Oleh Dr. David Cloud, terjemahan oleh Dr. Steven Liauw
Mengapakah begitu banyak orang tertipu oleh kesalahan kharismatik? Seharusnya sangat jelas bahwa berjatuhan ke lantai dan menjadi “mabuk dalam Roh” bukanlah praktek-praktek yang alkitabiah, bahwa bahasa lidah yang ada dalam Alkitab bukanlah bunyi-bunyi sembarangan yang dapat ditiru-tiru, bahwa musik rock (yang namanya saja mengacu kepada tindakan kecabulan) tidak dapat memuliakan Allah yang mahakudus, dan bahwa wanita tidak boleh mengajar atau memerintah atas laki-laki [dalam konteks jemaat]. Namun, semua kesalahan ini dan banyak lagi yang lain, dengan segera dipegang oleh begitu banyak orang.
Saya percaya bahwa berikut ini adalah alasan-alasan utama di balik kekacauan ini:
Tidak Menguji Segala Sesuatu Dengan Alkitab Saja; Kurangnya Kemampuan Memilah-milah
Alasan utama mengapa orang-orang menjadi tertipu adalah karena mereka menolak untuk menjalankan pemilahan rohani yang tajam; mereka menolak untuk menguji segala sesuatu dengan hati-hati berdasarkan Alkitab SAJA. Amsal 14:15 mengatakan, “Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya.” 1 Tesalonika 5:21 berkata, “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang benar.” Rasul Paulus mengajarkan bahwa Kitab Suci mampu membuat manusia kepunyaan Allah “diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Tim. 3:17).
Ini berarti bahwa Alkitab sajalah satu-satunya otoritas untuk iman dan perbuatan kita. Mereka yang menolak untuk menggunakan Firman Allah dan mengukur semua pengajaran dan pengalaman religius dengan patokan tersebut, sedang berada dalam jalan menuju kebinasaan.
Orang-orang kharismatik dengan mulut mengatakan bahwa mereka menjunjung Alkitab sebagai satu-satunya otoritas, tetapi dalam prakteknya mereka menyangkali hal ini.
Perhatikan nasihat berbahaya berikut ini yang diberikan oleh Charles dan Frances Hunters:
“Sekali anda mulai berjalan dalam yang supranatural, anda harus siap untuk apapun dan semuanya, dan JANGAN PERNAH mempertanyakan cara Tuhan! … Kita harus selalu terbuka penuh untuk gerakan Roh Kudus dan tidak pernah sedemikian tertutup sehingga kita tidak melihat bahwa Allah bisa jadi melakukan sesuatu yang segar dan baru hari ini. … Saya TIDAK PERNAH MENGRITIKI PELAYANAN ATAU PEKERJAAN Allah manapun!” (Charles dan Frances Hunter, Holy Laughter, hal. 65, 103).
Ini adalah nasihat yang tidak bijak. Memang bisa jadi terdengar rohani untuk “terbuka penuh untuk gerakan Roh Kudus,” tetapi pasangan Hunter ini mengabaikan peringatan Kitab Suci bahwa akhir zaman akan penuh dengan penyesatan rohani.
“Jawab Yesus kepada mereka: Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang . . . Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang . . . Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga” (Mat. 24:4, 5, 11, 24).
Kita harus berserah kepada Roh Kudus, tetapi kita harus berhati-hati setiap waktu bahwa kita tidak sedang ditipu oleh roh yang palsu.
“Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima” (2 Kor. 11:3-4).
Rasul Paulus takut bahwa orang-orang Korintus akan “sabar” dengan pengajar-pengajar palsu dan para penipu. Orang-orang Korintus yang kedagingan sombong dengan karunia-karunia rohani mereka dan mereka berpikir mereka memahami hal-hal mendalam dari Allah, dan mereka terbuka lebar untuk penipuan Iblis. Mereka menolerir kesalahan dan lapar untuk pengalaman-pengalaman.
Ini adalah fenomena yang persis terjadi dalam gerakan kharismatik.
Bermain-Main dengan Kesalahan
Perhatikan contoh mengerikan berikut ini mengenai bagaimana seseorang dapat terjebak dalam kesalahan karena bermain-main dengannya.
