Mabuk dengan Darah Orang-Orang Kudus

(Berita Mingguan GITS 11 Juli 2015, sumber: www.wayoflife.org)

Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran(Wah. 17:6). Gereja Roma Katolik telah membunuh jutaan orang percaya. Di Belanda saja, begitu banyak orang disiksa dan dihancurkan. “Sejarah dari Negara-Negara Rendah [Editor: disebut demikian mungkin karena negara-negara itu berada di bawah permukaan laut] sejak waktu ini penuh dengan kemartiran, sehingga terasa seperti pemusnahan populasi secara perlahan. … Api tersebut dikobarkan di seluruh negara, dan perintah menyusul perintah, dengan kebengisan yang semakin bertambah, terus mempertahankan baranya. Hukumannya mati jika membaca satu halaman saja Kitab Suci; hukuman mati untuk mendiskusikan poin iman mana pun; hukuman mati jika memiliki tulisan mana pun dari Luther, Zwingli, atau Oecolampadius; hukuman mati jika menunjukkan keraguan terhadap efektivitas dari sakramen, atau otoritas Paus.

Pada tahun 1536, hamba Tuhan yang baik dan setia itu, William Tyndale, dicekik dan dibakar di Vilvordi, dekat Brussels, karena ia menerjemahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Inggris, dan mencetaknya pada tahun 1535. …Sekitar empat ratus gereja dirampok dan dirusak dalam beberapa hari. …Tentara-tentara diperintahkan untuk disebar di negara yang kacau balau itu, supaya perintah penganiayaan bisa terus dijalankan. Para Protestan dalam keadaan sangat terjepit; banyak yang dibunuh, dan banyak yang melarikan diri ke luar negeri.

Pada tahun 1567, Duke Alva yang kejam dikirim ke Belanda dengan lima belas ribu pasukan Spanyol dan Italia; dan Inkuisisi diharapkan melancarkan semua tenaganya. Gereja-gereja yang terbuat dari kayu dirobohkan, dan di beberapa tempat, tiang-tiang kayunya dipakai untuk menjadi tiang gantungan untuk menggantung gembala sidang dan anggota-anggota jemaatnya. [Kejahatan-kejahatan ini] disaksikan hampir setiap hari di negara itu selama hampir empat puluh tahun. …Pada tahun 1567 ‘konsili darah,’ demikian sebutannya, mengadakan rapat pertama. …Darah kini sudah mengalir bagaikan sungai. …Perintah baru dikeluarkan, membebankan hukuman yang berat kepada semua tukang gerobak, pembawa barang, dan tuan kapal, yang membantu emigrasi para ‘penyesat’ tersebut. Mereka telah memutuskan bahwa tidak ada yang boleh melarikan diri. …Pada tanggal 19 Februari 1568, sebuah keputusan dakwaan dari Holy Office menjatuhkan hukuman mati bagi semua penduduk Belanda sebagai penyesat. …Sebuah pengumuman dari raja, sepuluh hari kemudian, menguatkan perintah inkuisisi ini, dan memerintahkan agar dilaksanakan segera, tanpa memperdulikan usia, jenis kelamin, ataupun kondisi. Ini kemungkinan adalah perintah hukuman mati paling ringkas yang pernah dibuat. Tiga juta orang – laki-laki, perempuan, dan anak-anak, dihukum di tiang gantung dalam tiga baris. Dari penghukuman univesal ini, pembaca dapat melihat roh kepausan yang sebenarnya, dan apa yang bisa diharapkan bagi mereka yang tidak menyerahkan diri secara absolut, melalui ketaatan buta, kepada semua berhala dan tahayulnya (Miller’s Church History, hal. 1002-1008).

This entry was posted in Katolik, Penganiayaan / Persecution. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *