(Berita Mingguan GITS 6 Agustus 2016, sumber: www.wayoflife.org)
Greg Stier, pendiri dan presiden dari Dare 2 Share Ministries, baru-baru ini mempublikasikan “10 Tanda Peringatan Gerejamu Adalah Gereja yang Legalistik” (Christian Post, 25 Juli 2016). Walaupun peringatan-peringatan yang dia tuliskan ini bersifat sedikit sarkastik/main-main, tetapi jelas bahwa pemimpin pemuda ini sedang menyerang gereja-gereja tipe “fundamentalis” dan berusaha untuk membuat pikiran orang-orang muda prejudis terhadap kaum fundamentalis. Saya tidak bisa berbicara mewakili semua gereja “fundamentalis,” dan ada juga gereja-gereja yang menyebut diri fundamentalis tetapi tidak saya setujui sama sekali, tetapi gereja-gereja fundamentalis yang berasosiasi dengan saya, sama sekali tidak bersalah melakukan hal-hal “legalistik” berikut. Perhatikan beberapa dari 10 Tanda Peringatan yang diberikan Stier: “Ada penekanan besar pada kekudusan, tetapi sedikit atau tidak ada penekanan pada kasih karunia.” Faktanya, gereja-gereja dalam persekutuan kami menekankan total tentang kasih karunia. Mereka mengajarkan bahwa tidak ada kekudusan di luar dari Kristus dan kasih karuniaNya yang didasarkan pada darahNya yang tercurah. Kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri, dan kita tidak bisa menjalani hidup kekristenan dengan kekuatan kita sendiri, sesaat pun tidak bisa. Dari awal sampai akhir adalah Kristus (Gal. 2:20). Ini jelas adalah penekanan kami, silakan tanya muda-mudi kami. “Jika gembala sidangmu bertemu Rasul Paulus, pasti dia akan menegor sang Rasul karena tidak memakai Alkitab King James.” Faktanya, kami mengajarkan bahwa Alkitab King James adalah baik karena diterjemahkan dari teks Ibrani yang dipelihara oleh orang Yahudi dan teks Yunani yang dipelihara oleh gereja-gereja yang percaya Tuhan mulai dari zamn Paulus. Pengkhotbah muda emerging ini bahkan tidak tahu hal-hal dasar mengenai topik versi-versi Alkitab. “Setiap penawaran Injil selalu diakhiri dengan . . . nah sekarang untuk kabar buruknya.” Faktanya, setiap undangan Injil yang pernah saya dengar di gereja “fundamentalis” diakhiri dengan tawaran keselamatan yang indah dari Allah, melalui penebusan Kristus, walaupun memang benar diawali dengan “kabar buruk” tentang kondisi manusia yang berdosa dan di bawah hukuman, sama seperti cara Paulus memulai Surat Roma. “Kebaktiannya memakai organ pipa.” Faktanya, gereja-gereja yang kami pimpin dan yang bersekutu dengan kami memakai berbagai jenis instrumen musik, dan sebagian bahkan memiliki orkestra. “Gembala sidangnya memiliki TETAPI yang besar – ‘Ya, keselamatan hanya melalui iman TETAPI kamu juga harus __________.” Faktanya, saya tidak tahu ada gereja fundamentalis mana pun yang menambahkan hal lain lagi sebagai syarat keselamatan selain iman. Bahkan, mereka mengajarkan bahwa jika menambahkan hal lain kepada keselamatan, selain hanya kasih karunia dan hanya iman, maka itu adalah injil palsu yang terkutuk. Kami hanya melakukan apa yang Rasul Paulus ajarkan, yaitu mengajar bahwa “kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Ef. 2:10). “Ketika membawa kelompok pemuda remaja berenang, maka akan dipisahkan kolam renang laki dan perempuan, dan pakaian renang harus yang longgar.” Ini satu-satunya dari sepuluh poin yang diberikan oleh pengkhotbah muda emerging ini yang hampir benar, tetapi bukanlah “legalisme” jika suatu gereja mau berhati-hati masalah ketelanjangan dan moralitas dan mau memproteksi anak-anak muda mereka dari perzinahan hati (Mat. 5:28). Para “pengkhotbah emerging yang cool” sungguh menggelitik telinga angkata ini, sesuai dengan nubuat Alkitab (2 Tim. 4:3-4), tetapi mereka adalah pencemooh hal-hal kudus Allah dan pemfitnah orang-orang kudus yang mencoba untuk setia pada Firman Allah di masa yang jahat. Mereka adalah orang buta yang menuntun orang buta. Kasih karunia Allah yang sejati didefinisikan 2000 tahun yang lalu oleh Rasul Paulus dalam pengilhaman, dan bunyinya jauh lebih mirip theologi “fundamentalis” daripada theologi emerging: “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.” (Tit. 2:11-15).