(Berita Mingguan GITS 24 Juni 2017, sumber: www.wayoflife.org)
Para ilmuwan sedang belajar banyak tentang bagaimana tumbuhan “berpikir,” dan ini adalah penelitian yang begitu mengagumkan. Sebagai contoh, para peneliti telah menemukan dua kelompok sel di dalam embrio tumbuhan yang cara kerjanya mirip dengan bagaimana otak manusia, yang fungsinya adalah untuk memutuskan kapan tumbuhan ini harus bertunas. “Pengaturan letaknya mirip dengan otak manusia, dengan hormon-hormon yang saling bertukaran antara dua kelompok sel mirip dengan situasi ketika kita manusia sedang memutuskan mau bergerak atau tidak. Tim dari Universitas Birmingham di Inggris, menggunakan model matematika untuk memperlihatkan bahwa komunikasi antara dua kelompok sel – kelompok satu mendukung tetap dorman, dan kelompok satu mendukung untuk bertunas – mengendalikan sensitivitas tumbuhan tersebut terhadap lingkungan. Ketika kelompok sel yang mendukung bertunas akhirnya menang, maka biji akan bertunas … Pusat pengambilan keputusan ini ditemukan di ujung akar dari benih Arabidopsis thaliana (tanaman thale cress dalam bahasa Inggris) yang dipelari oleh para peneliti” (“Plant Seeds Use ‘Mini Brains’ to Decide When to Sprout,” Science Alert, 10 Jun. 2017). Walaupun kita mencurigai bahwa kebanyakan ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini adalah evolusionis, ini bukanlah karena riset mereka mendukung evolusi; ini adalah karena mereka memiliki komitmen sebelumnya terhadap evolusi yang tidak tergoyahkan oleh fakta-fakta yang mereka temukan sekalipun. Kompleksitas dan intelijensi tanaman yang sangat mencengangkan, yang baru mulai dipahami oleh para ilmuwan, adalah bukti jelas melawan evolusi.