Charles dan Frances Hunter adalah kharismatik radikal yang mendukung berbagai kesesatan seperti janji penyembuhan fisik, membunuh dalam roh, ekumenisme, dan “tertawa kudus” (holy laughter). Tetapi mereka bukanlah sejak awal kharismatik. Ketika mereka pertama memasukkan ujung kaki ke Pantekostalisme, mereka merasa dalam hati mereka bahwa ini bukanlah sesuatu yang alkitabiah, tetapi mereka mengabaikan hati nurani mereka dan peringatan-peringatan Alkitab dan akhirnya terjebak di dalamnya. Berikut ini adalah kisah otobiografis oleh Francis Hunter sendiri:
“…ketika Charles dan saya menikah dan kami mulai MENCOBA-COBA masalah Roh Kudus, kami melihat ‘orang-orang itu’ dengan kedua tangan terangkat! … Namun, kapanpun seseorang mulai mencoba-coba, lambat laun ia akan tertangkap! … Kami mulai mendengar banyak tentang seorang wanita bernama Kathryn Kuhlman. … Apakah hal yang aneh dan tidak alkitabiah ini yang membuat dia dapat menjatuhkan mereka semua [“membunuh dalam Roh”]? Kami menolak hal itu, tentu saja, tetapi ‘HATI BABI ROHANI’ kami yang lapar menarik kami ke salah satu pertemuannya [Kathryn Kuhlman] pada pagi berikutnya setelah pengalaman di Konferensi Kharismatik. Saya [Frances Hunter] melangkah ke lorong gereja. Dia hanya berkata, ‘Yesus, berkati saudari saya,’ dan sungguh Ia memberkati saya! Lebih cepat dari kejapan mata, saya sudah terbaring pada punggung saya di atas lantai di First Presbyterian Church dalam pakaian terbaik saya. … Semua argumen yang tadinya saya miliki mengenai baptisan Roh Kudus dan berbicara dalam bahasa lain sirna secara instan! (Charles dan Frances Hunter, Holy Laughter, hal. 13, 19, 20).
“Kami pergi ke sebuah perjamuan makan Full Gospel Businessmen’s Fellowship di Houston. …Orang itu [pembicara] berkata, ‘Well, Yesus, berkati Frances!’ Saja jatuh lebih cepat dari anda bisa mengejapkan mata, diikuti satu detik kemudian oleh suami saya tercinta! … Saya mencoba untuk mengangkat tangan saya dari lantai, tetapi tidak ada yang terjadi. Saya tidak dapat percaya hal yang sedang terjadi pada diri saya, karena secara fisik saya tidak bisa bergerak. …Saya merasa seolah seseorang telah memberikan saya alka seltzer [semacam obat antasida yang menghasilkan buih] ilahi karena jauh di tengah di dalam diri saya , saya mulai merasakan semacam munculnya ‘buih-buih’ yang sangat aneh. … lalu tiba-tiba keluar dari mulut saya dalam bentuk tawa terkeras yang saya pernah dengar. … tidak ada tekanan pada mulut saya yang dapat menahan tawa tersebut. Saya tertawa, tertawa, tertawa, dan tertawa. … Saya berhenti tertawa sama cepatnya dengan ketika mulai, dan tiba-tiba saya terlepas dari tempat tidur lem Roh Kudus yang di atasnya saya terbaring selama itu!” (Holy Laughter, hal 21-23).
Hal ini telah terulang tak terhitung banyaknya, ketika orang-orang mengabaikan peringatan-peringatan Firman Allah dan bermain-main dengan kesalahan. Pasangan Hunter seharusnya mengetahui dari 1 Timotius 2:12 bahwa Kathryn Kuhlman tidak dipanggil oleh Allah untuk bekhotbah. Mereka seharusnya menyadari dari 1 Korintus 14:33 bahwa kekacauan yang mencengangkan dalam pertemuan-pertemuan kharismatik bukanlah dari Allah. Mereka dapat mengetahui dari 1 Korintus 14:20-22 bahwa bahasa lidah adalah tanda kepada Israel. Mereka seharusnya tahu dari kitab Kisah Para Rasul bahwa berbahasa lidah yang sejati bukanlah sesuatu yang dapat dipelajari dan juga bukanlah sembarangan bunyi. Mereka seharusnya mengetahui dari 1 Korintus 14:34-35 bahwa wanita tidaklah dipanggil untuk menjalankan karunia-karunia berbicara di kebaktian di hadapan laki-laki. Mereka seharusnya tahu dari Matius 12:39 bahwa kita tidaklah disuruh untuk mencari mujizat, karena “angkatan yang jahat dan tidak setia” menuntut suatu tanda.
Pasangan Hunter mengabaikan pengajaran jelas dari Firman Allah dalam hal-hal ini, bermain-main dengan kesalahan dan masuk dalam blunder kekacauan dan penipuan rohani kharismatik.
Mr. Hunter seharusnya menaati Firman Allah dan menolak kesalahan ketika dia berhadapan dengannya, dan Mrs. Hunter seharusnya mengikuti suaminya dalam keputusan yang bijak tersebut. Sebaliknya, mereka membuat diri mereka mudah tertipu, mengabaikan pengajaran jelas Firman Allah, dan mengejar suatu pengalaman.
Ini adalah formula yang pasti menuju penipuan.
Keinginan untuk Kekudusan
Salah satu alasan lain lagi mengapa begitu banyak tertarik kepada kebingungan kharismatik adalah suatu keinginan yang salah arah untuk kekudusan.
Anak Allah yang sudah lahir baru merindukan kekudusan. Dia mau ingin seperti Kristus. Dia membenci sifat dosa yang ada padanya dan rindu untuk lepas dari pergumulan dengan daging.
Namun demikian, kita harus berhati-hati, bahwa kita mengikuti kekudusan Alkitab, karena ada banyak pengganti yang palsu.
“Kudus” berarti terpisah bagi Allah. Kemah suci di Perjanjian Lama adalah kudus karena dipisahkan sepenuhnya untuk pelayanan bagi Allah. Kekudusan alkitabiah bagi orang Kristen ada dalam dua aspek: yaitu secara posisi dan secara praktis. Secara posisional, orang percaya telah dipisahkan untuk selamanya dalam Yesus Kristus (1 Kor. 1:2, 30). Dia ada “dalam Kristus.” Ini adalah posisi yang baru di hadapan Allha karena penebusan Kristus, dan ini adalah posisi yang kekal. Namun, dalam pengertian praktis, orang percaya harus setiap hari “mengenakan Kristus.” Dia harus mematikan daging dan bertumbuh dalam kasih karunia dan pengetahuan. Kitab Efesus menyajikan suatu kerangka sederhana kekudusan alkitabiah. Pasal 1-3 menyajikan kekudusan posisional. Tema dari pasal-pasal ini adalah kasih karunia dan frase kunci adalah “dalam Kristus.” Hal ini menggambarkan posisi orang percaya yang mantap di hadapan Allah. Pasal 4-6 menyajikan kekudusan praktis. Tema di sini adalah ketaatan dan kata kunci adalah “hidup” (dalam bahasa asli “berjalan”).
Efesus 5:8 mengangkat kedua aspek ini secara bersamaan: “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang.” Orang percaya telah diberikan suatu posisi kudus yang sempurna dalam Kristus; SEKARANG ia adalah terang di dalm Tuhan, dan dia harus hidup sepadan dengan posisinya yang baru dalam kehidupan sehari-harinya.
Kekudusan alkitabiah adalah suatu PERJALANAN bukan suatu PENERBANGAN! Alkitab tidak menjanjikan suatu PENGALAMAN yang dengannya si Kristen akan ditempatkan dalam suatu bidang kehidupan rohani yang sempurna dalam dunia yang sekarang ini. Tidak ada janji-janji akan “berkat kedua” atau “Kekudusan Penuh” dalam Firman Tuhan. Jangan tertipu akan janji-janji palsu akan kekudusan. [Editor: Ini mengacu kepada doktrin “holiness” yang berkembang terutama di abad 18 dan 19 dan menjadi dasar dari Pantekosta. Doktrin ini mengajarkan bahwa setelah keselamatan (berkat pertama), orang Kristen harus mengejar berkat kedua, berupa pengudusan secara otomatis dan sempurna. Berkat kedua ini lalu dikatakan akan disertai tanda-tanda, dan belakangan dikaitkan dengan baptisan Roh Kudus].
Keputusasaan
Banyak orang yang tertipu oleh kesalahan kharismatik, terlibat di dalamnya karena keputusasaan. Mereka menjalani semacam pencobaan yang berat dan sudah sampai pada pinggir jurang suatu kehancuran emosional dan fisik, dan sebagai cara terakhir mereka mengikuti kebaktian kharismatik untuk “mencobanya.”
Randy Clark, salah satu bapa dari gerakan “Toronto Blessing,” bersaksi bahwa sebagai seorang gembala sidang dari sebuah gereja Vineyard, dia “merasa kosong, tanpa kuasa, dan tidak memiliki pengurapan secara emosional, rohani, dan secara fisik saya tahu bahwa saya sedang burnout.” Dalam kondisi seperti itu, dia mengabaikan hati nuraninya yang memberitahunya bahwa gerakan Word-Faith jelas-jelas tidak alkitabiah. Dia tidak setuju dengan doktrin Kenneth Hagin dan gerakan Rhema, tetapi akhirnya dia mengikuti juga sebuah kebaktian Rodney Howard-Browne di Rhema, karena keputusasaan. Dan dia tertipu.
Guy Chevreau, seorang mantan gembala sidang Baptis yang menjadi terbenam di dalam aspek-aspek yang paling radikal dari gerakan kharismatik, mengatakan bahwa dia juga pertama kali mengikuti kebaktian di Toronto sebagai seseorang yang gagal dalam pelayanan, dan “terlalu putus asa untuk berpikir kritis.”
Berawal dari perasaan putus asa yang sama inilah mantan penginjil Baptis Selatan, James Robinson, mengizinkan seorang kharismatik untuk menumpangkan tangan atasnya dan katanya mengusir roh-roh jahat dari dirinya.
Saya telah mendengar kesaksian yang sama dari banyak orang lainnya yang telah menjadi terpaut dalam gerakan kharismatik.
Ini adalah sebuah peringatan yang keras. Tidak peduli berapa putus asanya anda, jangan mengabaikan Firman Tuhan dan hati nuranimu. Jangan meruntuhkan tembok-tembok pemisahan alkitabiah yang Allah telah perintahkan agar kita dirikan melawan kesesatan doktrinal. Meruntuhkan tembok itu adalah mengundang penipuan rohani.
Allah tidak berjanji bahwa hidup Kristiani akan bagaikan perjalanan yang mulus. Hidup ini penuh dengan segala macam pencobaan dan kesusahan.
Mazmur 119 adalah catatan manusia kepunyaan Allah yang mengasihi Firman Allah. Perhatikan bahwa mazmur yang panjang ini penuh dengan pengalaman-pengalaman yang sulit, penderitaan, dan kekeringan jiwa.
“Jiwaku menangis karena duka hati, teguhkanlah aku sesuai dengan firman-Mu” (Maz. 119:28)
“Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janji-Mu menghidupkan aku. ” (Maz. 119:50)
“Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu” (Maz. 119:71)
“Aku tahu, ya TUHAN, bahwa hukum-hukum-Mu adil, dan bahwa Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan” (Maz. 119:75)
“Habis mataku merindukan janji-Mu; aku berkata: “Bilakah Engkau akan menghiburkan aku?” Sebab aku telah menjadi seperti kirbat yang diasapi; namun ketetapan-ketetapan-Mu tidak kulupakan.” (Maz. 119:82-83)
“Sekiranya Taurat-Mu tidak menjadi kegemaranku, maka aku telah binasa dalam sengsaraku” (Maz. 119:92)
“Aku sangat tertindas, ya TUHAN, hidupkanlah aku sesuai dengan firman-Mu” (Maz. 119:107)
“Aku selalu mempertaruhkan nyawaku, namun Taurat-Mu tidak kulupakan” (Maz. 119:109)
“Aku ditimpa kesesakan dan kesusahan, tetapi perintah-perintah-Mu menjadi kesukaanku” (Maz. 119:143)
“Lihatlah sengsaraku dan luputkanlah aku, sebab Taurat-Mu tidak kulupakan” (Maz. 119:153)
“Aku sesat seperti domba yang hilang, carilah hamba-Mu ini, sebab perintah-perintah-Mu tidak kulupakan” (Maz. 119:176)
Roma 8:18-24 menggambarkan hal yang sama.
“Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya, tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah. Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?”
Hidup orang Kristen yang sejati penuh dengan penderitaan (Rom 8:18), penantian (Rom. 8:19), kesia-siaan (Rom. 8:20), perbudakan kebinasaan (Rom. 8:21), dan “mengeluh dan sakit bersalin” (Rom. 8:22-23).
Ini adalah hidup Kristiani yang normal. Ini adalah suatu perjalanan dengan IMAN BUKAN PENGLIHATAN (atau perasaan). Jangan biarkan Iblis untuk menjanjikan padamu suatu jalan pintas menuju kesempurnaan yang baru akan dirasakan pada saat kedatangan Kristus atau perginya kita dari dunia ini dan keluar dari tubuh dosa kematian ini.
