(Berita Mingguan GITS 18 Juni 2016, oleh Dr. Steven E. Liauw)
Pada hari Minggu, 12 Juni, Omar Mateen membunuh 49 orang dan melukai 53 lainnya di sebuah “bar gay” di Orlando, Florida. Nightclub Pulse diiklankan sebagai bar gay paling “hot” di Orlando, dan menjanjikan “malam kenikmatan dan fantasi yang tak terlupakan.” Mateen adalah anak seorang Muslim immigran dari Afghanistan. Mateen dua kali naik haji ke Arab Saudi, dan ia juga ikut kelas online dari Fundamental Islamic Knowledge, sebuah kelompok yang mempromosikan terorisme. Seorang teman kelasnya dulu berkata bahwa Mateen merayakan kehancuran Twin Tower pada peristiwa 11 September. Dalam penyerangan di nightclub itu, Mateen juga membuat “janji kesetiaan kepada ISIS.”
Bagaimana kita sebagai orang Kristen fundamental menyikapi serangan ini? Tentu membunuh 49 orang dan melukai 53 lainnya adalah suatu kejahatan dan dosa di mata Tuhan. Memang, orang-orang yang berada di nightclub itu juga melakukan dosa, karena homoseksualitas adalah dosa kekejian di mata Tuhan (Im. 18:22). Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah melalui izin Tuhan. Tuhan bisa memakai tindakan dosa seseorang untuk menjadi hukuman bagi dosa lain. Dalam Alkitab, Tuhan sering memakai orang-orang Asyur atau Babel, atau bangsa-bangsa lain yang bengis, untuk menghukum umatNya Israel. Tidak diragukan bahwa kekejaman Asyur atau Babel adalah kejahatan di mata Tuhan (yang Tuhan akan hukum juga), tetapi untuk sementara dipakai untuk menghukum penyembahan berhala Israel. Demikian juga, kejahatan pembunuhan Mateen diizinkah Tuhan sebagai penghukuman terhadap homoseksualitas di nightclub Pulse.
Baik Kristen maupun Islam sama-sama tidak setuju dengan homoseksualitas. Tetapi orang Kristen dipanggil untuk menginjili dan menobatkan mereka. Kita tidak boleh berkompromi dan membenarkan tindakan mereka. Ada gereja-gereja yang menerima gay atau lesbian menjadi anggotanya, bahkan menjadi pengerja dan pemimpin. Gereja-gereja demikian melanggar Firman Tuhan. Orang homoseksual bisa diselamatkan. Tetapi orang homoseksual yang diselamatkan akan sadar bahwa yang ia lakukan itu dosa, dan akan meninggalkan homoseksualitas. Oleh karena itu, kita tetap menyampaikan bahwa murka Allah nyata atas orang berdosa (termasuk homoseksual), tetapi bahwa ada pendamaian dalam Kristus bagi yang bertobat dan percaya padaNya.