(Berita Mingguan GITS 21Desember 2013, sumber: www.wayoflife.org)
Paus Fransiskus adalah pejabat Person of the Year 2013 bagi majalah Time, dan dia menjadi paus ketiga yang mendapatkan gelar tersebut. Yohanes XXIII juga dipilih menjadi Person of the Year di 1962, dan demikian juga Yohanes Paulus II pada tahun 1994. Ketiga paus ini sama-sama memiliki komitmen pada ekumenisme dan globalisme, yang adalah tanda zaman yang signifikan. Yohanes XXIII adalah paus yang mengadakan Konsili Vatikan Kedua, yang membuka hubungan ekumenis antar Gereja Katolik dengan kelompok Ortodoks, Protestan, dan Baptis. Mengenai Yohanes XXIII, Time mengatakan bahwa “kehangatan, kesederhanaan, dan kharismanya memenangkan hati orang Katolik, Protestan, dan juga non-Kristen.” Mengenai Yohanes Paulus II, tidak banyak orang yang melakukan lebih untuk menciptakan suatu “gereja” esa-sedunia daripada paus yang keliling dunia ini, yang sering dipuji oleh Billy Graham. Ekumenisme dan globalisme adalah dua agenda besar yang didengungkan oleh Fransiskus sejak penobatannya. Dalam sebuah edisi spesial tahun ini, Time menyebut Fransiskus, “Paus bagi suatu Dunia Baru.” Ini bisa dilihat sebagai rangkuman agenda New Age-nya yang mencakup kaum Atheis bahkan. Pada musim panas ini, Fransiskus berkata, “Tuhan telah menebus semua kita, semua kita, dengan Darah Kristus: semua kita, bukan hanya orang Katolik. …Bahkan para atheis. Semuanya! Dan Darah ini membuat kita anak-anak Allah kelas satu! … Dan kita semua memiliki kewajiban untuk berbuat baik. Dan perintah ini agar semua orang berbuat baik, saya pikir, adalah suatu jalan indah menuju damai” (“Pope at Mass,” Vatican Radio, 22 Mei 2013). Orang-orang Injili mencintai Paus Fransiskus. Pada saat penobatannya, Ben Stiller dari World Evangelical Alliance mengatakan bahwa “dalam 500 tahun, inilah saatnya kedua sisi [Injili dan Katolik] paling dekat” (“A Pope for All Christians,” Christian Today, 13 Maret 2013). Kita juga memperhatikan bahwa ketiga Paus yang dihormati oleh Time ini adalah juga pemuja Maria.