Pelajaran dari Hurricane

Sumber: www.wayoflife.org

Hurricane Ian, badai Kategori 4 dengan ukuran sangat besar, menghancurkan sebagian Pantai Teluk Florida, khususnya daerah Fort Meyers dan Naples, dan menyebabkan banjir yang meluas di bagian lain negara bagian itu. Lahir dan besar di Florida, saya [David Cloud] memiliki banyak pengalaman dengan badai. Pada usia 10, saya menginap dengan kakek-nenek saya pada tahun 1960 ketika Badai Donna menghancurkan dan merusak 6.000 rumah. Badai Ian mengingatkan kita akan banyak pelajaran Alkitab: Pertama, ini adalah dunia yang sedang dihakimi. Ketika manusia pertama berdosa, Allah mengutuk tanah karena dia (Kejadian 3:17-19). Alkitab dengan tepat mengatakan, “segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin” (Roma 8:22). Pantai Teluk Florida adalah salah satu tempat terindah di dunia, tetapi tidak ada surga di dunia yang jatuh ini. Kesedihan, masalah, rasa sakit, dan kematian ada di mana-mana. “Melainkan manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya, seperti bunga api berjolak tinggi” (Ayub 5:7). “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi” (Ibrani 9:27). Kedua, Tuhan mengendalikan cuaca. “… TUHAN . . . berjalan dalam putting beliung dan badai, dan awan adalah debu kakiNya” (Nah. 1:3). Tuhan yang menciptakan dunia memegang kendali atas dunia. Dia menciptakan kekuatan alam, tetapi Dia tidak membiarkan bumi begitu saja pada “alam.” Dia menopang segala sesuatu, dan oleh Dia segala sesuatu ada (Kol. 1:17; Ibr. 1:3). Ketiga, belas kasihan Tuhan bekerja di dunia yang jatuh ini. “Bumi penuh dengan kasih setia-Mu, ya TUHAN” (Mazmur 119:64). Umat manusia telah dengan sengaja berbuat dosa terhadap Tuhan dan tidak layak mendapatkan berkat apapun, namun Tuhan berbelas kasih. Dengan harga yang mahal, melalui Putra-Nya Allah membeli keselamatan bagi orang-orang berdosa dan menawarkan keselamatan sebagai hadiah cuma-cuma bagi mereka yang bertobat dan menjalankan iman yang menyelamatkan di dalam Yesus Kristus. Ini adalah tindakan belas kasih dan anugerah yang tak terbayangkan bagi mereka yang memiliki mata untuk melihat. Keempat, Tuhan menjawab doa. Salah satu saudara perempuan saya memberi tahu saya tentang badai yang mendekat beberapa hari sebelum pendaratan dan kami mulai berdoa memohon belas kasihan Tuhan. Meskipun mereka berada di jalur yang akan dilalui badai melintasi semenanjung, mereka sebagian besar tidak terpengaruh. Listrik pun tidak padam. Saya mendengar dari teman-teman lain bahwa doa mereka dijawab, dan gubernur South Carolina mengatakan bahwa doa telah membantu negara bagiannya. Kelima, penting untuk mengindahkan peringatan. Peringatan yang cukup telah diberikan untuk mengevakuasi daerah yang paling parah terkena dampak, tetapi beberapa orang tetap tinggal dan tewas. Pada tahun 1980, Harry R. Truman terkenal karena menolak untuk mengevakuasi rumahnya di dekat Gunung Saint Helens di negara bagian Washington dan meninggal dalam letusan gunung berapi. Peringatan yang paling penting untuk diindahkan adalah yang dikeluarkan oleh Yesus Kristus: “Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian” (Lukas 13:3, 5). Keenam, Badai Ian mengingatkan kita bahwa lebih baik kita hidup ringan di muka bumi ini dan siap berangkat kapan saja. Banyak orang yang dikutip oleh media mengatakan bahwa mereka telah kehilangan segala sesuatu yang telah mereka kerjakan sepanjang hidup mereka dalam satu hari. Mereka terpukul dan bingung. Sungguh menakjubkan bahwa manusia, baik pria maupun wanita, dapat hidup di dunia ini sambil mengetahui bahwa hidup mereka tidak pasti dan sangat singkat, namun tidak membuat rencana yang jelas untuk kekekalan dan bertindak terkejut ketika kematian dan kehancuran datang. Ketujuh, “peristiwa-peristiwa alam yang merusak” yang sangat besar masih akan terjadi di masa depan. “Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu. . . .Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung. Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.” (Wahyu 16:18-21). Seperempat dari populasi dunia akan binasa hanya pada bagian pertama dari Kessuahan Besar yang akan datang (Wahyu 6:8). Sistem darurat dan kesehatan dunia akan benar-benar kewalahan.

This entry was posted in General (Umum). Bookmark the permalink.

One Response to Pelajaran dari Hurricane

  1. Pingback: Pelajaran Dari Badai Hurricane | Kristen Alkitabiah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *