Gembala Sidang Sebuah Mega-Church Mengatakan Dia Melihat Yesus

(Berita Mingguan GITS 21 April 2018, oleh Dr. Steven Liauw)

Stovall Weems, gembala sidang dari Celebration Church di Jacksonville, Florida, mengklaim bahwa dia melihat Yesus pada hari “Jumat Agung,” 30 Maret 2018. Dia memberitahu jemaatnya, “Saya mendengar suaraNya … irama kata-kataNya. Saya dapat merasakan perasaanNya. Saya dapat merasakan kehadiranNya seperti Dia memiliki suatu kepribadian. …Saya merasa seperti telah mengenalNya selamanya. Saya tidak dapat menggambarkan kedekatan yang saya rasakan dengan Yesus. Dia tidak memandang pada saya, saya tidak pernah melihat bagian depan dari wajahNya. Dia memakai baju putih. Dia memiliki rambut coklat,” (Pastor of Jacksonville Florida MegaChurch Claims Face to Face Meeting with Jesus Christ,” YouTube, April 1, 2018). Weems mengatakan bahwa setelah dia melihat Yesus, “secara emosional saya kacau balau … saya hanya menangis saja. Saya tidak bisa tidur.” Weems bertanya kepada istrinya, Kerri, sesama gembala di gerejanya, untuk membantu dia menggambarkan “kunjungan” tersebut dan menyebut istrinya itu “Roh Kudus yang satu lagi dalam hidup saya.” Mendengar pernyataan itu, gereja dengan 12.000 anggota itu bersorak.

Ketika kita meneliti Alkitab mengenai hal ini, jelas bahwa yang dilihat oleh Weems adalah suatu penipuan Iblis. Menurut Alkitab, orang yang menjadi saksi terakhir dari kebangkitan Yesus adalah Rasul Paulus (1 Kor. 15:8). Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada lagi saksi yang baru setelah Paulus, sampai nanti Tuhan Yesus datang kembali. Memang, Rasul Yohanes melihat Tuhan Yesus dalam penglihatan di pulau Patmos sekitar tahun 95 M, tetapi Rasul Yohanes bukanlah saksi baru atau saksi terakhir, karena Rasul Yohanes sudah menjadi saksi kebangkitan Yesus jauh sebelum Rasul Paulus. Lagipula, dalam penglihatan Yohanes, Tuhan Yesus memiliki rambut yang putih bagaikan bulu (Wah. 1:14), bertentangan dengan “cerita” Weems tentang rambut coklat. Lebih lanjut lagi, ketika Yohanes melihat Yesus, ia tersungkur di kakiNya seperti orang mati (Wah. 1:17), bukan menangis tak berhenti.

Mengapakah Tuhan Yesus menampakkan diri kepada Rasul Paulus dan Rasul Yohanes, lalu bukan kepada kita hari ini? Itu karena mereka adalah Rasul, dan syarat Rasul adalah menjadi saksi kebangkitkan Yesus, karena itulah tujuan utama kerasulan (Kisah Rasul 1:21-22). Para Rasul adalah saksi mata, yang lalu Tuhan sertai dengan berbagai tanda dan mujizat (2 Korintus 12:12; Mar. 16:20), untuk memberikan otoritas kepada kesaksian mereka, karena kesaksian mereka-lah yang akhirnya akan diilhamkan Tuhan menjadi kitab-kitab Perjanjian Baru di tangan kita. Hari ini, orang percaya memahami bahwa Yesus Kristus telah bangkit, bukan dengan cara melihat Yesus Kristus, tetapi dengan membacanya dari Firman Tuhan. Oleh sebab itulah Tuhan berkata kepada Tomas, “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yoh. 20:29). Petrus memberikan pernyataan yang sangat tegas bahwa orang percaya zaman gereja, setelah Rasul-Rasul, tidaklah melihat Yesus secara fisik. “Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu” (1 Pet. 1:8-9).

Jadi, gembala Stovall Weems adalah seseorang yang telah sangat tertipu, dan kemudian meneruskan penipuan Iblis ini ke orang-orang lain. Tetapi, cerita-cerita seperti ini justru sangat disukai oleh orang Kristen zaman sekarang. Hal ini menggenapi perkataan Tuhan melalui Paulus, “Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng” (2 Tim. 4:3-4). Semakin hari akan semakin banyak penipuan. Terkadang, ada penipu yang akhirnya bertobat dan membongkar penipuannya sendiri. Salah satu contoh adalah Alex Malarkey, seorang anak lelaki 6 tahun, yang setelah mengalami koma selama 2 bulan, lalu bersaksi bahwa dia pergi ke Sorga, dan menulis buku berjudul The Boy Who Came Back from Heaven. Banyak orang Kristen, terutama dari kalangan kharismatik, yang memuji buku tersebut. Belakangan Alex mengaku bahwa isi buku itu semuanya bohong dan dibuat bersama dengan ayahnya hanya sebagai alat untuk mencari uang. Inilah efek dari mengabaikan peringatan Alkitab, dan menempatkan pengalaman dan kisah-kisah manusia di atas kebenaran absolut Firman Tuhan.

This entry was posted in Kesesatan Umum dan New Age. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *