Aktris Hollywood dan Berbahasa “Lidah”

(Berita Mingguan GITS 31Agustus2013, sumber: www.wayoflife.org)

Aktris Hollywood, Megan Fox, dalam sebuah wawancara, menggambarkan pengalaman dia “berbahasa lidah.” “Terasa seperti energi yang banyak sekali melalui bagian atas kepalamu. Seluruh tubuhmu penuh dengan aliran listrik ini, dan lalu kamu mulai berbicara, tetapi kamu TIDAK BERPIKIR KARENA KAMU TIDAK TAHU SAMA SEKALI APA YANG KAMU KATAKAN. KATA-KATA KELUAR DARI MULUTMU DAN KAMU TIDAK BISA MENGENDALIKAN … Ditenggari bahwa ini adalah suatu bahasa yang hanya dimengerti oleh Allah. Katanya ini adalah bahasa yang dipakai di Sorga. Ini disebut ‘mendapatkan Roh Kudus.’” Seperti inilah yang diklaim sebagai “berbahasa lidah” pada zaman ini, tetapi fenomena ini bertentangan dengan semua pengujian dari Alkitab. Bahasa lidah yang alkitabiah adalah berbicara dalam bahasa-bahasa manusia secara ajaib tanpa belajar atau persiapan terlebih dahulu (Kisah Rasul 2:1-4). Bahasa lidah alkitabiah adalah tanda bagi orang-orang Yahudi (1 Korintus 14:20-22) dan orang Yahudi hadir setiap kali bahasa lidah terjadi dalam Kisah Para Rasul (2:5-11; 10:46; 19:6). Mereka yang berbahasa lidah atau bernubuat harus mengendalikan roh mereka dan dapat berhenti jika diperlukan (1 Korintus 14:29-30, 32-33). Wanita dilarang untuk berbicara dalam bahasa lidah (1 Korintus 14:34-35). Berbahasa lidah bukanlah tanda “mendapat Roh Kudus.” 3000 orang yang diselamatkan pada hari Pentakosta, contohnya, tidak berbahasa lidah. Gerakan kharismatik dengan “karunia rohani” palsunya adalah elemen penting dalam pembangunan “gereja” esa-sedunia yang sesat.

This entry was posted in Kharismatik/Pantekosta. Bookmark the permalink.

6 Responses to Aktris Hollywood dan Berbahasa “Lidah”

  1. Pingback: Aktris Hollywood dan Berbahasa “Lidah” | novsupriyanto93

  2. rusli says:

    Shallom pak Steven

    Terimakasih atas informasi ini meskipun belum detail.

    Bilamana dibaca dalam markus 16:17-18 sesuai perkataan Yesus : “(17)Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, (18)mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
    Dari injil markus jelas disebutkan salah satu tanda yang menyertai orang percaya adalah bahasa-bahasa yang baru, sebagai buktinya dengan kepenuhan Roh pada orang percaya sesuai tulisan dalam Kis 2:4 “Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” Maupun dalam ayat Kis 10:44-47 : (44)etika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. (45)Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, (46)sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus: (47)”Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?”.

    Semoga bermanfaat dan menambah
    Salam damai Kristus

  3. Dr. Steven says:

    Salam Sdr. Rusli,

    Janji dalam Markus 16 bukan untuk semua orang Kristen di sepanjang zaman. Janji itu sudah digenapi di abad pertama, sepertinya yang dikutip di Kisah Para Rasul.
    Kalau janji itu untuk semua orang percaya di sepanjang zaman, tidak boleh tanggung-tanggung, bukan hanya bahasa baru, setiap orang Kristen harus tidak mati kalau minum racun maut, dan tidak mati jika memegang ular berbisa. Pada kenyataannya tidak demikian. Orang Kristen yang minum racun hari ini mati juga, dan yang digigit ular berbisa mati juga. Kita tidak boleh tebang pilih: mau yang “bahasa baru” tidak mau yang “minum racun.”

    Kalau kita lihat konteksnya, janji-janji dalam Markus 16 ini ditujukan kepada terutama para Rasul:

    Ayat 14:
    “Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya”

    Lalu ayat 17:
    “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya . . .”

    Salam

  4. rusli says:

    Shallom pak Steven

    Terimakasih atas responnya, maaf bilamana saya menanggapi/menambahkan

    Janji dalam Markus 16:17-18 (LAI) jelas tertulis kalimatnya “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya” ayat ini bukan tertulis “Tanda-tanda ini akan menyertai KALIAN yang percaya”, dan tanda-tanda/ciri-ciri dimaksud “akan” menyertai untuk orang orang percaya bukan berarti satu orang percaya akan disertai “seluruh tanda” namun mendekatkan pemahaman tanda-tanda/ciri-ciri itu diantaranya akan menyertai orang percaya.
    sehingga janji ini tetap akan berlaku bagi kita orang-orang yang percaya Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit, bukan untuk orang yang disebutkan mengaku dirinya kristen.
    Bukti-bukti di masa “penginjilan” para rasul sebagaimana tercatat dalam Kisah Para Rasul maupun Korintus bahwa banyak “orang-orang percaya” melalui pencurahan Roh Kudus memperoleh tanda sebagai orang percaya diantaranya yakni “berbahasa Roh/berbahasa yang baru”.

    Perkataan Yesus waktu itu dimaksud dilatarbelakangi perintah “penginjilan”, ini searah dengan ayat 15 “Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”, dan jika diperhatikan ayat 15 ini disini akan dipertanyakan mengapa ada tertulis kata “lalu Ia berkata..” Tentunya pasti ada “perkataan sebelumnya” (ini sesuai maksud di ayat 14) yakni Yesus menegur / mencela kesebelas orang itu.

    Yesus waktu itu tidak pernah mengatakan kalau orang percaya “tidak akan mati dan hidup terus menerus sampai tua renta tidak mati mati” (maaf), jadi “Tanda/Ciri/Sign” orang percaya bukan membawa akibat mereka menjadi “sakti bagaikan dewa dan tidak mati”. Bilamana pada kenyataan sekarang ini orang yang mengaku dirinya Kristen meminum racun atau digigit ular untuk “menunjukkan dirinya sebagai seorang yang sakti/mendemonstrasikan dirinya/sombong” maka tentunya diluar maksud Yesus, dan dapat dipastikan mereka “mati” karena bunuh diri.

    Janji Yesus dalam konteks perintah penginjilan ini bagi “orang orang percaya” akan disertai tanda/ciri yang mana akan membuktikan mereka sebagai orang orang percaya.
    Bilamana dibaca dalam ayat 18 “mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
    Ayat 18 tidak pernah disebutkan “mereka digigit ular berbisa dan minum racun menjadi tidak mati” namun disini konteksnya hanya “mereka akan memegang ular dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat CELAKA”.

    Memang pada kenyataan yang banyak terlihat dari orang orang percaya saat ini (dalam gereja kharismatik) akan adanya bahasa baru/bahasa Roh, mengusir setan dan penyembuhan orang sakit melalui karya Roh Kudus.

    Semoga menambah dan bermanfaat
    Salam damai Kristus

  5. Dr. Steven says:

    Salam Sdr. Rusli,

    Terima kasih juga untuk diskusi yang baik dan sopan.
    Memang ayat tidak berbunyi “Kalian” yang percaya, tetapi itu tidak diperlukan. Konteks memberitahu kita kepada siapa kata-kata ini ditujukan, dan audiens langsung pada waktu itu adalah kesebelas murid/rasul (ayat 14).

    Kemudian, saya agak bingung dengan penjelasan anda ayat 18: anda membedakan antara “mati” dan “celaka.
    Seolah-olah, orang Kristen yang minum racun / digigit ular, bisa saja MATI, tetapi tidak akan CELAKA. Ini adalah posisi yang aneh. Mati ya sudah termasuk celaka yang paling parah.

    Masalahnya begini:
    1. Kita bisa menafsirkan janji di Markus 16:17-18 sebagai berlaku untuk SEMUA ORANG KRISTEN (sejati) di SEPANJANG ZAMAN
    atau
    2. Kita menafsirkan janji di Markus 16:17-18 sebagai bukan berlaku untuk semua orang Kristen, dan juga bukan untuk sepanjang zaman.

    Kharismatik mengambil posisi 1, tetapi ini berbenturan dengan realita:
    a. Kebanyakan kharismatik hanya mengklaim tiga dari lima yang dijanjikan: usir setan, bahasa baru, menyembuhkan (terlihat juga dari paragraf terakhir anda). Tetapi ini tidak fair. Kalau mau klaim janji ini, harus klaim semuanya. Buktinya hari ini, orang Kristen yang digigit ular dan minum racun memang mendapat celaka. Saya tidak mengacu kepada mereka yang sengaja minum racun atau sengaja main ular. Tetapi banyak orang Kristen yang tidak sengaja minum racun, atau memang diracun orang, dan yang tidak sengaja digigit ular, yang juga mati atau minimal sakit berat. Ini jelas melanggar isi janji ini.
    b. Kalau diklaim bahwa bukan semua orang Kristen harus memiliki kelima-lima tanda ini, ini klaim yang tidak benar. Dari ayat ini jelas ada lima tanda yang disebut, jadi lima-limanya harus diklaim. Tetapi kalaupun kharismatik mau berkata bahwa satu orang percaya cukup satu tanda, toh juga ada banyak orang Kristen yang hari ini tidak memperlihatkan satu pun dari lima tanda ini. Apakah mereka semua orang Kristen palsu? Saya tidak tahu bahwa Spurgeon, Wesley, John R. Rice, atau banyak nama lainnya pernah melakukan satu pun dari tanda-tanda ini (kalau pun mereka ada, itu bukan poinnya, poinnya adalah ada banyak orang Kristen yang tidak melakukan satu pun, contoh yang saya jelas tahu: saya sendiri).
    c. Bahkan di abad pertama pun, tidak semua orang percaya memiliki tanda-tanda ini. Misal, jelas tidak semua orang percaya mendapat karunia bahasa lidah (lihat 1 Korintus 12, di mana Paulus berargumen bahwa setiap anggota jemaat mendapatkan karunia yang khusus, tidak semua sama). Banyak orang Kristen abad pertama yang tidak lama percaya lalu dimartir, atau bahkan percaya di dalam penjara Romawi menjelang kematian. Mereka tidak menunjukkan satupun dari tanda-tanda ini.

    Jadi, dari realita, kita harus menafsirkan bahwa janji ini bukanlah untuk SEMUA ORANG PERCAYA di SEGALA ZAMAN.
    Penafsiran ini didukung oleh konteks:
    1. ayat 14, bahwa audiens langsung waktu itu adalah 11 rasul, dalam suatu setting pembicaraan private
    2. ayat 20, bahwa tanda-tanda itu adalah untuk menyertai “firman” yaitu penulisan Perjanjian Baru di abad pertama.
    Dapat disimpulkan bahwa tanda-tanda ini terutama untuk Rasul di abad pertama, karena mereka sebagai penerima wahyu (firman) yang baru yang akan dituliskan.

    Sebagai tambahan: Fenomena “bahasa roh” Kharismatik hari ini tidak bisa masuk dalam kategori “bahasa baru” yang dimaksud di ayat 17, karena yang terjadi adalah ngomel-ngomel, dan bunyi-bunyi tidak sentrudu, sama sekali bukan bahasa baru. Contoh bahasa baru: pada hari Pentakosta, para Rasul bicara dalam bahasa Partia, Media, Elam, dll. Bukan ini yang terjadi di gereja-gereja kharismatik hari ini.

  6. Dr. Steven says:

    Karena saya lihat bahwa pembahasan di artikel ini sudah menyimpang ke masalah Markus 16:17-18, maka saya membuat artikel baru untuk topik itu. Bisa dilihat di http://graphe-ministry.org/articles/?p=1918

    Silakan komentarnya dilanjutkan di sana saja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *