Perang Cina Melawan Hak Beragama Anak-Anak

(Berita Mingguan GITS 21 September 2019, sumber: www.wayoflife.org)

Berikut ini disadur dari Elizabeth Yore, “China’s War on Children,” Breitbart, 12 Sept. 2019: “Sementara orang-orang muda di Hongkong berdemonstrasi menuntut kebebasan dan demokrasi, Partai Komunis Cina (CPC) melancarkan kampanye brutal opresi dan tirani terhadap anak-anak muda di Cina, melarang orang-orang muda terlibat dalam semua dan segala praktek dan tempat-tempat agamawi. … Partai Komunis Cina yang penuh kuasa tersebut telah mengumumkan bahwa tempat-tempat agamawi, gereja-gereja, praktek-praktek agama, pendidikan agama, dan tempat-tempat penyembahan, adalah tempat terlarang bagi semua anak-anak di bawah usia 18 tahun. Hak kebebasan beragama dihilangkan dari pemuda-pemudi Cina – suatu hak yang dijamin dalam undang-undang dasar Cina dan yang adalah hak asasi yang dilindungi dalam Artikel 2, 14, dan 30 di Konvensi PBB tentang Hak Anak, yang ditandatangani dan disetujui oleh Republik Rakyat Cina (RRC) pada tahun 1992. Ternyata begitu caranya Cina menghargai kewajiban kesepakatan internasional yang mereka setujui! … Menurut Departemen Negara AS, ‘Peraturan-peraturan tentang agama yang telah diperbaharui tersebut mulai diimplementasi pada bulan Februari (2018), dan kebijakan yang diambil oleh asosiasi-asosiasi agama yang disetujui oleh negara, melarang anak-anak di bawah 18 tahun berpartisipasi dalam aktivitas dan pendidikan agama.’ … Kelompok-kelompok pengawas kebebasan agama dan hak asasi manusia seperti Save the Persecuted Christians, Bitter Winter, Open Doors, dan China Aid, sedang memonitor dan melaporkan tentang tindakan keras Xi yang dia lancarkan atas seluruh negeri, melarang anak-anak ikut serta dan berpartisipasi dalam kebaktian dan ibadah agama apapun. … Zona-zona terlarang bagi anak-anak Cina meliputi semua fase kehidupan anak tersebut, mulai dari sekolah hingga camping musim panas, hingga di rumah. … Sambil anak-anak sekolah tingkat SD dan SMP di Cina istirahat untuk libur musim panas antara bulan Juni dan Agustus, Partai Komunis tidak menyia-nyiakan waktu untuk mengukuhkan aturan tidak boleh ada agama tersebut. Pejabat-pejabat Partai Komunis Cina mengirimkan surat kepada para orang tua, mengingatkan mereka untuk melarang anak-anak mereka pergi ke tempat-tempat agamawi untuk kelas Alkitab atau pembelajaran agama lainnya. Pelaksanaan aturan ini semakin lama semakin agresif, sehingga camp-camp musim panas yang disponsori oleh organisasi agama diperiksa dan ditutup oleh polisi. … Kampanye indoktrinasi ini juga memakai guru-guru sekolah untuk menasihati murid-murid mereka yang masih mudah dipengaruhi bahwa sebagai warga-warga Cina yang baik, mereka sebaiknya tidak percaya pada Tuhan. Pada bulan Juni yang lalu ini, anggota Kongres AS, Chris Smith (R-NJ) bersaksi dalam sebuah rapat kerja Kongres tentang kebebasan beragama, dan memperingatkan bahwa ‘dalam program Sini-sikasi [Editor: maksudnya proses menjadi semakin Cina], semua agama dan orang beriman harus menyetujui dan secara agresif ideologi komunis – kalau tidak..’ Smith mengakui bahwa ‘situasinya tidak pernah seburuk sekarang ini.’ Smith juga memberi peringatan hati-hati bahwa pemerintah Cina telah memaksakan kamera-kamera yang bisa mengenali wajah, merestriksi ekspresi beragama di dunia online, dan melarang orang-orang di bawah 18 tahun dari berpartisipasi dalam kegiatan agama … Plus, pemerintah Cina sedang menulis ulang Alkitab. …. Komisioner Tinggi dari Hak Asasi Manusia PBB, tidak bergerak untuk menerapkan Konvensi PBB tentang Hak-Hak Anak. Ada keheningan dari kelompok-kelompok pemerintah internasional tentang kampanye pembunuhan spiritual yang berbahaya ini.”

This entry was posted in Penganiayaan / Persecution. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *