(Berita Mingguan GITS 15 Desember 2018, sumber: www.wayoflife.org)
Internet adalah alat komunikasi terhebat yang pernah ada, dan ia memiliki potensial yang tak terukur untuk menyampaikan kebenaran, sekaligus kesalahan. Presiden AS, Donald Trump, mempopulerkan istilah “fake news,” dan dia benar. Dunia penuh dengan informasi yang salah, bukan hanya informasi politik yang salah, tetapi juga semua tipe informasi lainnya. Internet adalah seperti mimpi menjadi kenyataan bagi para pendukung bumi datar dan penipu-penipu berbagai trend kesehatan palsu, dan para penyebar disinformasi, sekaligus juga penyesat-penyesat dari berbagai kalangan. Sementara kebenaran jarang didengarkan di dunia yang jatuh ini, kesalahan justru bergema secara luas. Alkitab memberitahu umat Allah bagaimana caranya mempertahankan diri di zaman manapun. Teknologi berubah, tetapi prinsip-prinsip pertahanan rohani tetap sama. Prinsip perlindungan yang paling fundamental adalah memiliki pemahaman yang baik akan Firman Allah (“terlatih,” Ibrani 5:12-15), untuk menguji segala sesuatu dengan Firman Allah, dan untuk menghindari hal-hal yang palsu. Hal ini dinyatakan secara ringkas dan padat dalam 2 Timotius 2:15-18. “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan. Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus, yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang.” Setiap prinsip dasar perlindungan terhadap kesesatan di zaman internet dapat ditemukan dalam perikop ini. Perlindungan memerlukan seseorang menjadi pelajar yang serius dari Firman Allah. Anda tidak bisa membedakan kesalahan sebelum anda berdiri dengan teguh dalam kebenaran. Dan perlindungan memerlukan juga menjauhi para guru palsu. Menjauhi adalah kebalikan dari membaca blog-blog mereka dan mengunjungi halaman media sosial mereka atau menonton channel Youtube mereka. 2 Timotius 2:18 memperingatkan bahwa pengajaran palsu memiliki kuasa untuk “merusak iman.” Ini hal yang sangat berbahaya. Lebih lanjut lagi dalam perikop yang sama, kita menemukan bahwa pengajaran palsu menimbulkan persoalan yang dicari-cari dan pertengkaran (2 Tim. 2:23). Ia menggoyahkan hidup Kristiani. Banyak orang yang telah menulis kepada saya setelah menjadi bingung karena hal-hal yang mereka baca di internet. Biasanya, orang-orang ini tidak terlatih dalam Firman Allah, tetapi bukannya memakai waktu untuk mempelajari Alkitab melalui berbagai alat yang baik dan bertekun belajar dengan pengajar-pengajar Alkitab yang sehat, mereka berselencar di internet dan main-main dengan kesalahan dan kegilaan dan penipuan. Sumber daya untuk menjadi pelajar Alkitab yang terlatih sudah tersedia bagi siapapun yang mau menginvestasikan cukup waktu and energi. Tidak ada jalan pintas. Tambahan Editor: Berbagai seminar doktrinal dilakukan oleh Graphe International Theological Seminary, buku-buku doktrinal dan rohani, adalah salah satu sumber daya penting untuk melawan penyesatan!