Paus Baru Dicintai Para Injili

(Berita Mingguan GITS 23Maret2013, sumber: www.wayoflife.org)

Sepertinya Paus yang baru akan bersikap informal, mirip dengan Yohanes Paulus II. Setelah pemilihannya, ia menerima penghormatan dari teman-teman uskupnya sambil berdiri, bukan sambil duduk di takhta kepausan. Ia juga berkendaraan di minibus yang sama yang ia pakai untuk datang, bersama dengan para kardinal lainnya, bukan dengan mobil kepausan yang telah disediakan baginya. Ia berhenti di hotel tempat ia menginap dan membayar bonnya dan membawa kopernya sendiri (“New Pope Francis Visits St. Mary Major,” Vatican Information Service, 14 Maret 2013). Sepertinya ia juga memiliki rasa humor, karena ia menyapa para kardinal pada saat makan malam dengan kata-kata “Kiranya Allah mengampuni kalian [atas apa yang telah kalian lakukan].”

Paus Franciscus berkomitmen terhadap aktivisme keadilan sosial, dan mengritik “tidak adilnya distribusi barang-barang,” dan berbicara mengenai dosa sosial lebih daripada dosa pribadi. Semua hal ini akan sangat membantu gerakan ekumene, terutama di kalangan Protestan, Injili, dan emergent yang sedang membangun kerajaan masing-masing. Rick Warren telah menerima sang Paus dengan hangat, sebagaimana dilaporkan oleh Christian News Network, 13 Maret 2013: “Setelah Bergoglio ditunjuk sebagai penerus hari ini, Warren menulis di Twitter kepada lebih dari 900.000 pengikutnya, ‘Selamat datang Paus Franciscus, Kardinal Jorge Mario Bergoglio. Anda kami doakan.’ Ia memasukkan juga hashtag ‘habemus papum,’ yang berarti ‘kita memiliki seorang paus!’”Luis Palau memuji paus baru tersebut, dengan mengatakan bahwa “ia mengenal Yesus Kristus” dan “sangat rohani” dan “berpusat pada Alkitab” dan “berpusat pada Injil” (“Why It Matters that Pope Francis Drinks Mate with Evangelicals,” Christianity Today, 14 maret 2013). Tentu saja ini semua sangatlah konyol. Leith Anderson, presiden dari National Association of Evangelicals, mengatakan bahwa paus baru “dapat membawa kita kembali kepada perhatian yang alkitabiah dan Kristiani terhadap orang-orang miskin” (“Why Pope Francis Excites (Most) Evangelical Leaders,” Christianity Today, 14 Maret 2013).

Fakta bahwa seorang pemimpin Injili besar mengatakan bahwa paus Roma Katolik dapat membawa dia kembali kepada Alkitab dalam pengertian apapun, memperlihatkan betapa sesatnya kondisi kekristenan, dan betapa jauhnya kita telah bergerak menuju suatu “gereja” esa-sedunia. Ben Stiller, dari World Evangelical Alliance, mengatakan bahwa “dalam 500 tahun, belum pernah dua sisi ini [Injili dan Katolik] lebih dekat satu sama lain seperti sekarang” (“A Pope for All Christians,” Christian Today, 13 Maret 2013). Gary Bauer, presiden dari American Values, mendorong para Injili untuk bersukacita akan pemilihan Paus baru, dan percaya bahwa paus baru ini akan melanjutkan program yang dimulai oleh Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI mengenai “suatu era Injili bagi Gereja Katolik” (“Why Evangelicals Should Care about the New Pope” USA Todayi, 17 Maret 2013). Orang-orang yang populer dan berpengaruh ini adalah orang-orang buta yang menuntut orang-orang buta lainnya.

This entry was posted in Katolik, New Evangelical (Injili). Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *