Alkitab Waldensis

(Berita Mingguan GITS 19 Desember 2015, sumber: www.wayoflife.org)

Kaum Waldensis tinggal di Italia utara dan juga Perancis, dan memiliki jemaat-jemaat di bagian-bagian Eropa lainnya melalui pekerjaan misi mereka. Nama “Waldensis” mencakup berbagai variasi doktrin dan praktek, tetapi kebanyakan Waldensis memegang Alkitab sebagai satu-satunya otoritas bagi iman dan praktek mereka, dan menolak kesalahan-kesalahan Roma. Banyak, jika bukan hampir semua mereka, memiliki sifat mirip Baptis (sebelum masa Reformasi). Oleh karena itu, mereka dianiaya dengan keras dan menakutkan selama ratusan tahun. Mereka percaya Alkitab, menghafal Alkitab, dan mengajar Alkitab. Salah satu sekolah Alkitab mereka ada di Piedmont di Italia utara. Di Museum Waldensis di Valdes, North Carolina, ada dibuat sebuah model Sekolah Alkitab tersebut, berupa bangunan batu dengan banyak kamar. Tempat itu ditinggali oleh sekelompok Waldensis pada tahun 1893. Alkitab mereka yang paling tua adalah dalam bahasa Romaunt, bahasa yang umum di Eropa selatan pada abad 8 hingga 14. Ini adalah bahasa yang dipakai oleh para penyair, bangsawan, kesatria, dan orang-orang terpelajar.Hanya tujuh dari Perjanjian Baru dalam bahasa Romaunt milik kaum Waldensis yang bertahan hingga hari ini, lolos dari pembakaran Roma, dan saya telah meneliti dua dari antaranya, satu di Cambridge University, dan satu di Trinity College, Dublin. Alkitab ini didasarkan pada teks Latin, sehingga mengandung “Johannine Comma” yang mengajarkan Tritunggal di 1 Yohanes 5:7, tetapi mereka tidak mengandung kata “Allah” di 1 Timotius 3:16, yang terpelihara dalam teks Yunani tetapi tidak dalam Latin. Selama berabad-abad, Roma melarang Alkitab diterjemahkan dan dibaca dalam bahasa umum. Sampai dengan abad 19, para Paus masih terus mengucapkan kutuk bagi para organisasi penerjemahan Alkitab karena “dosa” menyebarkan Alkitab di antara umat, walaupun Alkitab-Alkitab ini kebanyakan “tanpa catatan atau komentari.” Roma mengutuki Waldo Romaunt, kaum Olivetan Perancis, dan Diodati Italia. Tetapi, pada tahun 1970, kaum Waldensis bergandeng tangan dengan Gereja Roma Katolik untuk menghasilkan “Alkitab antar iman” yang didasarkan pada teks Mesir yang korup yang berasal dari kesesatan kuno. Adalah Alkitab antar iman yang korup ini yang dicium oleh Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Waldensis pada Juni 2015.

This entry was posted in Alkitab, Katolik, Penganiayaan / Persecution. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *