Berpusat pada Kebenaran Bukan pada Isu-Isu Saat Ini

(Berita Mingguan GITS 19 Juni 2010, diterjemahkan dari www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari khotbah “Real Answers for Fundamentalists” oleh Jim Van Gelderen, Maret 2005: “[Fundamentalis muda mengatakan bahwa mereka akan berpusat pada kebenaran tetapi tidak pada isu-isu saat ini.] Nah, bagaimanakah hal itu mungkin? [Katanya] mereka telah berjanji untuk tidak mengurangi dari Firman tetapi juga tidak menambahinya. Ini terdengar sangat agung, tetapi saya katakan, ini sangat berbahaya. Dengan mengatakan bahwa mereka tidak mau menambahinya, sebenarnya mereka mengatakan bahwa mereka tidak mau bersikap dalam hal isu-isu yang tidak secara spesifik disebut oleh Alkitab, seperti pergi ke bioskop, berenang campur lelaki dengan perempuan, merokok, [musik] dan minum-minum ringan. Itulah maksud mereka. Dengan kata lain, ‘Hei, saya setia kepada Firman; Allah tidak mengatakan bahwa ada yang salah dengan minum-minum sedikit.’ Yang sama sekali diabaikan oleh mereka adalah bahwa Firman Allah memberikan prinsip-prinsip yang kekal, dan Roh Allah membantu kita menerapkan prinsip-prinsip itu. Saya akan memberikan sebuah ilustrasi. Seorang penginjil menceritakan kepada saya kisah berikut. Ia sedang khotbah di sebuah sekolah tinggi Kristen, dan ia sekedar menyinggung secara negatif mengenai tato dan laki-laki yang memakai kalung. Itu bukanlah inti khotbahnya; hanyalah ilustrasi yang ia pakai, tetapi pernyataan itu benar-benar menimbulkan kehebohan. Dua orang pengawas asrama datang kepada dia dengan marah. Mereka sangat tidak senang bahwa ia bisa-bisanya berpikir bahwa lelaki yang memakai kalung atau orang Kristen yang bertato itu salah. Nah, itlah arahnya [para fundamentalis muda]. Saya rasa saya dapat menunjukkan dari Alkitab bahwa tato itu identik dengan dunia. Saya yakin anda dapat mencari perikop dan berkhotbah tentang tidak menjadi serupa dengan dunia ini dan membuat penerapannya terhadap tato, dan ini sama sekali benar. Saya pikir anda dapat berkhotbah dari Ulangan 22:5 dan menyinggung masalah lelaki yang memakai kalung. Dalam melakukan semua itu, anda menerapkan prinsip Alkitab secara benar. Saya tahu ada isu-isu yang kontroversial, tetapi pin saya adalah bahwa ketika dua orang pengawas asrama Sekolah Tinggi Theologi itu datang kepada penginjil tadi, mereka bukan marah karena sikap pemberontak para mahasiswa; mereka marah terhadap pengkhotbahnya. Lihat, di sinilah kita. Dan saya ingin tunjukkan bahwa orang-orang itu akan sangat suka dengan pernyataan, “Kami telah berjanji untuk tidak mengurangi dari Firman tetapi juga tidak menambahinya.” Terdengar agung, tetapi sebenarnya hanyalah samaran untuk keengganan menghadapi isu-isu masa kini di bawah terang prinsip-prinsip Alkitab.”

This entry was posted in Fundamentalisme and tagged , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *