Para Profesor dan Pemimpin Southern Baptist Mempromosikan “Kesatuan Protestan”

(Berita Mingguan GITS 23 September 2017, sumber: www.wayoflife.org)

Beberapa orang profesor dan pemimpin Southern Baptist telah menandatangani suatu pengakuan iman baru yang bertujuan untuk mempromosikan kesatuan Protestan secara luas. Diberi judul “Suatu Pengakuan Katolik (Universal) yang Bereformasi [A Reforming Catholic Confession]: ‘Sekedar Suatu Pengakuan Iman Protestan’ untuk Memperingati 500 Tahun Reformasi,” pengakuan iman ini menekankan “persatuan inter-denominasi dalam hal-hal esensial iman.” Dua orang Southern Baptist turut masuk dalam komite perancangan (Malcolm Yarnell dan Gregg Allison), dan pengakuan ini telah ditandatangani oleh profesor-profesor dari keseluruhan enam seminari Southern Baptist, delapan sekolah tinggi, dan gembala-gembala gereja-gereja SBC (Southern Baptist Church), seperti Matt Chandler, J.D. Greear, dan James MacDonald, juga Russel Moore, presiden dari Komite Etik dan Kebebasan Beragama SBC, dan Ed Stetzer, yang tadinya berafiliasi dengan Lifeway. Pengakuan ini menyinggung 12 topik, termasuk tentang Tritunggal, Kitab Suci, dan pribadi dan pekerjaan Kristus, Injil, pribadi dan pekerjaan Roh Kudus, gereja, baptisan, dan perjamuan Tuhan, dan hal-hal teakhir. Pengakuan ini pada tempat-tempat terbaiknya adalah pendek dan dangkal (dan jelas memang itu tujuannya), dan di tempat-tempat lain penuh kesalahan berat. Demi tujuan persatuan ekumenis, hanya ada kebisuan mengenai masalah metode pembaptisan dan perjamuan Tuhan. Kedua hal ini disebut “sakramen” dalam dokumen ini, dan disebut dapat “mengkomunikasikan hidup dalam Kristus bagi orang-orang beriman,” yang adalah kesesatan Katolik/Protestan. Banyak sekali orang Baptis yang telah dibunuh atau dianiaya dengan cara lain oleh kaum Protestan, seringkali mengenai masalah “metode” baptisan dan juga Perjamuan Tuhan, dan sungguhlah sedih menyaksikan betapa bodoh dan berkomprominya orang-orang Baptis hari ini. (Lihat e-Book gratis: Protestant Persecution of Baptists). Pertanyaan tentang “Hal-Hal Terakhir” dalam A Reforming Catholic Confession [Suatu Pengakuan Katolik (Universal) yang Bereformasi] menyatakan bahwa Kristus akan memasukkan “siapapun yang terus bertahan dalam ketidakpercayaan ke dalam nasib kekal terpisah dariNya, di mana kehidupan dan terangnya tidak akan ada lagi.” Pernyataan yang sangat lemah ini membuka pintu untuk berbagai kesesatan yang bisa saja dipegang oleh kaum Protestan, Baptis, dan para “Injili” yang menyangkal adanya hukuman kekal dengan api. Sebagai contoh, Billy Graham telah sejak lama mendefinisikan api nerak sebagai “suatu kehausan akan Allah yang tidak akan pernah terpuaskan.” Bahkan jika seandainya A Reforming Catholic Confession mengandung kebenaran yang murni sekalipun, tetap saja dokumen ini salah arah, karena pengajaran Alkitab tentang persatuan tidak dapat dibatasi kepada suatu daftar yang dibuat manusia mengenai apa yang “esensial” dan apa yang tidak. Persatuan yang alkitabiah adalah persatuan pikiran, bukan persatuan dalam perbedaan. “Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir” (1 Kor. 1:10). Persatuan alkitabiah adalah persatuan yang ditemukan dalam jemaat lokal, bukan suatu persatuan “universal.” Dorongan-dorongan untuk bersatu ditujukan kepada jemaat-jemaat secara individu, bukan kepada “jemaat” yang universal. Lihat Roma 15:5-6; 1 Kor. 1:10; Efesus 4:1-3; Filipi 1:27.

This entry was posted in Ekumenisme, Sejarah dan Doktrin Baptis. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *