Salam Kepausan bagi Gereja-Gereja Waldensian

(Berita Mingguan GITS 13 September 2014, sumber: www.wayoflife.org)

Paus Fransiskus mengirim suatu salam kebapaan kepada gereja-gereja Metodis dan Waldensian dalam rangka acara sidang sinode tahunan mereka, 24-29 Agustus lalu, di Torre Pellice, Italia. Pesan itu berbunyi “Bapa yang Kudus berdoa agar Tuhan, melalui permohonan Perawan Maria, memberikan kepada semua orang Kristen kemajuan dalam jalur menuju persekutuan penuh, untuk bersaksi bagi Tuhan Yesus Kristus dan untuk menawarkan terang dan kekuatan InjilNya kepada lelaki dan perempuan di zaman kita” (“Pope Francis Sends Message,” Zenit, 25 Agus. 2014). Bahwa kaum Waldensis menerima pesan yang sedemikian sesat ini dari “bapa yang kudus,” yang disampaikan melalui doktrin Maria yang penuh hujat, adalah bukti nyata akan kehancuran rohani mereka.

Persatuan Gereja-Gereja Metodis dan Waldensian dibentuk pada tahun 1975 melalui merger dari Waldensian Evangelical Church dengan Italian Methodist Church. Sebelum kesesatan mereka di zaman modern ini, gereja-gereja Waldensis pernah berdiri teguh membela iman Perjanjian Baru dan melawan Roma dan berbagai kesesatannya, sambil menerima penganiayaan yang hebat dari Roma. Sebagai contoh, Pengakuan Iman Waldensis (1120 dan 1150 M) menyatakan bahwa keselamatan adalah melalui kasih karunia Yesus Kristus saja dan bahwa hanya Alkitab adalah Firman Allah dan satu-satunya standar penghakiman, menolak Maria buatan Roma, klaim paus terhadap posisi tertinggi, keharusan tidak menikah, purgatori, misa bagi orang mati, penghormatan bagi santo-santa, dan sebaliknya berpegang pada perintah baptisan dan Perjamuan Tuhan saja. Dalam pengakuan-pengakuan iman Waldensis yang kuno tersebut, Gereja Roma Katolik disebut sebagai “pelacur Babel.” Kami telah memberikan banyak kutipan dari dokumen-dokumen kuno mengenai hal-hal ini dan juga tentang banyak penganiayaan terhadap kaum Waldensian dalam A History of the Churches from a Baptist Perspective, dan dalam Rome and the Bible: Tracing the History of the Roman Catholic and Its Persecutions of the Bible and of Bible Believers.

This entry was posted in Ekumenisme, Katolik, Kesesatan Umum dan New Age. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *