negeri, dll., tanpa meninggalkan jejak elektronik. Di Amerika Serikat misalnya, agensi-agensi seperti Information Awareness Office, NSA, dan FBI, menghabiskan milyaran dolar setiap tahunnya untuk menangkap dan menganalisa gerakan telpon dan internet. Sejak tahun 2007, pemerintah federal, negara bagian, dan lokal, diizinkan untuk mengakses gambar-gambar dari satelit intelijen militer untuk mengobservasi aktivitas warga negara AS (“U.S. To Expand Domestic Use of Spy Satellites,” Wall Street Journal, 15 Agus. 2007). FBI sedang menciptakan fasilitas komputer bawah tanah dengan nilai milyaran dolar, untuk menyimpan data DNA, muka, data iris/retina, sidik jari, dan sidik tangan dari orang-orang yang tinggal di AS (“FBI Prepares Vast Databases of Biometrics,” Washington Post, 22 Des. 2007). Departemen Homeland Security memberikan jutaan dolar kepada agensi-agensi lokal, negara bagian, dan federal, untuk meng-install dan mengoperasikan peralatan pengamatan video. Sebagai contoh adalah Operasi Virtual Shield di Chicago yang menghubungkan 2.200 kamera ke suatu pusat monitoring (“Surveillance Cams Help Fight Crime, Chicago Sun Times, 19 Feb. 2009). Kota itu berencana untuk memiliki kamera pengamat di setiap sudut jalan pada tahun 2016 (“We’re Watching,” CBS News, 6 Sept. 2006). London, Inggris, sedang mengoperasikan sekitar 500.000 kamera pengamatan. Beberapa sekolah distrik di AS, seperti yang di San Antonio, Texas, mengharuskan murid-murid memakai tag radio yang memungkinkan institusi sekolah untuk melacak pergerakan mereka (“US School Tag Tracker Project,” BBC, 23 Nov. 2012). Pengamatan dari udara melalui pesawat tak berawak semakin meningkat. AS dan Inggris sedang membangun banyak sekali pesawat-pesawat pengamat tak berawak untuk digunakan oleh polisi dan agensi-agensi pemerintah. DARPA telah mendanai pengembangan banyak tim pesawat-pesawat tak berawak ini yang “menerbangkan diri mereka sendiri, secara otomatis memutuskan siapa yang mencurigakan dan bagaimana untuk memonitor mereka, mengkoordinasikan aktivitas mereka dengan pesawat-pesawat tak berawak lainnya yang dekat, dan memberitahu operator manusia jika sesuatu yang mencurigakan terjadi….segerombolan pesawat-pesawat tak berawak yang bisa beroperasi sendiri dapat secara otomatis mempatroli sebuah kota dan melacak individu-individu yang mencurigakan, sambil melapor kembali ke stasiun monitor pusat” (“Surveillance,” Wikipedia). Dalam Proyek Golden Shield, Cina sedang menginstall jutaan kamera pengamatan dengan kemampuan analisis yang canggih dan perangkat lunak untuk mengenali wajah, semuanya terhubung ke database sentral dan stasiun monitor. Rencananya adalah untuk mengkomputerisasi dan menyimpan foto digital dari setiap wajah dari 1.3 milyar orang di Cina (“China’s All-seeing Eye,” Rolling Stone, 29 Mei 2008). Perusahaan-perusahaan AS seperti IBM, General Electric, dan Honeywell sedang membantu dalam proyek Orwellian ini. Bisnis-bisnis juga masuk ke dalam permainan pengamatan ini. Mereka menghubungkan kamera-kamera pengamat ke software yang canggih yang memungkinkan mereka untuk bukan saja memonitor penjaga toko, tetapi juga mem-profil para pembeli dan mengamati gerakan mereka dan respons mereka terhadap hal-hal seperti pajangan sales dan situasi belanja pada umumnya. Kini, perusahaan-perusahaan membeli mannequin yang diperlengkapi dengan kamera di mata mereka yang mengumpulkan data tentang pembeli di tingkat mata mereka (“Bionic Mannequins Spy on Shoppers,” Bloomberg, 22 Nov. 2012). Toko-toko di Eropa dan AS menggunakan alat-alat pengamatan rahasia ini untuk mengamati umur, jenis kelamin, dan etnisitas dari orang-orang yang lewat, dan perusahaan yang membuat mannequin-mannequin ini sedang mengetes teknologi yang akan memampukan toko-toko untuk menguping apa yang dikatakan oleh orang-orang yang belanja.
Kategori
- Akhir Zaman / Nubuatan (104)
- Alkitab (45)
- Apologetika (2)
- Arkeologi (39)
- Atheisme (3)
- Atheisme/Agnostikisme (10)
- Berita Mingguan (2)
- Bidat (10)
- Doa (3)
- Education / Pendidikan (6)
- Ekumenisme (107)
- Emerging Church (36)
- Fashion (5)
- Fundamentalisme (35)
- Gaming (3)
- General (Umum) (247)
- Gereja (67)
- Hermeneutika / Penafsiran (1)
- Islam (55)
- Israel (23)
- Istilah "Allah" (2)
- Kalvinisme (8)
- Katolik (121)
- Keluarga (27)
- Kesehatan / Medical (50)
- Keselamatan (9)
- Kesesatan Umum dan New Age (277)
- Kharismatik/Pantekosta (58)
- Kristologi (6)
- Laki-Laki (1)
- LGBT (72)
- Liberalisme (7)
- Ministry (2)
- Misi / Pekabaran Injil (22)
- musik (89)
- New Evangelical (Injili) (69)
- Okultisme (7)
- Pemuda/Remaja (4)
- Penganiayaan / Persecution (122)
- Pengharapan/Surga (3)
- Psikologi (7)
- Renungan (57)
- Science and Bible (309)
- Sejarah dan Doktrin Baptis (5)
- Sejarah Gereja-Gereja (1)
- Separasi dari Dunia / Keduniawian (100)
- Sports/Olahraga (3)
- Teknologi (38)
- Theologi (9)
- Tubuh Manusia (5)
- Uncategorized (15)
- Wanita (25)
Archives
- January 2025 (2)
- December 2024 (3)
- November 2024 (7)
- October 2024 (2)
- September 2024 (5)
- August 2024 (2)
- July 2024 (3)
- April 2024 (2)
- March 2024 (5)
- February 2024 (2)
- January 2024 (4)
- December 2023 (8)
- November 2023 (2)
- October 2023 (7)
- September 2023 (3)
- August 2023 (8)
- July 2023 (4)
- June 2023 (3)
- May 2023 (4)
- April 2023 (9)
- March 2023 (4)
- February 2023 (9)
- January 2023 (3)
- December 2022 (4)
- November 2022 (10)
- October 2022 (4)
- September 2022 (6)
- August 2022 (6)
- July 2022 (4)
- June 2022 (3)
- May 2022 (1)
- April 2022 (6)
- March 2022 (5)
- February 2022 (4)
- January 2022 (6)
- November 2021 (4)
- October 2021 (2)
- September 2021 (4)
- August 2021 (4)
- July 2021 (4)
- June 2021 (1)
- May 2021 (3)
- April 2021 (1)
- March 2021 (7)
- February 2021 (4)
- January 2021 (3)
- December 2020 (3)
- November 2020 (11)
- October 2020 (3)
- September 2020 (3)
- August 2020 (2)
- July 2020 (2)
- June 2020 (6)
- May 2020 (9)
- April 2020 (12)
- March 2020 (5)
- February 2020 (12)
- January 2020 (6)
- December 2019 (3)
- November 2019 (9)
- October 2019 (4)
- September 2019 (8)
- August 2019 (7)
- July 2019 (5)
- June 2019 (6)
- May 2019 (7)
- April 2019 (7)
- March 2019 (4)
- February 2019 (3)
- January 2019 (8)
- December 2018 (13)
- November 2018 (8)
- October 2018 (8)
- September 2018 (10)
- August 2018 (8)
- July 2018 (10)
- June 2018 (13)
- May 2018 (9)
- April 2018 (5)
- March 2018 (10)
- February 2018 (7)
- January 2018 (7)
- December 2017 (6)
- November 2017 (8)
- October 2017 (9)
- September 2017 (10)
- August 2017 (8)
- July 2017 (7)
- June 2017 (9)
- May 2017 (3)
- April 2017 (11)
- March 2017 (13)
- February 2017 (5)
- January 2017 (11)
- December 2016 (8)
- November 2016 (8)
- October 2016 (12)
- September 2016 (11)
- August 2016 (13)
- July 2016 (13)
- June 2016 (13)
- May 2016 (13)
- April 2016 (14)
- March 2016 (9)
- February 2016 (13)
- January 2016 (14)
- December 2015 (14)
- November 2015 (13)
- October 2015 (17)
- September 2015 (11)
- August 2015 (12)
- July 2015 (12)
- June 2015 (9)
- May 2015 (10)
- April 2015 (9)
- March 2015 (6)
- February 2015 (3)
- January 2015 (10)
- December 2014 (3)
- November 2014 (15)
- October 2014 (3)
- September 2014 (11)
- August 2014 (15)
- July 2014 (10)
- June 2014 (13)
- May 2014 (13)
- April 2014 (5)
- March 2014 (14)
- February 2014 (9)
- January 2014 (11)
- December 2013 (10)
- November 2013 (15)
- October 2013 (15)
- September 2013 (13)
- August 2013 (16)
- July 2013 (14)
- June 2013 (18)
- May 2013 (10)
- April 2013 (16)
- March 2013 (17)
- February 2013 (13)
- January 2013 (14)
- December 2012 (14)
- November 2012 (11)
- October 2012 (10)
- September 2012 (15)
- August 2012 (12)
- July 2012 (9)
- June 2012 (12)
- May 2012 (12)
- April 2012 (11)
- March 2012 (15)
- February 2012 (13)
- January 2012 (14)
- December 2011 (13)
- November 2011 (13)
- October 2011 (14)
- September 2011 (14)
- August 2011 (12)
- July 2011 (16)
- June 2011 (12)
- May 2011 (10)
- April 2011 (16)
- March 2011 (13)
- February 2011 (15)
- January 2011 (16)
- December 2010 (14)
- November 2010 (10)
- October 2010 (17)
- September 2010 (13)
- August 2010 (17)
- July 2010 (17)
- June 2010 (15)
- May 2010 (18)
- April 2010 (17)
- March 2010 (17)
- February 2010 (13)
- January 2010 (20)
- December 2009 (20)
- November 2009 (5)
- April 2009 (2)
- March 2009 (2)
- February 2009 (1)
Kalau dalam konteks Indonesia?
Indonesia akan mengikuti arus dunia. Pertama tentu tujuannya “baik.” Misalnya, pengetatan pengawasan keuangan, dengan tujuan menangkap orang yang melakukan kejahatan finansial, mengetatkan pengawasan pajak, dll.
Dengan itu, semua orang akan didorong untuk lebih banyak melakukan transaksi non-cash (sehingga bisa dilacak secara elektronik). Ini semua akan memudahkan penggenapan yang tertulis dalam Wahyu, yaitu suatu hari tidak ada seorang pun yang bisa membeli dan menjual tanpa persetujuan “pemerintah.” Agar hal ini berlaku, diperlukan masyarakat cash-less.