(Berita Mingguan GITS 16 Januari 2016, sumber: www.wayoflife.org)
Dalam sebuah laporan baru-baru ini dalam sebuah majalah yang menjadi simbol garis depan budaya pop Barat, sang penulis menjelaskan motivasi kekristenan kontemporer. Para gembala yang “hip” tidak berhasil menipu dunia sedikit pun. Ini yang dikatakan oleh reporter itu tentang Gereja Hillsong New York: “Saya sedang menyaksikan kesimpulan logis dari konvergensi perlahan antara pengejaran hal yang “cool” dan kekristenan, yang telah dimulai sejak awal millenium. Orang-orang Kristen yang progresif, ketakutan akan masa depan tanpa iman Kristen, panik dan mengoyakkan jubah mereka dan menggantinya dengan jeans ketat, baju flannel, dan anting-anting di telinga dan bagian badan lainnya, dalam suatu usaha yang terlihat sekali berusaha me-modern-kan diri dan menjadi lebih relevan” (Taffy Brodesser-Akner, “What Would Cool Jesus Do?” GQ, 17 Des. 2015). Sungguh penilaian yang tepat. Inti dari Kekristenan yang “cool” adalah mencoba untuk dapat diterima dunia, tetapi para gembala hip bukanlah penentu trend; mereka hanyalah para pengikut menyedihkan yang mengikuti apa yang dunia lakukan/pakai/dengarkan. Jika seorang Kristen “fundamentalis” yang “kuno” dan seperti dinosaurus, masuk ke sebuah megachurch, maka dialah orang yang berpakaian beda, yang melawan arus, yang mengikuti pola lain, yang tidak menyerah kepada tekanan sesama. Reporter wanita GQ yang uber-cool itu memahami persis yang dilakukan oleh khalayak ramai. Mereka tidak menipu siapa-siapa selain diri mereka sendiri. Kekristenan yang cool bukanlah soal kebenaran; tetapi mereka ingin diterima oleh angkatan ini dan intinya adalah mencintai sensualitas dunia. Cool dan Kristus adalah dua tuan yang berbeda, dan kita tidak bisa mengasihi keduanya. Yakobus yang jelas tidak cool, dari abad pertama, dapat mengobrak-abrik megachurch manapun dengan satu khotbah saja. “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah” (Yak. 4:4).