Kieth dan Kristyn Getty

(Berita Mingguan GITS 15Desember 2012, sumber: www.wayoflife.org)

Himne-himne kontemporer yang digubah oleh Keith dan Kristyn Getty, banyak dipakai oleh gereja-gereja yang “tradisional, non-kontemporer” karena himne-himne ini dianggap relatif aman. Minimal delapan lagu mereka dimasukkan ke dalam buku nyanyi Rejoice Hymns yang diterbitkan oleh Majesty Music, dan 29 lagu masuk ke dalam buku lagu Hymns Modern and Ancient, yang diterbitkan oleh Hearts Publications, sebuah pelayanan dari Steve Pettit Evangelistic Association, dan dikompilasi oleh Fred Coleman yang mengepalai Departemen Musik Gereja di Bob Jones University. Lagu-lagu keluarga Getty yang populer termasuk “Don’t Let Me Lose My Wonder,” “In Christ Alone” (ditulis oleh Keith dan Stuart Townend), “Speak, Oh Lord,” dan “The Power of the Cross.”

Biasanya, lirik lagu-lagu ini alkitabiah dan musiknya juga bukan rock & roll yang mentereng (walaupun keluarga Getty bisa neg-rock dengan keras di konser-konser mereka). Tetapi keluarga Getty ini mewakili dunia musik penyembahan kontemporer yang sangat berbahaya, sama seperti Michael W. Smith atau Graham Kendrick. Tujuan mereka yang ekumenis gereja esa-sedunia adalah untuk “menyatukan semua orang dalam hal musik” (www.keithgetty.com). Mereka mau “menjembatani antara musik tradisional dan kontemporer” (http://www.gettymusic.com/about.aspx), tetapi orang-orang yang percaya Alkitab seharusnya tahu bahwa ini adalah suatu perbedaan yang tidak boleh dijembatani, karena ini sama dengan perbedaan antara Kristus dan dunia, antara Roh dan daging, antara gereja-gereja sejati dengan gereja-gereja pelacur (Wah. 17). Keluarga Getty adalah “penulis-penulis himne modern” tetapi musik mereka bersifat sinkretistik. Mereka “menggabungkan musik warisan Irlandia mereka dengan bunyi-bunyi Nashville, rumah mereka saat ini.” Keluarga Getty menyebut grup Beatles sebagai pengaruh besar dalam musik mereka. Keith juga membuat arrangement untuk beberapa lagu di album Michael W. Smith, Healing Rain, yang kharismatik.

Keluarga Getty memiliki kerjasama yang erat dengan Stuart Townend, yang adalah seorang kharismatik radikal dan ekumenis. Bukan hanya mereka menulis dan menerbitkan lagu dengan Townend, mereka juga melakukan tur bersama, bergandengan tangan , misalnya dalam Tur Pulau-Pulau Celtic tahun 2012. Pada bulan Juli 2012, keluarga Getty bergabung dengan Townend dan Matt Maher yang Roma Katolik dalam NewsongCafe di Worshiptogether.com. Mereka memainkan dan mendiskusikan lagu “The Power of the Cross,” yang ditulis bersama oleh Getty dan Townend. Program 10 menit itu mempromosikan kesatuan ekumenis, dan Maher/Townend/Getty jelas satu roh dalam musik mereka.

Perbedaan-perbedaan doktrinal yang penting sama sekali tidak berarti bagi mereka sehingga sama sekali tidak disinggung. Kekejian rohani seperti supremitas kepausan, misa, baptisan bayi, kelahiran kembali melalui baptisan, dan penyembahan Maria sama sekali diabaikan. Yudas 3 dikecilkan dan Roma 16:17 sama sekali dilanggar demi membangun gereja esa-sedunia melalui musik Kristen kontemporer. Gereja-gereja yang memakai musik Getty atau Townend juga sedang membangun ke arah yang sama.

This entry was posted in Ekumenisme, musik. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *