Mengapa Musik Darlene Zschech Tidak Baik Dipakai oleh Gereja-Gereja Alkitabiah

(Berita Mingguan GITS 05 November 2011, sumber: www.wayoflife.org)

Darlene Zschech (dibaca “cek”), adalah salah satu suara prominen dalam gerakan pujian kontemporer. Dia adalah seorang Pantekosta-Kharismatik yang radikal. Selama 25 tahun, dia adalah “gembala sidang bagian penyembahan” di Hills Christian Life Centre di Sydney dan saat ini dia adalah gembala sidang senior (bersama suaminya) atas Gereja Unlimited. Salah satu tema Zschech adalah pentingnya persatuan ekumenis. Dia mengatakan bahwa CCM adalah “suara suatu gereja yang bersatu, yang berkumpul bersama” (dari cover album “You Shine”). Dia benar mengenai bahwa CCM adalah bagian inti dari persatuan ekumenis hari ini, tetapi orang-orang yang percaya Alkitab menyadari bahwa “gereja yang bersatu” ini adalah Pelacur yang dinubuatkan dalam Kitab Suci seperti dalam 2 Tim. 3-4 dan Wahyu 17. Dalam sebuah wawancara dengan Christianity Today tahun 2004, Zschech mengindikasikan bahwa dia merasa nyaman berada “dalam gereja Katolik, dalam gereja United, gereja Anglikan, dan di banyak gereja-gereja lain” (“Zschech, Please,” 4 Juni 2004). Zschech dan Hillsong tampil untuk acara World Youth Day Roma Katolik di Sydney tanggal 18 Juli 2008. Paus Benedict XVI hadir saat itu dan melangsungkan misa kepausan pada hari terakhir extravaganza tersebut. Zschech ikut serta dalam acara Harvest ’03 di Newcastle, NSW, sebuah konser rock ekumenis yang menyatukan sekumpulan gado-gado gereja, termasuk Presbyterian, Sidang Jemaat Allah, Anglikan, Advent hari ketujuh, Church of Christ, dan Roma Katolik (“Hunter Harvest — Rock Evangelism,” http:// members.ozemail.com.au/~rseaborn/rock_evangelism.html). Seorang gembala sidang dari gereja Sidang Jemaat Allah yang hadir saat itu berkomentar, “pembangunan jembatan yang terjadi antar gereja sungguh mengesankan.” Pada kenyataannya, yang terjadi adalah kebingungan rohani dan ketidaktaatan yang mencolok terhadap Kitab Suci (contoh: Mat. 7:15; Rom. 16:17; 2 Kor. 6:14-18; 1 Tim. 4:1-6; 2 Tim. 2:16-17; 3:5; 4:3-4; dll.) Firman Allah memerintahkan kita untuk berjuang mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus (Yudas 3), namun denominasi-denominasi yang baru disebut itu memegang lusinan doktrin-doktrin yang sesat yang berlawanan dengan iman tersebut. Musiknya Zschech juga menyampaikan theologi hujan akhir (latter rain) yang salah. Sebagai contoh adalah lagu “I Believe the Presence” dari album Shout to the Lord dan lagu “Holy Spirit Rain Down.” Yang terakhir ini dimulai dengan kata-kata: “Holy Spirit, rain down, rain down/ Oh, Comforter and Friend/ How we need Your touch again/ Holy Spirit, rain down, rain down.” Di manakah di Alkitab kita diinstruksikan agar berdoa kepada Roh Kudus? Sebaliknya, Tuhan Yesus Kristus mengajarkan kita untuk berdoa kepada Bapa (Mat. 6:9). Gerakan Kharismatik tidaklah tunduk kepada Firman Allah dan tidak peduli ada atau tidak ada dukungan Alkitab terhadap jenis doa seperti ini. Sobat, musik pujian kontemporer tidaklah muncul dalam suatu kekosongan rohani. Hari-hari ini adalah hari-hari penipuan rohani dan kesesatan, dan berada di pusat kesesatan itu adalah gerakan Kharismatik. Penglihatan-penglihatanny adalah palsu; doktrinnya korup; prakteknya adalah kebingungan dan kekacauan. Gerakan Kharismatik adalah salah satu elemen yang paling kuat dalam gerakan ekumene. Ia menyatukan Roma Katolik, Protestan, Baptis, Pantekosta, dan Emergent dalam suatu persatuan tidak kudus antara kebenaran dan ketidakbenaran. Gereja-gereja Baptis Fundamental, dan yang Alkitabiah, yang memakai musik pujian kontemporer, akan menemukan bahwa musik ini membawa filosofi yang akan segera mengubah karakter gereja fundamentalis manapun. Kita perlu menyembah Tuhan Allah dalah roh dan kebenaran, tetapi kita tidak memerlukan gerakan penyembahan kontemporer yang tidak alkitabiah ini sebagai pembimbing. Saya tidak meragukan bahwa Darlene Zschech bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya, tetapi dia dan para pemimpin pujian kharismatik lainnya, tidak tahu kebenaran.

This entry was posted in musik. Bookmark the permalink.

22 Responses to Mengapa Musik Darlene Zschech Tidak Baik Dipakai oleh Gereja-Gereja Alkitabiah

  1. Sahat Purba says:

    Biarlah setiap kita umat Kristen menjadi berkat & pemersatu bagi seluruh umat kristen di dunia..dengan tidak meninggikan diri menganggap gereja yang paling benar. Karena semua gereja adalah milik Kristus, setiap gereja memiliki kelebihan & kekurangan masing masing, dan masing masing memiliki hanya sebagian kecil dan sangat kecil dari kebenaran itu. Pada kedatanganNya kali kedua Kristus akan memperlihatkan kepada gereja Kebenaran yang utuh & Lengkap. Kristus dengan caraNya sendiri akan menyempurnakan gerejaNya hingga akhir Zaman. Setiap Gereja dipanggil untuk menjadi berkat bagi gereja lain, melalui Pengajaran, Pujian & penyembahan dan lainnya. Tuhan Yesus memberkati…..

  2. Dr. Steven says:

    Saya senang dengan persatuan, tetapi lebih penting adalah kebenaran. Kalau kita bersatu, tetapi di luar kebenaran, dan di luar Firman Tuhan, maka kita bersatu ujung-ujungnya untuk menentang Tuhan. Ini yang terjadi pada menara Babel. Tidak semua persatuan itu benar, dan tidak semua yang memakai nama “Kristen” dan “Kristus” itu benar.
    Yang perlu kita lakukan adalah memurnikan diri melalui Firman Tuhan, membandingkan semua yang kita lakukan dengan Firman Tuhan, termasuk musik.

  3. Jemmy Lexi says:

    Adalah bijak jika kita memberi respon terhadap sebuah pelayanan atau gereja dengan lebih dahulu mempelajarinya secara komprehensif. Menurut saya lagu yang dinyanyikan oleh Darlene Zschech bukan mengajarkan sebuah doa yang ditujukan kepada Roh Kudus melainkan kerinduan yang dalam terhadap Roh Kudus sebagai pribadai Allah yang diberikan bagi setiap orang….. Tuhan memberkati

  4. Dr. Steven says:

    Semakin komprehensif anda memahami pengajaran Hillsong, kalau anda cinta Alkitab, anda akan semakin melihat kesalahannya. Belakangan, Hillsong malah mulai meng-ok-kan homoseksualitas. Musik mereka hanyalah jembatan kepada kompromi-kompromi yang lain.

  5. Pertanyaan: Kepada siapa kita berdoa, Bapa, Anak atau Roh Kudus?

    Jawaban: Semua doa seharusnya dialamatkan kepada Allah Tritunggal– Bapa, Anak dan Roh Kudus. Alkitab mengajar kita berdoa kepada salah satu atau kepada ketiganya karena ketiganya adalah satu.

    Kepada Bapa kita berdoa bersama dengan Pemazmur – “Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa.” (Mazmur 5:3)

    Kepada Tuhan Yesus kita berdoa sama seperti kepada Bapa karena mereka setara. Berdoa kepada salah satu Pribadi Tritunggal sama dengan berdoa kepada semua. Stefanus, saat dia dirajam, berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku” (Kisah Rasul 7:59). Kita juga berdoa dalam nama Kristus.

    Paulus menasihati orang-orang percaya di Efesus “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita” (Efesus 5:20).

    Yesus menjamin para murid-Nya bahwa apa saja yang mereka minta dalam nama-Nya – artinya dalam kehendak-Nya – akan diberikan (Yohanes 15:16; 16:23). Demikian pula kita diminta berdoa kepada Roh Kudus dan dalam kuasa-Nya. Roh Kudus membantu kita berdoa, bahkan ketika kita tidak tahu bagaimana atau apa yang perlu diminta (Roma 8:26; Yudas 20).

    Barangkali cara terbaik untuk memahami peranan Tritunggal dalam doa itu ketika kita berdoa kepada Bapa, melalui (atau dalam nama) Sang Anak, dengan kuasa Roh Kudus. Ketiganya menjadi peserta aktif dalam doa orang-percaya.

    Sama pentingnya juga memahami kepada siapa kita tidak seharusnya berdoa. Ada kelompok-kelompok bukan Kristen yang mendorong pengikutnya untuk berdoa kepada dewa-dewa, anggota keluarga yang telah meninggal, orang-orang suci dan roh-roh. Pengikut Katolik Roma diajar untuk berdoa kepada Maria dan berbagai orang suci.

    Doa semacam ini tidaklah Alkitabiah dan merupakan penghinaan kepada Bapa surgawi kita. Untuk mengerti mengapa hal ini terjadi coba saja kita perhatikan natur dari sebuah doa. Doa memiliki beberapa unsur, dan kalau kita melihat kepada dua unsur saja – pujian dan syukur – kita dapat melihat bahwa doa pada intinya adalah penyembahan.

    Ketika kita memuji Allah, kita menyembah Dia untuk atribut-atribut-Nya dan karya-Nya dalam kehidupan kita. Ketika kita menaikkan doa syukur, kita menyembah Dia untuk kebaikan-Nya, kemurahan-Nya dan kesetiaan-Nya bagi kita. Penyembahan memuliakan Allah, menjadi satu-satu-Nya yang layak untuk dimuliakan.

    Persoalan ketika tidak berdoa kepada Allah itu menyebabkan Allah tidak mendapat kemuliaan. Bahkan, berdoa kepada siapapun selain kepada Allah adalah penyembahan berhala. “Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung” (Yesaya 42:8).

    Unsur lain dari doa seperti pertobatan, pengakuan dan permohonan juga bentuk-bentuk penyembahan. Kita bertobat dengan mengetahui bahwa Allah penuh pengampunan dan kasih. Dia telah menyediakan jalan pengampunan dengan mengorbankan Anak-Nya di salib.

    Kita mengakui dosa kita karena kita mengetahui bahwa “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9) dan kita menyembah Dia karena itu.

    Kita datang kepada-Nya dengan permohonan dan syafaat karena kita tahu bahwa Dia mengasihi dan mendengar kita, dan kita menyembah Dia karena kemurahan dan kebaikan-Nya dalam mendengar dan menjawab. Ketika kita mempertimbangkan semua hal ini, mudah untuk mengerti bahwa berdoa kepada siapapun selain kepada Allah Tritunggal menjadi sesuatu yang tidak terbayangkan.

    Doa itu suatu wujud penyembahan, dan penyembahan hanyalah ditujukan kepada Allah dan Allah semata-mata. Kepada siapa kita berdoa? Jawabannya adalah Allah.

    Berdoa kepada Allah, dan hanya Allah saja, jauh lebih penting dari pertanyaan kepada Pribadi mana dari Allah Tritunggal kita seharusnya berdoa.

  6. Dr. Steven says:

    Tentu benar, bahwa berdoa kepada Allah yang benar, yaitu Allah Tritunggal yang kita kenal melalui Yesus Kristus, itu poin utamanya.

    Jadi, kita tidak boleh berdoa pada berhala, juga tidak pada Maria, atau “orang-orang kudus” (apalagi mengingat konsep santo-santa yang salah yang diajarkan)

    Jadi, jika ada orang berdoa pada Roh Kudus, ini bukan kesalahan yang sebesar berdoa pada Maria, etc. Ini bukan kesalahan yang “menyesatkan.”
    Tetapi, tetap tidak memiliki dukungan Alkitab.
    Justru dari ayat-ayat yang telah Sdr. Roby, kutipkan, menyatakan fakta ini dengan jelas. Ada ayat yang mengajar kita berdoa pada pribadi Bapa, ada ayat yang mengajar kita berdoa pada pribadi Yesus, tetapi tidak ada ayat yang mengajar kita berdoa pada pribadi Roh Kudus.
    Mengapa? Sebenarnya sudah jelas juga dari ayat sudah dikutipkan (Roma 8:26, Yudas 20), bahwa kita berdoa DIBANTU OLEH Roh Kudus, dan dalam Kuasa Roh Kudus, tetapi tidak pernah dikatakan “berdoa kepada Roh Kudus.”
    Sekali lagi, bukan berarti ini kesalahan besar, tetapi tiap-tiap pribadi Allah punya peran masing-masing. Kita tidak berkata bahwa Bapa mati di atas kayu salib (walaupun ketigaNya Satu), karena kita tahu adalah pribadi Yesus yang mati di atas kayu salib.
    Jika ini bukan kesalahan yang besar sekali, lalu apakah perlu dipermasalahkan? Kesalahan bisa membuka jalan pada kesalahan lain, dan banyak kelompok yang katanya menekankan tentang Roh Kudus justru banyak salah paham tentang Roh Kudus. Masalah berdoa pada Roh Kudus hanyalah salah satu gejala yang nampak saja. Adalah tugas kita untuk mencoba sedekat mungkin dengan Alkitab.

