(Berita Mingguan GITS 4 Januari 2020, sumber: www.wayoflife.org)
Dalam sebuah contoh paling terkini mengenai bagaimana cinta duniawi terhadap rock & roll membuat orang-orang yang mengaku Kristen menjadi agak gila, Community Christian Church di Naperville, Illinois, telah menggabungkan kisah Natal dengan musik Beatles. Pertunjukan itu diberi judul “Let It Be Christmas: The Gospel According to Matthew, Mark, Luke, John, Paul, George and Ringo” (“Beatles Music, Christmas Story,” Religion News Service, 18 Des. 2019). Pertunjukan diiklankan sebagai suatu “tur misteri penuh magic melalui keempat Injil untuk menceritakan kisah teragung sepanjang masa dengan musik terhebat sepanjang masa!” Tiket untuk sembilan pertunjukan yang dilakukan di gereja yang memiliki beberapa kampus itu terjual habis. Lagu-lagu Beatles yang dipakai dalam performa itu termasuk “All My Loving,” “From Me to You,” “We Can Work It Out,” “Taxman,” and “Love Me Do.” Tritunggal digambarkan dengan penuh hujat sebagai seorang Insinyur, seorang Tukang Kayu, dan seekor Burung Hitam (ini juga adalah judul dari salah satu lagu Beatles). Ketika Maria diberitahu bahwa dia akan menjadi ibu dari sang Kristus, dia berdansa dengan burung hitam tersbut. Ini adalah kesesatan yang sangat memuakkan. Grup Beatles telah melakukan lebih untuk memajukan program Iblis di akhir zaman ini dibandingkan grup lain manapun. Mereka tidak diragukan lagi dikendalikan oleh roh-roh jahat ketika mereka mendapatkan cinta satu generasi penuh dengan musik “misteri magical” mereka dan membawa jutaan orang-orang muda dalam perjalanan mereka menuju relativisme moral, seks bebas, uniseks, agama-agama Timur, atheisme, penyalahgunaan obat, dan pemberontakan melawan tatanan yang sudah ada. Dalam bukunya tahun 1965, A Spaniard in the Works, John Lennon menyebut Yesus Kristus dengan banyak kata-kata yang jahat yang tidak bisa kita taruh dalam artikel ini, dan dia menghujat Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Dalam lagu “God” (1970), Lennon bernyanyi: “Saya tidak percaya Alkitab. Saya tidak percaya Yesus. Saya hanya percaya saya sendiri, Yoko dan saya, itulah realita.” Lagu Lennon yang sangat populer, “Imagine” (1971), mempromosikan atheisme dan persatuan global New Age. Liriknya berkata: “Bayangkan tidak ada surga … Tidak ada neraka di bawah kita, di atas kita hanya ada langit … tidak ada agama juga / Kamu mungkin berkata saya seorang pemimpi, tetapi saya bukan satu-satunya / Saya berharap suatu hari kamu akan bergabung, dan dunia akan hidup sebagai satu kesatuan.” Berapa juta orang di seluruh dunia yang telah mengikuti John Lennon dalam mimpi yang menipu ini? Kematian akan membuktikan bahwa “mimpi” ini sebenarnya adalah mimpi buruk yang paling menakutkan yang bisa dibayangkan. George Harrison adalah seorang Hindu hingga pada hari kematiannya dan memimpin banyak orang kepada kegelapan kafir ini. Sampai dengan April 2009, dua orang anggota Beatles yang masih hidup, memimpin sebuah konser untuk menggalang dana demi promosi Transcendental Meditation (TM) di antara anak-anak. “Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu” (Ef. 5:11).