Hari Ketika Billy Graham Menyambut Para Peziarah ke Kuil Maria

(Berita Mingguan GITS 10 Maret 2018, sumber: www.wayoflife.org)

Injili Baru (New Evangelicalism), yang dengan lantang menyerukan “penolakan terhadap separasi,” mencuat ke permukaan dunia kekristenan pada akhir 1940an, dan sejak itu telah mentransformasi wajah kekristenan dalam masa hidup saya, dan Billy Graham adalah tokohnya yang paling prominen. (See New Evangelicalism: Its History, Characteristics, and Fruit, yang tersedia sebagai eBook gratis dari www.wayoflife.org.) Tidak ada orang lain dalam generasi ini, yang melebihi Billy Graham dalam hal membuat Gereja Roma Katolik diterima oleh kaum “injili” dan untuk membangun gereja esa-sedunia yang sesat. Puncak dari semua ini adalah ketika dia berdiri di luar kuil Madonna Hitam di Jasna Gora, Cz?stochowa, Polandia, tahun 1979, bersama dengan seorang uskup Katolik, untuk menyambut para peziarah yang sedang meninggikan Maria sebagai Ratu Sorga yang tanpa dosa, dan Pengantara bagi orang-orang berdosa. Apa lagi yang lebih kacau dan membingungkan selain seorang pengkhotbah Baptis melakukan hal semacam ini, bukannya menyerukan suaranya melawan injil palsu yang terkutuk ini? Sebuah foto peristiwa tersebut diterbitkan dalam majalah Graham sendiri, Decisi, pada edisi Februari 1979, tetapi kata-kata di bawah foto itu sekedar berbunyi, “Mr. Graham sedang menyambut orang-orang di luar sebuah kuil nasional di biara di Cz?stochowa.” Graham berada di Polandia waktu itu atas undangan mendiang Paus Yohanes Paulus II, yang adalah seorang penyembah Maria. Madonna Hitam adalah salah satu situs ziarah dia yang paling favorit. Dalam audiensi publik yang dia lakukan tanggal 13 Desember 1995, Yohanes Paulus menyebut Maria sebagai “Mediatrix” (Pengantara) dan “Co-Redemptress” (Sesama Penebus) dan berbicara tentang “peran luar biasa [Maria] dalam karya penebusan” (“Council’s Teaching on Mary Is Rich and Positive,” 13 Des. 1995, L’Osservatore Romano, edisi Inggris). Dalam audiensi publik tanggal 7 Mei 1997, sang Paus itu berkata, “Maria adalah jalan yang memimpin kepada Kristus” (Vatican Information Service). Berapa banyak orang Polandia yang telah masuk ke neraka yang kekal karena injil palsu Roma? Namun Graham tidak memiliki kata-kata peringatan apapun tentang hal ini. Dia sering memuji sang Paus tetapi tidak pernah membongkar injil palsunya. Graham berkhotbah di gereja-gereja Roma dan menerima penghargaan-penghargaan dari Roma, tetapi tidak pernah mengutuki atau menyatakan kesalahan-kesalahan besar Roma. Kunjungan Graham ke Jasna Gora adalah peristiwa yang nyata, tetapi juga adalah suatu metafora tentang bagaimana Graham telah mengundang begitu banyak orang kepada pangkuan Roma di seluruh dunia, Roma dengan injil sakramentalnya yang palsu dan kristus sakramentalnya yang palsu, dan rohnya yang palsu. Memuji dan mendukung guru-guru palsu adalah hal yang sangat serius. “Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak. Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya. Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat” (2 Yoh. 1:9-11).

This entry was posted in Ekumenisme, Katolik. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *