(Berita Mingguan GITS 23 Januari 2016, sumber: www.wayoflife.org)
Kematian bintang Rock, David Bowie, baru-baru ini, mengingatkan kita tentang kenekadan industri entertainment untuk menghina Allah dan mengolok-olok hukum-hukum Allah yang kudus, sambil pada saat yang sama masih berharap untuk masuk Sorga. Akun Twitter terakhir yang diikuti oleh Bowie sebelum dia mati karena kanker pada usia 69 tahun adalah milik “God,” yang adalah akun dari sebuah drama Broadway yang penuh hujat berjudul An Act of God. Vanity Fair menyebut drama ini “komedi ilahi yang lucu dan penuh dosa,” sementara Hollywood Reporter menyebutnya “lucu sekali jahatnya dan tanpa rasa hormat.” BBC mengobservasi bahwa para fans Bowie “senang dia mengikut akun God dan merasa bahwa ini langkah jenius” (“The last person David Bowie followed on Twitter was God,” BBC Newsbeat, 12 Jan. 2016). Fans yang berpura-pura menjadi God (allah) menge-tweet, “David Bowie adalah allah dan selama ini saya ingin menjadi allah yang seperti dia,” dan “Main bersama David Bowie bahkan lebih seru dari yang saya bayangkan.” Di Italia ada sebuah petisi kepada allah dengan lebih dari 4.800 tanda tangan, memprotes kematiannya. Bowie dipuji karena berbagai “terobosan pertama” yang dia buat, tetapi “terobosan-terobosan” ini pada dasarnya adalah usaha untuk mempengaruhi masyarakat untuk menolak hukum-hukum Allah. Dia adalah salah satu orang pertama yang mempromosikan androgyny (tidak laki tidak perempuan) dengan karakter Ziggy yang “tidak jelas jenis kelaminnya” pada tahun 1972. Bowie yang tidak memiliki rasa hormat ini telah menikmati berkat-berkat Allah yang penuh murah, sambil dia mengolok-olok dan menantang Allah, tetapi dalam salah satu lagu terakhirnya, “Lazarus,” Bowie bernyanyi, “Lihat ke atas, saya di sorga.” Sepertinya kata-kata ini hanya candaan saja, tetapi pastinya dia sekarang sudah menemukan bahwa Allah bukanlah lelucon dan bahwa tidak ada seorang pun yang masuk ke Sorga-nya Allah tanpa dilahirkan kembali, sebagaimana dibuat sedemikian jelas oleh Yesus Kristus dalam Yohanes 3:3. Pelawak Jimmy Fallon memberikan kata-kata kenangan kepada Bowie, yang diakhiri dengan, “Saya akan mengirim email kepadamu, David Bowie, dan jika kamu bisa mengecek email di luar angkasa atau sorga ataupun di manapun kamu berada, kamu tidak perlu membalas email saya. …Baca saja dan nikmati apa yang saya tulis.” Khalayak ramai ini ingin menciptakan anarki moral di bumi, lalu pindah ke sorga untuk melanjutkan karir kefasikan mereka. Hal-hal seperti ini membuat mereka dipuji-puji di dunia yang jahat ini, tetapi pada akhirnya ini posisi yang bodoh dan pasti kalah. “Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapi-Nya: “Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!” Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa; Tuhan mengolok-olok mereka.” (Maz. 2:2-4)
Mark 3:28-29
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan.
Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.”