Bersandar pada Manusia yang Dapat Salah, Bukan pada Alkitab yang Tiada Salah
Saya telah membaca dan mendengar kesaksian dari lusinan orang yang telah menerima gerakan kharismatik, dan satu benang merah yang sering sama adalah bahwa mereka banyak sekali mengkonsumsi khotbah-khotbah dan tulisan-tulisan para pengajar Word-Faith.
Chip Brogden, yang pernah menjadi pengikut Benny Hinn, bersaksi bahwa sebagai seorang Kristen muda, “tidaklah lama sebelum perpustakaan saya berisikan buku-buku yang ditulis oleh Kenneth Hagin, Kenneth Copeland, Jerry Savelle, Lester Sumerall, Charles Capps, dan para pemimpin iman lainnya” (Brogden, “New Move of God, or Old Move of Man?” Contemporary Pentecostal Issues, 1997).
Dalam semangat untuk “menemukan berkat,” banyak orang yang membenamkan diri ke pengajaran orang-orang seperti ini. Tidaklah heran jika mereka dipimpin dari kesalahan kepada kesalahan.
Tuhan Yesus Kristus berjanji untuk memimpin kita kepada kebenaran jika kita terus dalam FirmanNya. “Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yoh. 8:31-32).
Adalah Firman Allah sendiri yang menjadi terang bagi jalan kita (Maz. 119:105). Adalah Firman Allah yang menjadi sumber pengudusan kita (Yoh. 17:17) dan sarana kita bertumbuh (1 Pet. 2:2).
Allah menggunakan orang-orang dengan karunia pelayanan untuk melindungi gereja-gereja (Ef. 4:11-14; Tit. 1:5-11), tetapi orang percaya harus langsung pergi kepada Firman Allah untuk mendapatkan terang dan pengudusannya. Jika saya menghabiskan lebih banyak waktu berfokus pada pekerjaan manusia daripada Firman Allah, saya sedang mempersiapkan diri untuk penipuan.
Orang yang memimpin saya kepada Tuhan Yesus Kristus sangatlah bijak dalam hal-hal ini, dan saya berterima kasih untuk pertolongannya. Dia mengajari saya untuk menguji segala sesuatu – sungguh segala sesuatu – dengan memakai Alkitab. Dia mengajari saya untuk curiga terhadap pengajaran manusia. Waktu kami berperjalanan bersama sebelum saya bertobat, dia membawa saya ke dalam sebuah toko buku Kristen dan menjelaskan bahwa ada banyak buku di sana yang akan menyesatkan saya. Dia memberitahu saya bahwa Allah telah berjanji untuk memimpin saya kepada kebenaran jika saya tinggal di dalam FirmanNya (Yoh. 8:31-32) dan jika saya menaatiNya (Yoh. 7:17). Dia mengajari saya untuk tidak mempercayai hati saya sendiri (Yer. 17:9) atau pengalaman rohani apapun, tidak peduli betapa riil ataupun impresifnya, tetapi hanya dalam Firman Allah saja (2 Pet. 1:16-21).
Mengandalkan Pengalaman, Bukan Hidup Ketat berdasarkan Iman hanya pada Firman Allah
Akar dari kesalahan kekacauan kharismatik adalah menaruh pengalaman di atas Firman Allah. Sangat sedikit yang akan mengakui bahwa mereka melakukan hal ini, tetapi contohnya banyak sekali dalam praktek.
Full Gospel Business Men’s Fellowship International tidak didirikan hanya pada kesaksian Alkitab, tetapi berdasarkan penglihatan yang katanya dialami oleh pendirinya. Gereja God of Prophecy juga dengan cara yang sama didirikan berdasarkan suatu penglihatan. Demikian juga Youth With A Mission dan begitu banyak organisasi Pantekosta dan kharismatik lainnya.
Saya telah menerima barangkali ratusan surat dan e-mail dari orang-orang yang mencoba meyakinkan saya bahwa gerakan Pantekosta-Kharismatik didasarkan pada kebenaran. Hampir semua dari mereka akan berargumen berdasarkan pengalaman mereka.
Para pengkhotbah kharismatik yang wanita telah memberitahu saya bahwa mereka tahu mereka dipanggil untuk berkhotbah, karena pengalaman mereka yang katanya mereka rasakan bersama Allah, walaupun Alkitab dengan tegas menyatakan sebaliknya (1 Tim. 2:12). Allah berbicara kepada mereka; Allah mendukung mereka; Allah memimpin mereka. Ini semua adalah theologi yang didasarkan pada pengalaman.
Di Nepal, saya bertemu dengan seorang gembala sidang yang memiliki tiga orang istri. Dia memiliki tiga bidang tanah, dan ketiga istrinya beserta anak-anak mereka tinggal di tanah-tanah itu. Dia menghabiskan kebanyakan waktunya bersama dengan istri yang paling muda dan mengunjungi dua yang lain dari waktu ke waktu. Ketika saya mengkonfrontir dia bhawa standar Alkitab dari Allah melarang dia menjadi seorang gembala (suami dari satu istri, 1 Tim. 3:2), dia berargumen bahwa Allah telah memanggil dia melalui suatu penglihatan, dan dia menolak untuk meninggalkan penggembalaan. Banyak gembala Nepal lainnya, yang lebih terkesan akan pengalaman penglihatan dia daripada Firman Allah, mendukung dia dalam keputusannya yang tidak alkitabiah itu.
Ketika Charles Parham, yang sering disebut sebagai bapa Pantekostalisme, ditantang mengenai doktrin salahnya tentang pengudusan, dia berlindung pada apa yang dia yakini adalah tanda dari Tuhan yang dia alami. William Durham, seorang pemimpin awal Pantekosta lainnya, menyerang “doktrin kerja kasih karunia kedua” untuk pengudusan. Durham dengan benar mengajarkan bahwa pengudusan itu dua aspek: anak Allah dikuduskan sekali untuk seterusnya secara posisi, dan dia juga dikuduskan secara praktis sebagai suatu proses pertumbuhan yang didapatkan melalui perjalanan kehidupan seseorang di bumi ini. Ketika Parham mendengar tantangan ini terhadap doktrinya tentang pengudusan, dia mendeklarasikan: “Jika doktrin orang ini benar, biar nyawa saya hilang untuk membuktikannya, tetapi jika pengajaran kami tentang kasih karunia pengudusan yang definit itu benar, biarlah nyawa dia yang hilang” (James R. Goff, Jr., “Pentecostal Guilt,” Christian History, No. 58, 1998).
Durham mati belakangan pada tahun itu dan Parham mengklaim bahwa doktrinnya dibenarkan karena pengalaman ini. Tetapi jangan tertipu. Kematian Durham tidak membuktikan bahwa doktrinnya salah.
Banyak orang yang telah menjadi yakin akan kebenaran gerakan kharismatik melalui “nubuat-nubuat pribadi,” yang sebenarnya adalah perdukunan. Para “nabi” seperti Paul Cain dan Bob Jones dapat menggambarkan rahasia hidup orang-orang, dan ini meyakinkan banyak orang bahwa mereka adalah benar nabi-nabi Allah, tetapi kesesatan mereka menyingkapkan kebenaran bagi orang yang memiliki mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar. Sebagai contoh, Firman Allah tidak menjanjikan suatu kebangkitan mujizat di akhir dari zaman gereja, yang adalah salah satu doktrin utama mereka.
Sebelum saya diselamatkan, saya pernah melemparkan beberapa “bulu domba” [Editor: mengacu ke permintaan Gideon tentang bulu domba], tetapi jawabannya selalu membingungkan. Sebagai contoh, pada musim panas 1973, saya sedang mengendarai mobil saya bersama dengan orang yang belakangan akan memenangkan saya bagi Kristus. Saya telah mempelajari Christian Science, Hinduisme, komunisme, dan agama-agama dan filosofi-filosofi lain, dan saya tidak tahu apa yang harus dipercayai. Jadi sambil saya menyetir mobil, saya berdoa, “Tuhan, saya bingung; saya memerlukan bantuanmu. Jika Alkitab itu benar, biarlah akan ada seekor burung di tiang telpon kedua setelah kami mengambil belokan di jalanan ini, dan jika Alkitab tidak benar, biarlah tidak ada burung di sana.” Nah, ternyata tidak ada burung, tetapi itu tidak membuktikan Alkitab salah!
Bulu domba dan pengalaman-pengalaman mistik tidaklah pasti, tetapi Firman Allah itu pasti.
“Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah” (2 Pet. 1:19-21).
“Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini” (Yoh. 20:29-31).