  7. Igo says:

    Harus ditelaah lagi kenapa “gereja yang bersatu” disebut pelacur. Sangat kontradiktif dengan ayat-ayat Alkitab. Justru perlu diuji lagi mengapa memiliki hikmat seperti itu??? Hati-hati dengan tafsir yang bertolak belakang dengan Alkitab.

  8. Dr. Steven says:

    Gereja yang bersatu akhirnya menjadi gereja yang kacau dan sesat. Mengapa? Karena “persatuan” yang diseru-serukan hari ini (misal gerakan Oikumene), adalah kesatuan yang mengabaikan doktrin. Justru motto-nya adalah: jangan bicarakan doktrin, doktrin memecah belah, kasih mempersatukan. Jadi dalam “persatuan seperti ini,” semua bersatu, ya Katolik, ya Protestan, ya Kharismatik, mungkin juga suatu hari Saksi Yehovah, Mormon, Advent. Semua ini jelas punya doktrin yang beda-beda, dan yang krusial pula, misal tentang keselamatan (Katolik: perlu dibaptis untuk selamat, Saksi Yehovah bahkan tidak percaya keilahian Yesus, Advent: Perlu menjaga Taurat, Protestan: Sola Gratia, dll.). Ketika semua ini diabaikan demi “persatuan,” yang muncul adalah “gereja” yang sesat, yang tidak peduli lagi dengan kebenaran demi “persatuan.” Dan yang demikian itu sudah matang untuk dipakai Antikristus.

  9. John says:

    pertanyaannya sekarang adalah…berapa banyak jiwa yang sudah Dr. steven menangkan. jk merasa mengerti tentang Alkitab dan tidak pernah membawa seorangpun kedalam Tuhan, apa gunanya. itu sebatas pengetahuan yang akhirnya hanya melihat orang lain, jk dari sisi positif itu lumayan, namun jika menghujat dan menghakimi apalagi berbantah soal alkitab, apa gunanya. yang penting sudahkan Anda menjadi pelaku firman dan jk sudah berapa jiwa yang sudah anda bawa kepada Tuhan??

  10. Dr. Steven says:

    Menjadi pelaku Firman berarti termasuk membongkar kesalahan. Lihat dan baca 2 Timotius 4:1-5.

    Kalau anda tahu sesuatu salah, tetapi tidak memberitahukannya, maka anda mengabaikan Firman Tuhan.
    Berbantah soal Alkitab? Itu adalah menguji segala sesuatu berdasarkan Alkitab, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Berea (Kis. 17), itu hal yang penting, bukan seperti yang anda kira sebagai sesuatu yang tidak berguna.
    Yang aneh lagi adalah pertanyaan berapa jiwa yang dimenangkan? Wah, saya saja sudah tidak hitung lagi sudah berapa, karena memang tidak saya jadikan trophy, nanti itu saya serahkan pada Tuhan yang akan menilai dan memberi hadiah.

  11. garuda45 says:

    sya sngat setuju apa yang pak.steven katakan didlm bagaimana kita seharusny lebih tliti dn uji sesuai firman. jika ditanya soal berapa jiwa,konteks disini bukan mngenai itu(mas John). justru terkadang akhir2 ini tidak sedikit orang jika ditegur yg benar di bilang menghakimi, malah kebalikan ny jika ada yg bilang sy dengar suara Tuhan kamu harus ini dan itu nurut anu ini penglihtan dn macam2,malah orang pada yakin dn nurut tnpa membantah yg penting percaya saja dgn membuang rasio. jika sy lontarkan pertanyaan yg sama ke mas john lantas bagaimana?kn krg pas jg..

  12. Yusman says:

    singkat tapi padat, dari buahnya kamu akan mengenal mereka. Apa buah mereka selama mereka hidup ini?

  13. Agnes says:

    Tanpa memiliki motivasi untuk membela, tetapi seharusnya sbg anak Tuhan tidak ada kata “penglihatan palsu”
    urusan karunia Roh kan urusan langsung Tuhan dengan manusia tsb, lagipula penglihatan atau segala sesuatunya perlu diuji, jadi menurut saya tidak pantas kita orang yang sudah mengenal Allah yang adalah kasih menggunakan kata kasar dan tidak berdasar spt itu.

    lalu mengapa jadi lagu Darlene yg disangkutpautkan ? dari penjelasan saja masih sangat jauh dari Darlene.
    Ini sudah masuk ke ranah pujian dan penyembahan, kalau saya pribadi percaya setiap kita punya Roh Kudus yang bisa memberikan kepekaan mana yang benar atau tidak.

    khusus untuk lagu yang ditulis oleh Darlene, buat saya itu Pewahyuan yg dihasilkan oleh hubungan yang intim dengan Allah

    dan hasilnya ada, lagu-lagunya memberkati banyak orang dan jadi kemuliaan untuk Tuhan……memberkati ya pak, bukan sekedar enak didengar

    dan terakhir soal LGBT..
    Saya tidak punya urusan dengan Hillsong, tetapi yang memberi pernyataan “abu-abu” itu bukan Darlene, bahkan disaat-saat tersebut Darlene sudah menjadi Gembala di Unlimited, jadi sebaiknya tidak di “generalisasikan” ^_^

    Tuhan Yesus memberkati 🙂

  14. Dr. Steven says:

    Terima kasih untuk komentarnya, jelas ada banyak hal yang kita tidak sepakati. Tetapi coba anda renungkan.
    Kenapa sebagai anak Tuhan tidak ada kata “penglihatan palsu”? Alkitab banyak memperingatkan tentang nabi palsu, dan mereka akan memakai nama Tuhan Yesus juga.
    Justru menurut Alkitab, sejak selesainya kanon Alkitab, Tuhan tidak lagi memberikan nubuat atau wahyu tambahan (1 Kor. 13:10-13).

    Kemudian, dalam artikel yang satu ini, yang disorot adalah sifat ekumenis dari lagu-lagu Darlene, yang menyatukan berbagai kesesatan (seperti Katolik, dll), menjadi satu. Tentu kalau anda setuju dengan ekumenisme, anda tidak paham awalnya. Tetapi, ekumenisme adalah suatu kesalahan besar. Tuhan menginginkan persatuan dalam kebenaran, bukan persatuan yang mengabaikan kebenaran seperti yang dituju oleh ekumenisme saat ini.

    Mengenai LGBT, apakah Darlene ada membuat pernyataan yang tegas tentang LGBT? Lagipula, saya tidak melihat ada menyinggung LGBT di artikel ini, atau mungkin anda baca di artikel lain?

  15. William says:

    Mantap, lanjutkan!

  16. Elfida Mitha says:

    Firman Tuhan bukan untuk diperdebatkan..menyatakan kesalahan…apakah tafsiran Firman Tuhan yang kita sampaikan sudah benar…kelak Tuhan yang jadi hakim kita, namun yang sangat jelas Firman Tuhan berkata” ukurannya adalah damai sejahtera….begitu banyak orang sangat diberkati lewat pujian Darlene…….kita doakan semakin banyak pemuji penyembah Tuhan didunia ini..semua untuk kemuliaan Tuhan Yesus..

  17. Dr. Steven says:

    Ukuran segala sesuatu bukanlah “damai sejahtera.”

    Damai sejahtera yang dilaporkan manusia itu bersifat subjektif.
    Banyak orang Islam, orang Budha, orang Hindu, mengatakan mereka sangat damai, dan merasa sangat diberkati. Apakah itu standarnya?

    Ukurannya adalah Firman Tuhan. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik (1 Tes. 5:21)

    Mengenai mengapa musik Kristen kontemporer itu buruk: karena memasukkan pesan-pesan pemberontakan dan sensualitas ke dalam “pujian.” Pesan pemberontakan dan sensualitas itu ada dalam musiknya.

  18. FRD says:

    Ibu Elfida, mohon konfirmasi karena saya takut salah paham. Apakah Ibu bermaksud menyatakan bahwa Firman Tuhan bukan untuk menyatakan kesalahan?

    2 Timotius 3:16-17 (TB) Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
    Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

  19. Yulius says:

    Seandainya Yesus hidup dijaman anda hidup sekarang dan kitab yang anda pakai sebagai dasar mungkin Anda juga akan mengkonfron apa yang Yesus lakukan sesat karena yang dilakukan di luar nalar taurat. Roma menuliskan jangan yang kita lakukan malah jadi batu sandungan. Jika yg dia lakukan memberkati banyak orang dan banyak orang memuliakan Tuhan ya biarlah kalo ada yang salah biar Tuhan yang menegur. Untuk Anda mungkin bisa lakukan juga yang memberkati orang lain tanpa harus menjatuhkan orang lain. Saya bukan pro dia atau pro yg mana. Tapi apapun yg kita lakukan akan selalu ada golongan orang setuju, tidak setuju, bahkan tidak peduli. Jadi daripada mengkritisi, bisa anda coba kontak langsung Darlene untuk menyampaikan langsung

  20. Dr. Steven says:

    Tidak ada yang Yesus lakukan yang bertentangan dengan Perjanjian Lama. Yang Yesus lakukan banyak bertentangan dengan “tradisi Yahudi” memang, tetapi tidak bertentangan dengan Hukum Tuhan, karena Yesus adalah Tuhan sendiri, dan Dia sendiri yang memberikan Perjanjian Lama itu juga.

    Alkitab banyak memperingati orang Kristen tentang bahaya keduniawian, menjadi serupa dengan dunia, dll. Itulah yang terjadi dengan musik Darlene. Jadi, saya hanya melaksanakan perintah Tuhan untuk menyuarakan kebenaran, menyatakan kesalahan. Saya tidak kenal Darlene, dan juga tidak punya animus pribadi terhadap dia. Saya hanya tahu bahwa musiknya telah membantu menghilangkan batas-batas antara yang rohani dan duniawi, dan itu salah.

    Mengenai mengontak langsung Darlene, saya tidak punya channel ini. Lagipula, pengajaran serta lagu Darlene terbuka untuk umum. Yang perlu tahu mengenai kesalahan ini bukan hanya Darlene pribadi, melainkan semua orang yang terpengaruh.

  21. Bryanni says:

    Jadi maksud anda itu, semua pemimpin pujian kharismatik tidak tahu kebenaran? Ya saking gak tahu kebenarannya, Tuhan mempercayakan banyak jiwa yang tadinya jauh dari Tuhan untuk kembali mendekat kepada Tuhan. Bahkan yang gak pernah mengenal Tuhan juga banyak yang menjadi Kristen karna pujian dari pemimpin pujian yang menurut anda melakukan penyesatan itu. Tuhan bahkan memakai ladang pelayanan mereka sebagai ladang mukjizat dan karunia penyembuhan. Dan saya pribadi saya berulang kali selamat dari bunuh diri karna pertolongan Tuhan melalui lagu-lagu penyembahan dari pemimpin2 Pujian yang kharismatik itu meski dulunya sejak lahir saya dan orang tua saya adalah jemaat gereja injili yang taat ditimur Indonesia. Tapi ya ini doktrin anda, semua perkataan/doktrin pada akhirnya akan melewati ujian dan teruji kebenarannya. Selain itu saya juga tidak sekolah/belajat teologia mendalam seperti anda. Sehingga yang bisa saya lalkikan adalah berdoa meminta tuntunan pada Roh Kudus agar saya bisa membedakan mana yang benar dan salah, mana yang dari Tuhan dan dari manusia (bukan dari Tuhan), dan meminta hikmat Tuhan untuk memahami kebenaran sejati dari Alkitab tanpa perlu menelusuri literatur. Syalom, Tuhan memberkati pelayanan anda.

  22. Dr. Steven says:

    Kebenaran itu apa? Kebenaran itu adalah Firman Tuhan (Yoh. 17:17).

    Standar kebenaran adalah apakah sesuai dengan Firman Tuhan atau tidak.
    Standar kebenaran bukan apakah ramai orang yang ikut (banyak orang ikut belum tentu mereka selamat, dll).
    Standar kebenaran bukan pengalaman pribadi/subjektif (ada orang merasa ditolong Maria, Muhammad, Buddha, dll., itu semua subjektif, bukan berarti benar).

    Bagus sekali jika anda meminta Tuhan dengan tulus hati supaya bisa membedakan yang mana benar dan yang mana salah. Pelajari terus Firman Tuhan, kejar kekudusan, jauhi dosa dan keduniawian. Maka anda akan semakin paham kebenaran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *