(Berita Mingguan GITS 18 Juni 2016, sumber: www.wayoflife.org)
Event “Together 2016” dijadwalkan akan dilakukan pada bulan Juli di Washington D.C., dan akan menampilkan ekumenisme ekstrim dan filosofi gereja esa-sedunia milik musik penyembahan kontemporer. Paus Fransiskus akan menyampaikan pesan video kepada khalayak yang berkumpul. Dia akan bergabung dengan Hillsong United, Kari Jobe, David Crowder, Kirk Franklin, Jeremy Camp, Lacrae, Michael W. Smith, Passion, Casting Crown, dan Matt Maher (artis CCM Katolik). Gereja-gereja yang percaya Alkitab tetapi yang memakai dan mengadaptasi musik kontemporer sedang melakukan hal yang bodoh, yaitu membangun jembatan ke dunia rohani yang berbahaya ini, dan secara langsung tidak taat pada Firman Tuhan. “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik” (1 Kor. 15:33).
Editor: Gerakan kharismatik adalah katalis yang luar biasa terhadap gerakan ekumene. Dua hal dari gerakan kharismatik menjadi lem/perekat bagi berbagai gereja, tidak peduli doktrin. Pertama adalah pengalaman-pengalaman kharismatik, terutama “bahasa roh” (dalam bahasa asli sebenarnya “bahasa lidah”). Jika seorang Katolik “berbahasa roh,” dan seorang Protestan “berbahasa roh,” dan seorang Pantekosta “berbahasa lidah,” maka akan tercipta konsep bahwa semua orang ini sama-sama anak Tuhan yang mendapat karunia rohani. Tidak lagi menjadi pertimbangan Injil apa yang dipercayai, atau doktrin apa yang dipegang. Tidak lagi dipermasalahkan bahwa gereja Katolik mengajarkan keselamatan bukan hanya berdasarkan iman dan kasih karunia, tetapi juga berdasarkan sakramen dan perbuatan baik. Ini memang disengaja, karena slogan ekumenisme adalah: doktrin memecah belah, kasih mempersatukan. Tetapi manusia lupa bahwa tidak semua persatuan itu baik. Persatuan di dalam kesalahan (contoh Menara Babel) justru mendatangkan murka Tuhan. Yang Tuhan inginkan adalah persatuan dalam kebenaran, yang berarti memperhatikan apa yang kita ajarkan/percayai, dengan kata lain doktrin. Kedua, musik kharismatik menjadi perekat ekumenisme. Sejak munculnya musik Kristen kontemporer di kalangan kharismatik, yang adalah adaptasi dari musik rock & roll dunia yang diberikan “kata-kata kristiani,” maka musik ini melanda hampir semua gereja. Karena gereja-gereja ini menyanyikan musik yang sama, maka persatuan lebih mudah tercapai, sekali lagi tanpa mempedulikan nilai kebenaran.