Tidak peduli betapa tidak lazimnya atau ajaibnya, bukanlah pengalaman yang menentukan apakah suatu doktrin itu benar atau tidak. Hanya ada SATU hal yang menentukan apakah sesuatu itu benar atau tidak, yaitu Alkitab yang ditelaah dengan benar!
Kesimpulan
Saudara sekalian, janganlah tertipu oleh api liar di akhir zaman yang berpura-pura sebagai suatu gerakan penuh kuasa dari Roh Kudus. Kita memerlukan kuasa Roh Allah dalam hidup kita di hari-hari yang jahat ini, tetapi manifestasi kuasa ini tidaklah akan berupa kemabukan atau tertawa yang tidak dapat dikontrol atau berjatuhan ke lantai dan kejang-kejang, suara-suara aneh atau membuat bunyi-bunyi tanpa arti atau perdukunan.
Firman Allah memberitahu kita secara persis bagaimana caranya mendapatkan kebangkitan rohani:
“Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan. Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang. Itulah sebabnya dikatakan: “Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.” Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus” (Ef. 5:11-21).
Perhatikan bahwa pemenuhan akan Roh Kudus bukanlah suatu pengalaman kharismatik yang aneh; itu adalah suatu cara hidup bagi mereka yang selamat melalui iman dalam penebusan Yesus Kristus yang sudah selesai dan mereka yang menaati Firman Allah dan berjalan dalam persekutuan dengan Kristus.
Baca Efesus pasal 5 dan 6. Perintah untuk dipenuhi Roh ada dalam konteks perikop yang menginstruksikan kita bagaimana menyenangkan Allah dalam hal-hal biasa hidup kiga. Pemenuhan Roh adalah menyerahkan diri kepada kehendak Allah dalam hidup kita setiap hari, ketaatan yang sederhana kepada perintah-perintah Alkitab melalui kuasa Allah.
Halo Pak Steven… Saya mau tanya sumber artikel ini dari Buku-nya David W. Cloud yang judulnya apa? ataukah diterjemahkan dari artikel karya dia saja? Terima kasih pak.
Dari artikel-artikel yang dia tulis, tetapi dia ada juga menulis banyak buku, tetapi kalau buku tentu panjang.
?Teologi kemakmuran adalah ajaran sesat?
Hukum Taurat dan Kitab para nabi hanya berlaku sampai zaman Yohanes pembaptis, jadi zaman sekarang tidak berlaku
Lukas 16:16
Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya.
Kematian Yesus membatalkan hukum Taurat dan segala perintah dan ketentuanya.
Efesus 2:15
sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannyaN, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
Memburu uang membuat orang menyimpang dari iman.
Manusia Allah diperintahkan kejarlah keadilan,ibadah,kesetiaan,kasih,kesabaran dan kelembutan.
1 Timotius 6:7-11
6:7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
6:8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.
Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
Siapa yang tidak melepaskan dari segala miliknya tidak dapat menjadi murid Tuhan Yesus.
Lukas 14: 33
Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
Orang kaya sukar masuk surga.
Matius 19:23
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Tuhan Yesus mengecam orang kaya
Lukas 6:24
Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.
Zaman perjanjian lama beberapa nabi kaya karna pada saat itu memang diperbolehkan, tapi zaman perjanjian baru tidak diperbolehkan kaya.
Para penyesat mengambil ayat perjanjian lama yang tidak berlaku lagi untuk melakukan perpuluhan dan mengajarkan kekayaan hal yang baik.
Jika perpuluhan itu masih berlaku Tuhan Yesus dan para rasul pasti melakukannya.
Jika kekayaan itu baik Tuhan Yesus dan para rasul pasti kaya, tetapi kenyataanya mereka miskin.
Pernahkah Tuhan Yesus dan Para Rasul mengajarkan teologi kemakmuran ?
Pernahkah Tuhan Yesus dan Para Rasul mengajarkan perpuluhan dan melakukan perpuluhan ?
Tunjukan ayatnya.
Teologi kemakmuran itu sesat, karena ingin menjadi orang Kristen dengan iming-iming kekayaan materi.
Alkitab tidak mengajarkan teologi kemakmuran.
Tetapi Alkitab mengajarkan prinsip perpuluhan.
Untuk lengkapnya, silahkan melihat http://graphe-ministry.org/articles/2013/04/bagaimana-menjadi-bijak-dengan-uangmu-persepuluhan/