John MacArthur Memberitahu Pengkhotbah Wanita, Beth Moore, untuk “Pulang”

(Berita Mingguan GITS 2 November 2019, sumber: www.wayoflife.org)

Di Konferensi Truth Matters, yang diadakan di Grace Community Church, gereja MacArthur sendiri, tanggal 16-18 Oktober 2019, John MacArthur ditanya dalam sesi tanya jawab tentang Beth Moore. MacArthur menjawab dengan dua kata, “go home” atau “pulang” dalam bahasa Indonesia. Dia melanjutkan dengan penjelasan berikut, “Tidak ada pembenaran yang bisa dibuat secara alkitabiah untuk seorang pengkhotbah wanita. Titik. Paragraf. Akhir diskusi. … Saya lihat ini adalah feminisme yang telah masuk ke gereja. Inilah mengapa kita tidak boleh membiarkan kebudayaan sekeliling kita mengeksegesis Alkitab.” Ini adalah nasihat yang 100% alkitabiah, dan MacArthur tidak akan menyesalinya di hadapan takhta pengadilan Kristus nanti. Walaupun kita tidak dapat menerima theologi Reformed milik MacArthur, kita sangat mengapresiasi pengkhotbah-pengkhotbah yang berani dalam era yang penuh pengecut ini. Dan dia mengatakan kata-kata ini dalam acara peringatan 50 tahun pelayanannya. Pada bulan Mei tahun ini, Beth Moore mengatakan bahwa dia tiba pada kesimpulan bahwa kaum lelaki yang menentang pengkhotbah wanita adalah orang-orang yang iri hati dan kedagingan. Rupanya Beth Moore ini mendapat wahyu atau bagaimana begitu, sehingga dia memiliki kemampuan untuk menghakimi hati dan motivasi orang lain. Setelah Owen Strachan, profesor SBC di Midwestern Baptist Theological Seminary, menegornya lewat akun Twitter-nya, dengan berkata “wanita tidak seharusnya khotbah di Minggu pagi kepada seluruh jemaat,” Moore secara publik menegor dia dengan Twitter-nya juga, berkata, “Saya akan ketakutan untuk menjadi wanita yang kamu setujui.” Dengan berkata demikian, Beth Moore mengakui bahwa dia menolak untuk menjadi wanita yang akan disetujui Rasul Paulus, karena Rasul Paulus-lah yang dengan keras berkata, “Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri” (1 Tim. 2:12). Beth Moore tidak pintar berdiam diri, ataupun, sepertinya untuk menunjukkan “roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah” (1 Pet. 3:4). Dia menyebut posisi Owen yang sebenarnya alkitabiah itu sebagai “seksisme dan misogini.” Tidak mengejutkan, MacArthur dikritik secara luas, termasuk oleh J. D. Greear, presiden dari Southern Baptist Convention, dan Danny Akin, presiden dari Southeastern Baptist Theological Seminary. Ada sebagian orang yang mengritik MacArthur karena pandangannya, dan ada yang mengritiknya karena “nada” yang dia gunakan. Tetapi orang-orang yang merasa bahwa John MacArthur terlalu keras, perlu menghabiskan lebih banyak waktu dengan para pengkhotbah Alkitab zaman dulu yang dipuji oleh Tuhan, misalnya Henokh, yang berkata tentang generasi sekarang ini, “Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas ORANG-ORANG FASIK karena semua PERBUATAN FASIK, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan ORANG-ORANG BERDOSA YANG FASIK itu terhadap Tuhan” (Yudas 15). Kira-kira bagaimana “nada” bicara demikian? Saya bertanya-tanya apakah Henokah juga seorang misoginis (istilah untuk “pembenci wanita”)?

This entry was posted in Gereja, Wanita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *